12. Lights

2.1K 168 20
                                    

HOME

[author]

Setelah beberapa bulan di Rumah Sakit untuk kesembuhan ketiga orang ini, akhirnya mereka boleh dipulangkan dari tempat tersebut. Seokjin senang mendengarnya, ia juga senang karena melihat semua adiknya sembuh. Tidak untuk Jimin. Ia masih lumpuh.

"Kalian tunggu di lobby sebentar nde ? Hyung ingin berbicara dengan Jimin. Hoseok-ah, jaga Jungkook sebentar." Pinta Seokjin kemudian dibalas dengan anggukannya. Hoseok langsung mengajak Jungkook ke lobby sementara Seokjin menepi di pinggir lorong tempat ini untul berbicara dengan Jimin.

"Jimin-ah.."

"Waeyo ? Gwaenchanayo, hyung ?"

Seokjin mengangguk. Ia merendahkan dirinya agar setara dengan Jimin. Dengan cara ini, Jimin dapat mudah melihat Seokjin dan ia tidak perlu mendongak.

"Maafkan hyung Jimin. Dulu hyung–"

"Aniya.. Jangan seperti itu. Aku tau hyung sedang marah besar karena semua kekacauan yang terjadi. Gwaenchana hyung. Hyung jangan khawa– eoh ? Hyung ! Uljima !"

Seokjin mulai meneteskan air matanya. Ia merasa lelah dengan semua ini. Dulu, ia selalu menyiapkan raga dan batinnya untuk kuat di hadapan semua masalah yang ia alami tapi runtuh sudah semua pertahanannya. Ia mungkin hanya butuh seseorang saat ini. Seokjin butuh teman. Ia tidak bisa menahannya sendiri.

"Hyung uljima.." Lirih Jimin tapi Seokjin tetap tak mendengarnya. Semuanya sudah kacau. Ia membenci adiknya sendiri dulu dan sekarang ia tidak bisa menjaga keutuhan rumahnya.

"Jin-hyung uljima.."

"Hiks.. hiks.. hiks.."

"Hyung lelah, hm? Jimin juga lelah hyung. Jika hyung ingin sesuatu, kita bisa melakukannya bersama. Kita berempat hyung. Ada Hoseok-hyung, Jungkookie dan Jimin. Biarkan kita membantu hyung nde ? Buat apa kita bersaudara kalau kita terus melakukannya sendiri?"

Kini tangisan Seokjin mereda. Jimin selalu baik kepada siapapun. Seokjin sangat menyayangi dongsaeng yang satu ini. Bodoh sekali dulu ia sempat tidak mempedulikan anak ini. Omong-omong, ucapan Jimin benar. Biarkan dongsaeng-nya membantunya menahan semua masalah keluarga mereka.

Seokjin menghapus air matanya kemudian tersenyum. Ia memeluk Jimin. "Gomawo Jimin-ah. Maafkan hyung nde. Mari kita cari tau tentang Tae." Jimin mengangguk.

"Kajja."


HOME


"Aah, Seokjin-ah~"

"Sedang apa kau di sini?"

"Jangan dingin begitu. Mana adikmu? Terutama Jimin–"

"Jangan pernah sebut nama adikku! Jangan berurusan dengan mereka! Ini semua karena kau! Keluargaku hancur karena kau!"

Sunmi tertawa jahat. Ia mendekati Seokjin kemudian membisiki telinganya sesuatu.

"Kau tidak akan pernah menjaga mereka. Mereka semua lebih bahagia bersamaku. Atau mungkin, salah satu dari mereka sudah bahagia denganku? Cerna baik-baik Seokjin-ah."

Seokjin terdiam. Ia menatap Sunmi yang melambaikan tangannya ke arahnya. Seokjin termenung di sana. Berusaha mencerna perkataan Sunmi. Apa maksudnya? Lebih bahagia?

"Hyung ! Jajannya sudah hyung, mari pu–"

"Kalian.. kalau kalian diajak oleh seseorang, tolak. Tolak dan pergi melarikan diri."

Ketiganya terdiam kemudian hanya mengangguk. Seokjin tersenyum kemudian menyuruh mereka untuk bergegas pulang. Sementara, ada rasa gelisah di hati seseorang.

' Apa yang terjadi dengan Jin-hyung ? Aku harap semuanya baik-baik saja. '

BRUKK

"Andwae !"

BRAKK















"Jimin-hyung !"

"JIMIN! Gwaenchana !? Yak ! Sedang apa kau!? Gunakan matamu saat berlari! Jika sesuatu terjadi kepadanya, tak–"

"M–Mianhae.."

Suara berat itu. Mereka mengenalinya.. Jimin bangkit perlahan. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang terluka karena bergesekan dengan aspal. Jimin mendekati orang itu kemudian menyingkirkan poni panjang yang menutupi matanya.

"T–Taehyung-ah !"

Pria itu mengangkat wajahnya. Sungguh, ia adalah Kim Taehyung. Jimin langsung memeluknya erat dan menumpahkan semua air matanya di punggung Taehyung.

Seokjin, Hoseok dan Jungkook lantas terkejut. Mereka langsung mendekati Taehyung dan memeluknya.

"J–Jimin-ah.. Hyung.. Jungkook.. Eungh! Bogoshipoyo ! Hiks.. Jeongmal bogoshipoyo ! Mianhae !"

"Gwaenchana Taehyung-ah. Mari kita pulang dan menyeduh teh di rumah. Kajja. Gwaenchana."

"Hyung bantu aku!"

Hoseok terkekeh kecil kemudian membantu Jimin untuk duduk di kursi rodanya sementara Jungkook membantu mendirikan kursi roda Jimin.

Taehyung sedikit terkejut. Mengapa Jimin menggunakan kursi roda? Apa yang terjadi kepadanya?

Jimin sedikit mengerti dengan tingkah Taehyung dan menatapnya penasaran.

"Aku lumpuh Tae."

DEG

"M–Mwo ? B–Bagaimana bisa?"

"Oleh sebab itu. Kita pulang dulu, nde. Hyung akan memotong rambutmu. Lihat sudah panjang sekali Taehyung-ah."

Taehyung hanya tersenyum kecil kemudian bergegas menuju ke kediaman mereka.

Kembali rumah mereka.
































"Wah jinjja.. Ternyata ia sudah kembali. Aku jadi bingung mau pilih yang mana. Hm.. bagaimana kalah aku cari dulu yang telah hilang. That's a good idea, Sunmi."

HOME | BTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang