"Secretly smile, secretly cry As I hide my sight."
***
[Author]
Senin sudah menjemput Jimin. Ia segera bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia bangkit dari ranjangnya. Sepertinya bukan ranjang, melainkan koran. Jimin tidur di luar. Selama Sabtu dan Minggu ia dipukuli terus menerus oleh Sunmi.
Tetapi Jimin harus kuat demi keluarganya. Jimin pun mengetuk pintu Sunmi. Ia ingin masuk untuk mandi dan bersiap-siap. Untungnya barangnya sudah diantar. Lebih tepatnya diantar oleh Seokjin. Walaupun Seokjin kecewa kepadanya, tetap saja Seokjin merindukannya.
Sunmi pun membuka pintunya. "Apa?" Tanyanya sinis. "Aku ingin mandi. Aku harus ke sekolah." Sunmi hanya menatap Jimin tak suka, ia pun menutup pintunya kasar. "Noona jebal. Aku harus sekolah.."
"AKU TAK PEDULI! KAU HARUS MENURUTI PERKATAANKU!" Jimin hanya bisa menghela nafasnya. Ia pun terduduk dan memeluk lutunya.
"Dingin.."
HOME
"Hoseok-ah mianhae kemarin tidak datang. Ada urusan penting. Eoh ? Hoseok? Hoseok!" Seokjin baru saja sampai di rumah sakit. Ia mencari keberadaan Hoseok namun tidak ketemu. Ia pun mencari di setiap sisi. Yang belum ia cek adalah kamar mandi. Ia membuka pintu kamar mandi tersebut."Ho- GYAA!!!! UISSA ! ANDWAE !" Seokjin terkejut bukan main. Ia terjatuh kemudian menutup mulutnya. "H-Hoseok.. HOSEOK! UISSA !" Seokjin menggoyang-goyangkan tubuh Hoseok agar ia bangun. Namun Hoseok tak kunjung bangun. Seokjin hanya bisa menangis dan memanggil uissa untuk menyelamatkan dongsaeng-nya.
Tak lama uissa dan suster-susternya datang. Mereka membawa Hoseok ke ranjangnya dan menyuruh Seokjin untuk keluar. Seokjin hanya bisa mematuhi apa perkataan uissa. Seokjin pun terduduk di luar dan menangis. Ia mengambil ponselnya kemudian menelepon Namjoon.
"N-Namjoon.. Hoseok.."
.
.
.Setengah jam lamanya, uissa pun keluar. Seokjin dan Namjoon bergegas menghampiri uissa tersebut. "B-Bagaimana?" Tanya Namjoon khawatir. "Pasien mengalami overdosis. Ia meminum obat berdosis tinggi dan menelannya sangat banyak. Sepertinya pasiem terlalu tertekan sehingga melaukan itu semua."
"Pasien harus dirawat di ICU. Kondisinya juga kritis sekarang. Kami permisi terlebih dahulu. Kami akan memindahkannya." Seokjin pun terisak keras. Namjoon hanya berusaha menenangkan Seokjin yang terisak. "Hyung tenanglah. Ia akan baik-baik saja. Percaya padaku."
Seokjin terus terisak di pelukan Namjoon. Ia berpikir mengapa Hoseok harus melakukan ini semua? Ia memang sangat bodoh bukan. Dan ia juga tidak mendapat kabar Taehyung, Yoongi dan Jimin. Seokjin terus menangis. Mengeluarkan semua bebannya. Padahal keluarganya masih normal. Masih bahagia.
Tapi sekarang pelajaran mereka adalah kesedihan. Tak pernah diajari bahagia. Tak mengenal bahagia. Seokjin hanya berharap bahwa semua ini adalah mimpi. Ia sangat takut kalau ia kehilangan keluarganya. Semua keluarganya.
HOME
"HEY BANGUN!" Suara bentakkan dari polisi menbuat Taehyung terbangun. Ia pun menatap sang polisi dengan tatapan sinis. "Masih mau melukai orang lagi!?" Taehyung hanya tersenyum licik. Ia pun melangkah ke depan. "Kalau kau mau, aku akan melukaimu sekarang juga." Jawab Taehyung.Taehyung pun kembali lagi ke posisi tadi yang ia tiduri dan menutup kupingnya. Dibalik senyuman licik dan tingkah jahat Taehyung tadi, ia rapuh. Ia sangat rapuh di dalam. Ia hanya ingin pulang. Bukan di jeruji besi yang ia tempati sekarang. Air mata menetes dari mata miliknya. Ia sangat rindu rumah.
Taehyung pun bangkit kemudian menendang dinding di depannya. "Hey! Kau ini kenapa!? Tak terima kau ini salah!? Kau ini membuat orang kritis di rumah sakit! Apa kau tak punya akal!?" Taehyung terus menendang-nendang dinding di depannya.
"KAU BERHENTI!"
Polisi tersebut membuka penjaranya dan menarik Taehyung paksa. "Ikut saya!" Taehyung hanya diam. Tidak memberontak. Mungkin memang sudah takdirnya seperti ini.
HOME[Jimin]
"Noona-ya aku berangkat."
"Sudah mandi?" Aku membalasnya dengan anggukan. Aneh sekali, ia langsung membuka pintunya untukku lalu menyuruhku mandi. Aku pun mengambil tas ranselku dan bersiap-siap untuk berangkat. Aku pun bersalaman dengannya tetapi ia menolak.
Ya sudah aku lebih baik berangkat saja. Untungnya masuknya jam 8 Dan sekarang masih jam setengah 7 kurang. Aku pun memakai sepatuku terlebih dahulu. Kemudian siap untuk berangkat.
CKLEK
"Lebih baik menutupi mukaku saja. Daripada ketahuan habis dipukul." Aku pun menutupi mukaku dengan jaket hoodie yang ku pakai ini.
"Jimin-ah !"
Ada suara yang memanggilku. Aku langsung menoleh ke belakang. "Hyung ? Hyung kenapa? Ada apa hyung ?" Ternyata dia adalah Namjoon-hyung. Perasaanku mendadak tidak enak.
"Kau harus ikut akus sekarang!"
"Tidak bisa hyung, aku harus ke sekolah."
"Kita ke rumah sakit sekarang! Penting Jim!"
"A-Ada apa hyung ? Semuanya baik-baik saja kan!?"
"Ini tentang Hoseok !"
.
.
.drap drap drap
Aku terus berlari mengikuti Namjoon-hyung. Namjoon-hyung membuka knop pintu dan melihat seseorang yang sedang terbaring lemah dengan berbagai macam alat yang menempel di tubuhnya.
"H-Hyung.. H-Hoseok-hyung kenapa? Kemarin ia bangun hyung ! Kemarin ia masih berbicara dan bangun! Kenapa sekarang ia tertidur lagi!?"
"J-Jimin? Sedang apa kau? Kau sudah punya ibu baru bukan? Kau lebih memilih dengannya dibanding dengan hyung-mu yang tidak berdaya disini!"
"Aku melakukan itu demi kalian! Aku tak ingin ia melukai kalian!"
"Tapi buka perasaanmu Jim! Ini hyung-mu! Kau tak kasihan dengannya? Kau dan Taehyung memang sama saja! Dan jangan bilang kau tak tau apa yang terjadi dengannya?"
"K-Kenapa?"
"Ia masuk penjara!"
1 detik..
2 detik..
3 detik..Hyung. Apakah kau tak tau semua apa yang kurasakan? Aku ingin dipeluk hyung lagi. Tubuhku sudah berwarna semua untuk melindungi kalian.
TBC
Salah paham semua :)
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME | BTS ✔
Fanfiction[ 방탄소년단 ] Hancurnya keluarga karena keegoisan masing-masing dan tanpa mereka tau kalau mereka sedang dalam bahaya karena sebuah masa lalu yang sedikit kelam.