KIDNAPPED

27 3 0
                                    

"Bagaimana kalian bisa selamat?" Tanya Arka.

"Ehm sebenarnya aku tak terlalu mengerti kejadian awalnya" Jawabku bingung.

"Pangeran, kemana kau pergi saat kerajaan membutuhkanmu?" tanya Arka sembari terbang mendekati Archer.

"Panggil aku Archer saja!" Ucap Archer sembari menatap Arka dengan tajam.

"Haisshh baiklah-baiklah, sepertinya kau tidak gila hormat, itu bagus." Arka berkata dengan begitu polosnya tanpa merasa bersalah.

"Ayolah, ceritakan padaku apa yg terjadi sebenarnya" Arka merengek seperti anak manja.

"Memangnya kau kemana saat penyerangan itu terjadi?" Tanyaku penasaran.

"Aku berada dirumah pohonku saat itu." Jelasnya padaku. "Apa kau tau?! Saat itu aku mendengar ada kegaduhan lalu kuputuskan untuk melihatnya. Betapa aku terkejut ketika melihat Raja Gabriel dimasukkan kedalam sangkar besar oleh bangsa Lazarius. Aku tak melihat keseluruhan kejadian karena saat aku datang kondisinya sudah seperti itu, dan yg aku lihat hanyalah saat Raja Gabriel sudah terkulai lemas lalu dibawa pergi oleh mereka." Ucap Arka dengan antusias.

Archer berbalik, menatap Arka dengan iris biru gelapnya yg dingin, "kenapa saat itu kau tidak berusaha menyelamatkan ayahku?!" tanyanya mengintimidasi.

"I-itu ka-karena aku merasa tak m-mampu menghadapi mereka sendirian." Arka menjawab terbata-bata, mungkin dia gugup karena ditatap oleh Pangeran bermuka tembok itu.

"Lalu kau sendiri? Kenapa kau tak berusaha menyelamatkan ayahmu? Kemana kau pergi saat itu? Apa kau kabur?" Giliran Arka mengintimidasi.

"Sudahlah, percakapan ini tidak berguna!!" Ia kembali berbalik untuk melanjutkan perjalanan.

"Sebenarnya dia kenapa?" Arka menatapku.

Aku hanya bisa mengendikan bahu untuk menjawab pertanyaan Arka, mau bagaimana lagi? Aku juga tidak tahu apapun tentang pangeran dingin itu.

Hening, tak ada percakapan, hanya ada suara angin dan kepakan sayap tiga peri yg sedang menuju ke suatu tempat yg berbahaya untuk menyelamatkan seorang Raja dan beberapa tawanan lain.

Matahari semakin condong ke barat, langit semakin jingga, dan sayapku mulai lelah, aku mulai terbang tak tentu arah karena merasa letih.

BRUUKKKHHH

"Lexy?!!!!" Arka berteriak saat melihatku terjatuh.

"Kau tak apa?" Tanya Archer menghampiriku.

"Ada yg terluka?!" Arka mengecek keadaanku dengan teliti. "Apa tanganmu patah?" Ia menarik tanganku. "Lehermu baik-baik saja?" Matanya menatap leherku dengan jarak yg sangat dekat. "Apa bokongmu terasa sakit?"

"Hey stop!!" Aku menghentikan tangannya yg hampir saja menyentuh bagian bokongku. "Itu tidak sopan bodoh!" Aku memelototi Arka.

"Ah- maapkan aku, aku hanya merasa khawatir" jawabnya dengan cengiran kuda.

"Bangunlah, ini sudah hampir gelap, kita tidak bisa terus disini hanya karena kau terjatuh!" Ucap Archer dengan nada tinggi.

"Apa kau gila?! Bagaimana aku bisa melanjutkan perjalanan sedangkan sayapku saja sudah kelelahan?!" Aku membentak.

"Argh kau memang menyusahkan!" Ia membuang nafas panjang.

"Apa?! Aku menyusahkan katamu?!"

"Iya, kau menyusahkan!"

"Apa aku pernah meminta kau untuk menyelamatkanku saat itu? Tidak kan!"

"Teman-teman ayolah" Arka memotong perdebatanku dan Archer

SECRET BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang