10. Still into you

2.7K 210 5
                                    

HOME

[Author]

"Namjoon-ah !"

"Apa hyung ?"

"Sampai kapan kau mau bekerja!?"

Namjoon pun memutar bola matanya malas. "Apa kau tak tau!? Adik-adikmu! Se-"

brak

"HYUNG BISA DIAM TIDAK! Aku banyak tugas!" Seokjin pun menatap Namjoon tak percaya. Namjoon pun langsung meninggalkan Seokjin sendirian disana sambil membawa berkas-berkasnya. Air mata pun menetes dari mata Seokjin. "Eomma.. aku gagal menjaga mereka.." Seokjin pun terjatuh dan menangis sekencang yang ia bisa.

HOME

"Polisi, aku mau kau membebaskan dia." Ucap seorang yeoja dengan kacamata hitamnya dan gaun merah se-lutut. "Apakah and-"

"Saya ini orang penting di Korea! Cepat lepaskan dia! Kau tak percaya!? Ini kartuku! Aku anak presiden!"

"Jinjjayo !? Baiklah."

Polisi tersebut pun membuka jeruji besi itu dan melepaskan Taehyung dari sana. "Siapa kau?" Yeoja itu pun smirk. "Ikut aku saja." Ia pun menarik paksa Taehyung agar mengikutinya.

.
.
.
.
.

"K-Kau..? Orang yang mengambil Jimin!?"

"Jimin! Jimin! Jimin! Aku benci nama itu! Aku sudah melumpuhkan 3 orang dalam keluargamu!"

"Mengapa kau sangat membenci keluargaku!? Apa salah mereka kepadamu!?"

"HOSEOK ITU MEMBUNUH ANAKKU! DAN KAU TELAH MENODAINYA! AKU BENCI DIRIMU!"

Taehyung pun mengepal tangannya dan meninju dirinya.

BUGH

"H-Hah.. N-Noona.."

Sunmi pun menatap Taehyung geram. "M-Maafkan aku!" Taehyung pun langsung lari meninggalkan Sunmi sendirian disana.

HOME

"Kook." Jimin pun memegang pundak Jungkook yang sedang duduk di taman belakang rumah sakit sendirian. "H-Hyung ?" Keduanya pun menatap langit indah saat ini. "Merindukan eomma dan appa ?" Jungkook mengangguk. Jimin juga sama halnya.

"Kau tau? Aku tak mau kau memikirkan semua ini. Aku mau kau melupakan tentang Yoongi-hyung yang selalu mabuk, Hoseok-hyung yang mulai terjerat obat-obatan, Tae yang.. masuk penjara. Lupakan itu semua, Juggie. Itu mimpi burukmu. Hanya mim-"

"Tidak hyung. Ini nyata. Kita terlalu merepotkan Jin-hyung." Lirih Jungkook. Jungkook pun langsung bangkit. "Tidak lagi ada namanya keluarga di hidup kita, hyung." Ia pun meninggalkan Jimin sendirian disana. Jimin pun hanya bisa menghela nafasnya. Mungkin Jungkook benar. Tidak ada lagi. Keluarga. Ia kesepian sekarang.

HOME

"Hey! Beri lagi aku satu minum!" Pinta seseorang dengan poni yang hampir menutupi matanya itu. "Bisakah kau diam!? Apa tak cukup kau mabuk!? Urusi dirimu brengsek!" Bentak polisi tersebut sambil menendang jeruji itu dengan kasar.

"Sepertinya kita harus membawanya ke psikologi atau rehabilitasi." Ucap polisi lainnya. "Mungkin kau benar. Panggil pihaknya." Ia mengangguk. Yoongi pun hanya tertawa sendiri. "Hey bodoh, kau mau membawaku kemana? Memangnya kau berani membawaku hah?" Polisi pun menatap heras sesama lain dan menghela nafasnya.

HOME

"Hyung, kau bisa bermain gitar?"

"Tentu! Dulu aku bermain ini untuk menghilangkan stres." Jimin pun mencerna perkataan hyung-nya itu sepenuhnya. Ia pun langsung sedikit murung seketika. "Begini. Hyung bermain gitar lalu kalian berdua nyanyi, bagaimana?" Keduanya pun mengangguk. Hanya Jungkook yang semangat.

"Jimin? Kau kenapa?"

"Eh? Gwaenchana. Nan gwaenchana. Hyung lanjutkan saja." Seokjin pun mengangguk. Ia pun memetik gitarnya hingga menimbulkan suara yang indah. Jungkook dan Jimin tau lagu ini. Ini adalah lagu masa kecil mereka.

"Mangseorindaneun geol ara jinsimeul malhaedo.."

"Gyeolguk da hyungteodeullo doraonikka.."

Jungkook pun menyenggol lengan Jimin memberi tau bahwa selanjutnya ia yang menyanyi. Jimin yang peka terhadap keadaan pun langsung mengangguk.

"Himeul naeran ppeonhan mareun haji aneul geoya.."

"Nan nae yaegil deullyeojulge deullyeojulge.."

JrEng

"A-Ah.. mianhae ! Ini salah hyung ! Jeongmal mianhae.." Jungkook dan Jimin pun terkekeh. Salah memetik senar? Maklumkan saja, ia sudah lama tidak bermain gitar. "Mulai dari pre-chorus saja, hyung !" Pinta Jungkook. Seokjin pun mengangguk. Seokjin mulai mencari nada yang pas hingga akhirnya ia mendapatkannya. "Jungkook mulai!"

"Naega nain ge sileun nal yeongyeong sarajigo sipeun nal.."

"Muneul hana mandeulja neoui mam sogeda.."

Jimin pun melanjutkannya.

"Geu muneul yeolgo deureogamyeon i gosi gidaril geoya.."

"Mideodo gwaenchana neol wirohaejul Magic Shop.."

Jungkook pun memulai chorus-nya.

"Ttatteuthan cha han janeul masimyeo.."

"Jeo eunhasureul ollyeodabomyeo.."

Seokjin menoleh ke Jimin memberi signal untuk melanjutkan.

"Neon gwaenchaneul geoya oh yeogin Magic Shop..."

Seokjin pun bertepuk bangga kepada dongsaeng-nya ini. "Kerja bagus! Suara kalian indah!" Puji Seokjin. Keduanya pun tersipu malu. Tidak seperti Jungkook saat ini, Jimin hanya tersenyum kecil. Seperti sesuatu mengganggu pikirannya.

"Jimin. Beri tau hyung. Apakah ada sesuatu?" Jimin tetap menggeleng. "Juggie." Panggil Jimin. Jungkook pun menoleh. "Tolong belikan hyung es krim di kantin Rumah Sakit. Kau mau kan?" Jungkook pun mengangguk semangat. Seokjin memberikan uangnya lalu Jungkook segera pergi membeli.

Cklek

"Ada apa Jimin? Katakan."

"H-Hyung membenciku?"

"Apa maksudmu Jim? Kau kira hyung ini jahat?"

"Hyung pasti stres karena memikirkan kami. M-Mianhae hyung.. hiks.. Jeongmal mianhae.." Seokjin pun langsung menghapus air mata tersebut dan mengusap pipi tembamnya. "Kalian tidak pernah membuat hyung stres. Hyung sayang kalian." Jimin pun tambah menangis dan terus mengucapkan kata maaf.

"Sshh.. sudah Jimin-ah.. Hyung tidak sesakit dirimu. Kau.. pasti dipukul wanita jalang itu kan?" Jimin pun langsung terdiam. Pasti karena diperiksa oleh dokter tapi Seokjin baru memberi tau Jimin sekarang. "Pengorbananmu lebih besar, Jim. M-Maafkan hyung tidak bisa menjagamu.. hiks.."

Jimin pun memeluk Seokjin. Ia kembali menangis. Ya, keduanya menangis. "Hyung.. hiks.. maafkan aku.."

"Maafkan aku juga Jimin-ah.."

Cklek

"Jimin-hyung ? Jin-hyung ? Mengapa kalian menangis?"

To Be Continued 🐥

diriku lagi demen sama yg namanya magic shop :( so shut up :3

HOME | BTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang