Kupandangi benda bulat bersinar diatas sana, dihiasi warna gelap pekat yang tak terlalu buruk untuk disaksikan malam ini.
Malam ini bintang seperti enggan menampakan dirinya kepermukaan.
Mungkin ia ingin memberikan kesempatan pada bulan untuk menyendiri.Perlahan angin malam mulai mengusik kenyamananku.
Kututup kembali jendela tua itu dan kulangkahkan kakiku menuju ranjang.Kejadian itu masih membuatku takut sekaligus bingung dalam satu waktu yang bersamaan.
Kejadian tadi siang yang tak ingin kuceritakan pada siapapun.
Aku tau jika keluargaku sampai tau mereka akan panik dan melontarkan banyak pertanyaan padaku.
Aku malas menjawab dan mendengar ocehan mereka yang menanyakan keadaanku (karena aku memang pemalas).Kini aku sedang terduduk dibibir ranjang dengan tatapan kosong tanpa berkedip.
Sebenarnya banyak kejadian yang masih tak bisa aku pahami saat ini.
Tapi aku juga tak tau bagaimana cara memahaminya.Entahlah.. Yang jelas hanya rasa bingung yang sekarang mengusai otakku.Deru nafasku semakin memburu saat kuimbangi langkah kaki seorang perempuan yang sedang menarik tanganku sembari berlari itu.
Rambut pirang panjang nya melambai menyentuh pipiku yang berada dibelakangnya.
Rintik hujan menambah suasana tegang kala itu. Suasananya gelap amat gelap kala itu, meskipun terlihat sedikit cahaya kemerahan dari tempat semula aku berlari, tapi sepertinya cahaya kemerahan itu perlahan mulai meredup seiring turunnya hujan.Kulihat ada puluhan kucing hutan dari arah berlawanan seperti berlari menuju ke arahku dan perempuan itu. Sepersekian detik berikutnya kucing hutan itu berhasil mengepung kami dengan formasi lingkaran.
" Akan aku lawan mereka, lalu saat ada kesempatan larilah lexy! Jangan pernah menengok ke belakang apapun yang terjadi!!! " ucapnya, namun aku hanya membalas dengan anggukan dan ekspresi ketakutan yang sangat kentara diwajahku.
Tanpa ia sadari seekor kucing hutan akan menerjangku namun dengan refleks yang cepat perempuan itu melindungi, hingga lengannya sedikit tergores oleh kuku-kuku tajam kucing hutan itu.
Ekspresinya berubah kecut seketika dengan seringaian yang lumayan mengerikan namun tetap terlihat cantik diwaktu yang bersamaan.
" TAK AKAN AKU BIARKAN KAU MENYENTUH ADIKKU, LAZARIUS SIALAN!!! " teriakannya memekakkan telinga siapapun makhluk hidup yang mendengar disekitarnya.
Aku terhenyak seketika saat seekor kucing hutan akan menerkamku " TIDAKKKKKKKKKKKKK " teriakanku karena merasa takut.
" Lexy? Lexy bangunlah!! Kau kenapa? " suara itu menyadarkanku dari mimpi yang mengerikan itu.
Pemilik suara itu tak lain adalah ibuku.Saat kubuka mataku terlihat ayah nenek dan ibu mengelilingiku dengan ekspresi khawatir yang sangat kentara diwajahnya.
Dengan spontan aku mendekap ibu dan meloloskan sedikit air yang sukses membuat sungai kecil mengalir dipipiku. Aku hanya diam dengan terus mendekap ibuku.
Tak kuhiraukan apapun yang mereka tanyakan tentang keadaanku. Yang jelas saat ini aku butuh dekapan untuk menenangkanku dari rasa takut dan sensasi menegangkan dalam mimpi itu.
Aku takut, aku bingung, aku tak mengerti maksud dari semua ini.Entahlah.. Yang jelas semuanya tak terlihat baik-baik saja.***
Seminggu berlalu dan aku sudah meninggalkan rumah nenekku, meskipun bayangan dari mimpi itu terus saja menggelayuti pikiranku dan mengikuti kemanapun aku pergi.
Ayahku juga sudah pergi kembali pada pekerjaannya demi menyambung hidup keluarga.Aku rasa aku merindukan sekolah kali ini, mungkin aku merasa jengah dengan semua kejadian yang memaksakan otakku yang pemalas itu bekerja.
Terkadang aku merasa merindukan pria dengan iris hazel itu. Astaga.. Jangan pikir aku menyukainya!! Untuk apa menyukai pengganggu seperti dia. Mungkin aku rindu padanya hanya karena.. Ah sudahlah untuk apa aku membahas ini! Ini tak penting sama sekali!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET BUTTERFLY
FantasySebelumnya kehidupanku normal-normal saja. Meskipun setiap malamnya mendapatkan mimpi yg lumayan aneh tapi aku tak terlalu menghiraukannya. Sampai suatu hari Ayahku memberiku sebuah liontin yg sangat indah. Kejadian hari itu tak akan pernah aku lupa...