10. °Kebenaran°

6.5K 765 39
                                    

*بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم*

⚠Ambil baiknya, buang buruknya⚠

⚠Jangan ngejudge suatu cerita sebelum kamu mebacanya sampai tamat⚠

📖Selamat Membaca📖

🍁🍁🍁

"Ran, mata kamu sembab banget, kamu habis nangis? Kenapa? Ada masalah apa, Ran? Kamu bisa cerita sama aku," tanya Raka beruntun, ia terus mengikuti Rania sejak perempuan itu turun dari mobil yang mengantarnya. Rania yang merasa risih, tidak menghiraukan sama sekali perkataan Raka, semakin hari, sikap Raka semakin membuatnya rasah, bahkan Rania tidak suka jika terus-terusan bertemu dengan Raka. Menurutnya, sekarang Raka bukanlah laki-laki yang pantas untuk dia banggakan lagi, semua ucapan manis yang keluar dari mulutnya, hanya fiksi semata.

"Ran, tunggu!" karena terus diabaikan, Raka menarik tangan Rania dengan telak, memaksa tubuh gadis itu untuk terhenti di tempatnya.

Rania mendesis pelan, Semalaman ia sudah lelah menangis, lalu sekarang harus bertemu lagi dengan Raka. Sumpah, ini adalah hal yang paling menjengkelkan.

"Apa?"

"Kamu kenapa nggak jawab semua pertanyaan, aku? Kalau kamu ada masalah, cerita sama aku. Aku ini pacar kamu, Rania." Raka berucap penuh penekanan. Mendengar pernyataan Raka, sontak Rania membulatkan kedua bola matanya. Pacar?

"Raka, aku mohon. Jauhin aku, kita itu udah putus, berhenti ngaku-ngaku kalau kamu itu pacar aku!" protes Rania tak terbantahkan. Jika dulu Rania merasa bahagia saat dikejar-kekar Raka, tapi tidak dengan sekarang. Semuanya benar-benar sudah berubah semenjak kejadian itu.

Dulu, jika Raka tidak mengabarkannya lewat pesan pribadi, pasti ia sudah galau akut, jika Raka tidak muncul seharian saja, Rania sudah sedih dan terus memikirkan laki-laki itu. Setiap pagi, Rania selalu menunggu Raka menjemputnya, duduk di atas motor sambil berboncengan mesra. Tapi, tidak dengan sekarang.

"Ran, aku tau aku salah. Aku janji aku bakal berubah jadi laki-laki baik, aku nggak bisa kalau kamu jauhin kayak gini, aku sedih, Rania. Kamu boleh tanya sama mama aku, selera makan aku ikut ilang, aku jadi nggak semangat lagi belajar," kata Raka hiperbolis. Ia akan melakukan cara apa pun agar Rania mau kembali padanya.

Rania menggelengkan kepalanya tidak percaya, omongan Raka terlalu Bulshit! Rania menjadi semakin dibuat geli.

"Udah, Raka. Nggak usah terlalu berlebihan. Lagipula sebentar lagi kita mau kuliah, pasti kamu bakal dapat perempuan yang jauh lebih cantik dan baik dari pada aku." Rania menarik tangannya dari Raka, kemudian melangkah pergi begitu saja. Raka hanya bisa menjangkau kepergian Rania dengan tatapan tak terbaca.

Sesulit itukah menaklukan hati, Rania? Padahal dulu ia begitu gampang untuk menjadikan Rania sebagai pacarnya.

"Kamu berubah, Ran!" hanya itu yang bisa Raka katakan. Ternyata tidak
semudah yang ia pikirkan untuk mendapatkan Rania kembali. Raka pikir, Rania tidak serius dengan ucapannya, ia pikir mantan kekasihnya itu hanya marah sesaat. Mantan? Ya Tuhan ...., rasanya Raka tidak sanggup menerima kenyataan bahwa Rania sudah menjadi mantannya.

"Kamu tenang aja, Rania. Aku bakal buktiin sama kamu, kalau kita pasti balikan lagi. Aku akan lakuin apa pun supaya kamu mau nerima aku lagi."

🍁🍁🍁

"Bi, kamu mau kan nemanin aku ke pub lagi?" tanya Rania ragu. Kondisi kantin yang cukup ramai, sempat membuat Rania waswas saat bicara, takut jika ada yang mendengar dan beranggapan yang tidak-tidak.

Air Mata SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang