Anak Bunda

186 21 13
                                    

Musim hujan musimnya sakit. Pagi siang sore malam selalu hujan—ya nggak selalu juga sih. Banyak dari kita yang menggerutu tiap hujan pas mau keluar, padahal cuma hujan air. Gimana coba kalau hujan meteor? Atau paling serem hujan kenangan. Hayo?

Kala juga notabene seorang penggerutu handal. Beberapa kali janjinya dengan seseorang batal karena hujan. Disaat sudah macak kenceng* dan siap ngeluarin motor—

BRES*

—hujan menyerbu. Memang, doa bolo-bolonya yang jomblo itu didengar. Tapi Kala bukan mau kencan, cuma disuruh ngambil barangnya mama aja.

Jadi ceritanya sudah beberapa hari lalu mama minta Kala ngambilin barang titipan temen arisannya. Karena kebetulan temen mama lagi di Surabaya dan deket kampusnya Kala, jadilah anak lanang satu itu yang mama suruh. Karena hujan, janjian Kala dengan si mbak-mbak yang bawa barang titipan itu batal terus. Kali ini karena Kala sudah nggrundel* gak karuan dia pun nekat berangkat.

Pas bangun tidur menengok keindahan alam di luar kamar, langit cerah—bahkan ada burung terbang. Mandilah dia. Udah semangat mandi, udah ganteng, udah kinclong.

GLUDUK GLUDUK GLUDUK

"Asu tenan," gerutunya. Pemandangan indah dengan langit cerah tadi berubah 180°, seakan dia baru saja bangun dari mimpi indah.

"Babahno wes."

Bermodalkan nekat, Kala pun berangkat. Gerimis tipis sepanjang perjalanan. Kala nyetir motornya ugal-ugalan, balapan sama anak sekolah yang ngebut karena takut telat. Sesampainya di lokasi ketemu rupanya si mbak cantik sudah menunggu. Kala segera memarkir motor dan berlaga seolah tidak terjadi apa-apa, kemudian menghampiri si mbak.

"Mbak Eksi?" sapanya. Cewek itu menoleh.

"Eh, Kala ya?" sahut cewek bermuka galak itu yang membuat Kala kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, Kala ya?" sahut cewek bermuka galak itu yang membuat Kala kaget. Ternyata memang kelebihan menutupi kekurangan ya, meskipun tampang mbaknya galak banget tapi suaranya lembut.

"Maaf mbak batal terus janjinya, hujan sih." Kala mulai memasang wajah sok ganteng sambil duduk di hadapan Eksi.

"Nggak papa, toh juga hujan. Aku juga males pergi sebenernya, tapi untung ada mobil." Eksi menunjuk Pajero yang terparkir di seberang jalan. Kala menelan ludah.

Kalo cewek emang harus naik mobil ya biar gak basah becek ew.

Eksi cantik banget, dandan kaya orang mau ke mall—baju bagus dan sepatu heels. Kala? Cuma pakai kaos oblong, jaket, celana pendek, sama sandal.

"Oh iya, ngomong-ngomong kamu kuliah di mana?" tanya Eksi sambil menyeruput minumannya.

"Unesa, mbak," jawab Kala malu-malu.

"Semester berapa?

"6 mbak hehe. Mbak Eksi kuliah di mana?"

"Loh semester 6? Sama dong!" Eksi mengulas senyum. "Aku di Ciputra ini, ngambil Pendidikan Kedokteran."

sekrup : monstax!auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang