*بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم*⚠Ambil baiknya, buang buruknya⚠
⚠Jangan ngejudge suatu cerita sebelum kamu mebacanya sampai tamat⚠
📖Selamat Membaca📖
🍁🍁🍁
Senna terusik, dia membuka kedua matanya yang dirasa berat. Namun ia paksakan untuk lekas bangun. Setelah pandangannya lumayan jelas, Senna edarkan pandangan ke segala penjuru kamar. Sepi. Sunyi.
Benaknya mulai bertanya-tanya, mengapa dia ada di sini?
Ingatan Senna kembali ke fragmen kemarin.
Senna ingat, kemarin dia diajak Radit pergi ke hotel. Ya, pasti ia sekarang sedang berada di kamar hotel.
Senna bergegas turun dari ranjang. Tangannya terulur mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Dia mulai menghubungi Radit. Senna kecewa, Radit malah meninggalkannya sendiri di sini bahkan tanpa pamit.
Di luar dugaan, ternyata ponsel Radit tidak aktif.
Senna mendecak. Ini aneh, tidak biasanya Radit mematikan ponselnya. Biasanya dia selalu ada ketika Senna menghubungi.
Tak ingin berlama-lama di sini, Senna memutuskam untuk keluar, dia ingin mencari Radit.
Tapi, saat baru melangkah, dia merasakan nyeri di bagian kemaluannya.
Merasa ada yang tidak beres, Senna memutuskan untuk ke toilet dulu. Haidnya pasti datang, sebab ia merasakan vaginanya basah.
🍁🍁🍁
Seperti biasa, tempat pertama yang Senna kunjungi untuk mencari Radit adalah pub. Senna yakin Radit pasti ada di sana.
Senna yang sudah mengganti pakaian di rumah mulai memasuki pub yang lumayan ramai.
Benar saja, matanya langsung menangkap sosok Radit yang sedang duduk santai di atas sofa. Ketika Senna akan melangkah mendekat, seorang perempuan sudah lebih dulu duduk di sebelah Radit, dan perempuan itu mulai merayu. Yang lebih parah, Radit malah membalas rayuan wanita yang berusaha mendekatinya itu. Lelaki itu tersenyum ramah dengan gerakan mata lihai khas playboy. Senna menyipitkan mata, bagaimana mungkin Radit seperti itu? Bukankah dia sudah berjanji untuk berhenti menggauli wanita-wanita seperti mereka? Dan akan memberikan cinta sepenuhnya pada Senna?
Ketika Radit akan menyentuh pipi gadis di sebelahnya, refleks Senna menghampiri mereka. Dia tidak akan tinggal diam.
"Radit!"
Aktivitas mesra Radit dan perempuan tadi terhenti. Otomatis keduanya mendongkak, Senna memasang wajah marah.
"Dia siapa?" tanya Senna pada Radit dengan nada keras.
"Bukan siapa-siapa," jawab Radit enteng seraya melepas rangkulannya pada gadis yang kini terlihat bingung.
"Minggir," ucap Senna kepada perempuan yang duduk di sebelah Radit. "Minggir!" ulangnya lagi.
Awalnya dia menolak, tapi Senna terus mendesaknya dengan bentakan-bentakan kasar. Mau tidak mau, wanita itu pun pergi dengan satu delikan mata pertanda kesal. Giliran Senna yang duduk di sebelah Radit, bersiap menginterogasinya.
"Kamu kok gitu, sih? Bukannya kamu udah janji buat nggak genit lagi sama mereka? Mana janji kamu?"
"Aku laki-laki normal, Sen. Wajar aku khilaf. Lagian dia yang ngedeketin aku duluan." Radit membela dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Surga
Spiritual🍁🍁🍁 "Ayo naik!" "Tapi sepedanya gimana, Kak?" "Nanti kakak balik lagi dan bawa sepeda kamu." Rania pun naik ke punggung Radit. "Makasih, Kak." Radit tidak menjawab, Rania mengeratkan pelukannya. Rania tidak mengerti mengapa kakaknya bisa ada di t...