8. Lullaby

2.6K 212 2
                                    

"Oh it’s a problem and growin’ more and more each day."

[Jungkook]

Semenjak mendengar kalau Jimin-hyung memilih tinggal bersama orang lain, Hoseok-hyung kritis, Taehyung-hyung di penjara, Yoongi-hyung hilang, semua berubah total. Jin-hyung depresi dan satu hal yang ku benci.

Namjoon-hyung tidak memikirkan itu semua. Ia hanya sibuk bekerja seperti kerjaan itu adalah obsesinya.

Hal itu membuatku membenci Namjoon-hyung. Rasanya aku ingin kabur dari semua ini. Aku ingin pergi dari kegelapan ini. Aku benci ini semua. Sekarang jam 7 malam. Tak ada orang di rumah.

"Haruskah aku melakukan ini?"


HOME


[Author]

BUGH

DUGH

"Kerja itu yang benar! Apa kau tak tau kalau ini masih kotor!?" Jimin yang sudah babak belur tetap melanjutkan pekerjaannya. Ia mengepel, menyapu dan lainnya agar rumah Sunmi bersih.

Jimin hanya bisa sabar dan tak bisa berbuat apa-apa. Di sekolah tadi, Jimin menjauh dari Jungkook. Jimin tak mempunyai teman lagi semenjak ketahuan kisah kelamnya keluarganya sekarang.

Ia juga tak berniat untuk menjauh dari Jungkook. Tapi dia harus agar semuanya tak menjauhi Jungkook. Dan sekarang ia benar-benar kesepian sekarang.

"Noona semuanya sudah rapih. Bolehkan aku pergi?"

"Ck, bilang saja kau ini malas sekali, Starlight. Sana pergi! Tak becus kau ini. Kalau perlu kau tak usah balik lagi!"

' Apakah aku bermimpi? '

"Aku boleh pergi dari rumah ini?"

"Kau pembawa kesialan pergi sana! Nanti aku bisa saja dibunuh olehmu seperti pembunuh hyung-mu itu. Lagipula aku bukan monster yang menyiksa anak."

"Dengar, Tae ataupun Hoseok-hyung bukan pembunuh. Aku benci jika kau mengatakan itu."

Ucap Jimin penuh emosi. Sunmi hanya tertawa layaknya seorang penyihir kemudian mendekati Jimin. "Kalau tidak begitu? Mengapa kakakmu mendekati anakku kemudian membuatnya terbunuh?" Jimin tak bisa mengucapkan kalimat lagi. Lidahnya terasa sangat kelu.

"Tetap saja aku masih dendam padamu. Aku tak mau di penjara karena menyiksamu. Aku hanya ingin hidup tenang. Tapi kau merubah hidupku dan membunuh anakku. Aku masih dendam padamu. Mungkin bila saatnya sudah tiba aku harus melakukannya."

Jimin hanya terdiam. Itu seperti ancaman baginya. Ia hanya menunduk sekitar 90° , kemudian pergi meninggalkan Sunmi. "Gomawo noona. Tapi siksa aku saja, jangan keluarga ku. Mereka satu-satunya yang kumiliki. Walaupun aku masih tak percaya kau melepaskanku begitu saja."

CKLEK

"Chagi, rencanamu berhasil."

.
.
.

Sraaa

Hujan mengguyur Jungkook dengan lebat. Ia hanya menutup dirinya dengan jaket hoodie-nya. "Eung~ D-Dingin sekali. Tidak ada tempat teduh lagi. Aku harus bagaimana? Aku jadi rindu Jimin-hyung yang selalu menyanyikanku nina bobo." Bibirnya sudah pucat karena kedinginan dan tangannya juga sudah berkeriput.

Sementara 5 meter di belakang Jungkook,

"Apa aku harus pulang? Mana mungkin mereka menerimaku. Uhh dingin sekali."

Jimin bisa melihat seseorang yang berada di depannya. Tinggal beberapa hitungan detik pasti ia akan terjatuh. Jimin mengejar orang itu dan terus menanggilnya.

"HEY! KAU! GWAENCHANAYO !? TUNGGU!"

Sementara di tempat Jungkook,

"Aku seperti mengenal suara itu. Tubuhku tak kuat sekali.." Jungkook pun menoleh ke belakang. "Apakah itu benar? Jimin-hyung !"

"Jungkook? A-Aku.."

"Hyung ! Jungkook rindu!"

Tin! Tin!

Ckitt

HOME


"Astaga! Aku ini kenapa? Mimpiku aneh sekali. Perasaanku sangat tidak enak." Seokjin pun bangun dari sofa kemudian duduk di sebelah Hoseok. "Hoseok-ah.. Kapan kau sadar? Aku rindu padamu Hoseok-ah. Kumohon sadarlah." 

Hoseok masih terbaring lemah tak berdaya. Keadaannya memang masih sangat lemah. Tapi ini sudah lama sekali, Seokjin sudah tak kuat untuk menunggu Hoseok sadar.

CKLEK

"Permisi tuan, kami akan memeriksa keadaan pasien."

Melihat suster datang, Seokjin langsung mengangguk kemudian keluar dari ruangan. "Eoh ? Siapa itu? Ada yang kecelakaan nde ?" Seokjin bisa melihat ranjang dorong yang membawa seseorang beserta orang entah itu adik atau kakaknya yang menemaninya.

"Semoga ia baik-baik saja. Astaga aku lupa akan Jungkook. Habis mengtahui keadaan Hoseok aku akan pulang."

Tak berselang beberapa menit suster pun keluar. "Bagaimana?"

"Keadaanya sedikit membaik sekarang."

"Jinjja !? Terima kasih tuhan!"

Seokjin pun bersyukur karena tuhan mendengarkan doanya agar keadaan Hoseok membaik. Seokjin pun menunduk kemudian bernafas lega.

"Aku harus menemui Jungkook!"

HOME

"Jungkook! Hyung pulang! Jungkook! Dimana dia? Kookie! Aish.. Anak ini kemana? Apa dia sudah tidur? Jung-"

Drtttt..

"Siapa ini? Halo?"

...

"Nde, ada apa ya?"

...

"..."

"Kau berbohong bukan? Jawab aku. Kau bohong!"

...

"Andwae.. A-Aku segera kesana!"

















Yeay up lagi!

HOME | BTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang