Draf [Seulgi X BTS] Story [ONE]

Dream of Dreaming [SeulJin] 05.

Cast : SeulJin
Rate : M (Maybe)
Many part : Six

happy reading kesayangan

Seulgi sejak tadi menunduk di hadapan wanita paruh baya yang tidak hentinya bertanya tentang dirinya.

"Ya Tuhan .... Apa anakku berkencan dengan wanita bisu??" Ibu Seok-Jin pun tidak dapat menyembunyikan kekesalannya.

"Aku bertanya padamu. Apa susah nya dijawab"

Seulgi perlahan mengangkat wajahnya. Tatapannya bertemu dengan ibu Seok-Jin.

"Siapa kau sebenarnya??"

"Seulgi.. aku Kang Seulgi"

"Lalu apa yang kau lakukan di apartemen anakku?? Kau kekasihnya?"

"Kekasih??" Seulgi balik bertanya. Setelah dua Minggu tinggal bersama, seok-Jin tidak pernah mengatakan jika seulgi adalah kekasihnya.

Seok-Jin hanya mengatakan jika dia mencintai seulgi dan tidak ingin seulgi pergi.

"Iya.. kau berkencan dengan anakku kan??"

Seulgi menggeleng tak tahu.

"Aku tidak tahu kenapa aku begitu ingin kau menyudahi hubungan apapun yang sedang kau dan anakku lakukan. Aku tahu kau hanya mengincar uang anakku kan?"

"Tapi. Oppa tidak ingin aku pergi darinya"

"Astaga.... Bagaimana bisa anakku bilang begitu??" Ucap ibu Seok-Jin tampak tak percaya dengan ucapan seulgi.

"Jangan mengada-ada. Karena aku hanya akan merestui anakku dengan keluarga yang sama dengan kami"

"IBU...." Suara itu muncul dan membuat dua wanita berbeda generasi itu menatap kearah suara.

Dengan buru-buru Seok-Jin menghampiri seulgi.

"Ibu tidak mengatakan apapunkan??" Tanya Seok-Jin. Dia lalu menatap seulgi dan memegangi kedua bahu gadis itu.

"Seulgi... Kau tidak apa?"

Gadis itu menggeleng.

"Sekarang masuk kedalam kamar. Aku ingin bicara pada ibu"

Seulgi menurut, dia lalu melangkah masuk kedalam kamar dan menutup rapat pintu kamar itu.

"Kau membuatnya takut ibu"

"Siapa dia??"

"Kekasihku"

"Apa??? Bagaimana kau punya kekasih tapi ibu tidak tahu?"

"Sejak kapan ayah dan ibu ingin tahu tentang hubungan percintaan ku?? Yang aku tahu ayah dan ibu hanya tertarik dengan perusahaan saja"

"Jaga bicara mu Seok-Jin"

"Dia kekasihku. Masih belum jelas juga"

"Tidak... Ibu tidak ingin dia menjadi kekasihmu"

Seok-Jin terkekeh. "kenapa?? Ibu tidak berhak mengatur hidupku. Ku mohon. Hentikan semua yang ibu lakukan. Ibu pasti ingin menjodohkan ku dengan anak teman ibu kan?? Cukup Bu. Aku tidak suka. Bahkan urusan pribadiku ibu juga yang atur?? Oh.. ayolah...."

"Kau anak ibu Seok-Jin"

"Tentu .. lalu? Ibu. Yang nanti menjalani itu aku. Aku berhak memilih seseorang yang ku anggap pantas menjadi pendampingku"

"Entah apa yang sudah wanita itu berikan. Kau terlihat sangat mencintai sampai terlihat seperti orang bodoh"

"Cukup ibu. Bagaimanapun dia kekasihku. Jangan bicara hal buruk tentangnya. Aku mencintainya. Tolong untuk kali ini ibu mengerti. Bukan kah aku anakmu?? Seharusnya kau tahu apa yang membuat anak mu bahagia"

Ibu Seok-Jin diam. Dia baru saja mendapatkan pernyataan yang sangat jujur. Sedikit membuatnya sadar jika selama ini dia terlalu ikut campur dengan urusan anaknya.

"Ibu... Aku mencintainya. Dan aku akan menikahinya"

Ibu Seok-Jin menatap sorot mata anaknya. Tidak ada keraguan atau kebohongan disana.

🎇

Seok-Jin tersenyum saat mendapati seulgi di kamarnya.

Setelah ibunya pamit. Seok-Jin menyusul seulgi kekamar.

Pria itu memeluk tubuh seulgi yang membelakanginya.

"Sudah aku bilang pada ibu jika aku mencintaimu. Dan kita akan menikah"

Seulgi berbalik. Hingga kini mereka berhadapan.

"Menikah??"

Seok-Jin mengangguk. "aku hanya ingin menikah dengan wanita yang aku cintai juga yang mencintaiku"

Seulgi mengalihkan pandangannya. "kau tahu bahkan ini tidak benar" lirihnya.

"Maksudmu"

"Oppa.. jangan terus menyangkal kebenaran"

"Seulgi...."

"Kau bahkan tahu aku ini apa"

"Diam. Aku tidak mau kau melanjutkannya"

"Sadar bahwa aku bukan hal yang pantas mendapatkan semua ini. Entah sejak kapan aku bisa merasakan hal yang kau rasakan"

"Hentikan. Cukup. Jangan membahas diluar aku mencintaimu dan kau mencintaiku. Ku rasa itu sudah lebih dari cukup" sanggah Seok-Jin.

Seulgi berjinjit. Hingga dia dapat meraih dan memeluk pria dihadapannya. Sangat erat seolah besok tidak akan seperti ini.

"Kita berbeda. Bahkan kita tahu itu. Jangan coba untuk menampiknya karena jika tidak seperti itu kita tidak akan bertemu. Aku bukan hal yang pantas mendapatkan semua darimu. Kau harus mengerti itu"

See you last part

50 star + 10 comen. Up. Last part
639-190210