11. 1 Minute, 1 Second [From winter, to us]

989 115 49
                                    

Musim terlalu dingin bagi kedua anak adam tersebut untuk berlari dan terus berlari menuju sekolah.

Mengejar waktu yang sudah menunjukkan pukul delapan lebih satu menit dan satu detik, mereka tidak hilang akal sama sekali. Ayunan kaki justru dipercepatーJimin yang terlihat bersemangat di depan dan Taehyung yang hampir saja melayang di belakang.

Melompat naik ke atas pagar dan terbang bebas ke tanah,

Brukk

Lalu Taehyung tertawa kencang dari puncak pagar beton ketika Jimin jatuh dengan bokong yang mendarat lebih dulu daripada kaki.

Satu menit lebih satu detik yang sangat menyenangkan. Karena ketika Taehyung melompat turun kemudian, Jimin sudah bersiap menadahkan tangan untuk menjaga sekalipun ia mengumpat bahwa bokongnya benar-benar sakit.

.
.
.

"Kau yakin ini tempatnya, Tae?" Namjoon meraih tuas hand brake, mematikan mesin, dan menoleh pada adik semata wayangnya.

Yang diajak berbicara hanya memandang diam ke luar jendela mobil. Pada rumah kosong yang rumput-rumput liarnya mulai meninggi dan tidak terurus.

Namjoon berdeham sedikit keras. Seokjin menjentikkan jari tepat di samping telinga Taehyung.

"Taehyungie?"

"Ah?"

Barulah Taehyung memandang Namjoon dan tersenyum tidak enak.

"Maaf, Hyung. Iya, benar. Aku ingat sekali Yoongi-hyung bilang ini tempat di mana mereka terakhir kali menemukan Jimin," ujarnya sendu.

Kemudian Namjoon memandang Seokjin, dan mengisyaratkan pada pria itu untuk membawa Taehyung turun sementara ia akan memarkirkan mobil sewaan mereka.

.
.
.

Di mana-mana liburan itu menyenangkan.

Terlepas dari tugas kuliahーdengan Jimin sebagai mahasiswa teknik elektro dan Taehyung sebagai mahasiswa seni rupaーkeduanya memutuskan untuk menghabiskan libur bersama dengan memancing di pinggir laut.

Hampir tidak ada angin dan matahari yang menghangatkan kulit sehingga Taehyung berinisiatif untuk menempelkan tubuh yang menggigil pada lengan Jimin. Menggesekkan kulit sampai terasa setruman-setruman kecil yang membuat keduanya saling melirik. Sesekali gulungan air menghantam bebatuan di bawah kaki, membuat air naik kemudian memercik ke arah keduanya.

"Duh!"

Taehyung melotot dan Jimin terkekeh. Keduanya lantas kembali berpandangan selama kurang lebih satu menit dan satu detik lamanya, sampai Taehyung bisa merasakan otot-otot wajahnya mendadak beku.

"Jimーemh..."

Jimin membungkam kasar bibir Taehyung. Melarangnya untuk berbicara keras dengan bisikan pada mulut dan setiap sela giginya, dengan alasan jika Taehyung berbicara maka ikan-ikan di sekitar mereka akan merasa takut.

Hari itu Jimin berhasil memerangkap dua ekor ikan,

dan berhasil memerangkap Taehyung di jok belakang mobilnya.

.
.
.

"Yoongi kirim pesan barusan, saat menemukan Jimin tidak sadarkan diri, ia melihat surat yang kau bawa sekarang itu tergeletak dekat sini, Tae," Seokjin menjelaskan tanpa ragu, menunjuk pada satu-satunya meja kayu berukir dan meniupnya sedikit sampai debu-debu yang menutupi permukaan beterbangan ke sembarang arah.

FrammentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang