HOME
Di sini lah Yoongi berada, toko bunga. Ia membeli sebuket bunga kesukaan orang yang ia sayangi selama ini. Orang yang selalu melindunginya dan mempertahankan keluarganya dari ancaman yang besar.
Dan, orang yang mengajarinya arti rumah yang sebenarnya.
Setelah membeli buket bunga, ia menuju suatu tempat. Menuju dimana sosok yang ia sayangi berada. Ia berjalan dengan damai menuju tempat tersebut.
"Oh iya, Namjoon bagaimana ya?" Ucapnya.
"Hey, Yoongi!"
Sementara di tempat lain,
Namjoon tengah di taman. Menatap langit sore yang mau terbenam. Ah, ia hampir lupa, ia harus menjenguk adiknya di rumah sakit. Mengingat rumah sakit, ia jadi rindu hyung kesayangannya.
Namjoon tersenyum kemudian bangkit. Ia segera menuju ke rumah sakit untuk menemui adiknya yang sedang di rawat di sana.
"Eh.. Hoseok? Ia sudah di rumah sakit kah?"
"Namjoon-ssi ? Kau di sini rupanya."
Dan tempat berpindah lagi,
Hoseok tengah berlatih dance di studio-nya. Tak lama, ia teringat akan sesuatu. Adiknya. Hoseok langsung mematikan speaker lagu dan mengambil jaketnya kemudian menuju rumah sakit. Ia bisa diomelin habis-habisan nanti kalau tidak menjaga adiknya.
"Astaga kenapa aku bisa lupa! Semoga Taehyung ada di sana!"
Hoseok langsung keluar dari studio dan ingin memanggil taxi.
"Butuh taxi, nak?"
"E–Eoh ?"
Taehyung sedang berada di lobby rumah sakit. Ia ingin menuju kamar Jimin. Menjenguknya tentunya. Saat Taehyung ingin menekan tombol lift.
Pip
"Maaf. Tapi aku duluan yang menekannya."
"Eh?"
Jungkook tengah tertidur pulas di sofa. Ia nampak sangat damai dan nyeyak saat tertidur.
Namun, seseorang datang sambil tersenyum jahil.
"Kau siap, hyung ?"
"Siap."
DORR
"ASTAGA!!! BALON!!! E–Eh? HYUNGIE !!!"
Dan.. Jimin.
Ia tengah termenung di bawa pohon sambil menatap langit. Malam sudah mau tiba dan matahari juga sudah mau tenggelam. Wajahnya masih murung seperti sebelumnya.
Jimin masih tidak percaya saja dengan apa yang terjadi bulan lalu. Jimin merasa kecewa terhadap dirinya sendiri.
Lihatlah, ia menyaksikan senja sendirian. Waktu kecil, ia selalu menyaksikan senja bersama saudara-saudaranya. Ia merindukan waktu itu.
"Permisi, ada ruang untuk berenam?"
Jimin terkejut. Ia menoleh kebelakang dan mendapati saudara-saudaranya. Ia tersenyum lebar kemudian menyuruh mereka untuk duduk.
Mereka semua tertawa lebar sambil menyaksikan senja turun.
Walaupun Jimin sempat kecewa dengan dirinya, ia masih sangat bersyukur karena Seokjin bisa melampaui semuanya.
"Terima kasih, hyung. Sudah mengajari apa arti rumah yang sebenarnya."
"Bukan harta,"
"Bukan alkohol,"
"Bukan obat-obatan,"
"Bukan kriminal,"
"Bukan melarikan diri,"
"Dan bukan kesendirian."
"Melainkan.. keluarga." Ucap keenamnya bersamaan. Seokjin tersenyum haru kemudian memeluk semua adik-adiknya.
Mereka melepas pelukan tersebut kemudjan menatap langit kembali.
' Eomma, appa.. aku berhasil. Membawa mereka semua pulang ke rumah. '
HOME
fin.
AAA, terima kasih buat yang udah baca HOME ini, big heart and love for u guys !!! ❤❤❤ makasih banyak yaa udah mau baca cerita yang sedikit tidak jelas, dan maaf kalau masih kurang memuaskan, aku masih author abal-abalan gais :( pokoknya aku terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada kalian!!! ululu, love u all !!! ❤❤❤
menjelang idul fitri, semangatin lagi puasanya ya! ❤SEE U GUYS ON ANOTHA PROJECT !¡!¡ :3
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME | BTS ✔
Fanfiction[ 방탄소년단 ] Hancurnya keluarga karena keegoisan masing-masing dan tanpa mereka tau kalau mereka sedang dalam bahaya karena sebuah masa lalu yang sedikit kelam.