LAZULI

25 5 0
                                    

"Apa kau menyadari sesuatu?" tanya Petra secara tiba-tiba.

"Sesuatu seperti apa?" jawabku bingung.

"Tentang dia"

"Dia?"

"Iya dia, pangeran Archer"

Aku bergeming. Peri itu terbang meninggalkanku ditengah kebingunganku tentang pertanyaannya.

***

Semilir angin melambai-lambaikan setiap helai rambutku. Mendung langit terasa seperti sedang menemani kekosongan hatiku. Bukan kosong seperti yang kalian bayangkan. Tapi lebih ke situasi dimana seseorang merasa dirinya asing, merasa dirinya bukan bagian dari tempatnya berbagi oksigen dengan yang lain seperti saat ini.

"Bukankah kau masih dalam proses healing?" tanya seseorang yang baru beberapa kali kutemui. Dia, yang mereka sebut Pangeran Archer berbicara dengan wajah tanpa ekspresi seperti biasanya.

"Aku bahkan merasa baik-baik saja untuk seseorang yang bisa kau sebut sedang berada dalam proses healing" jawabku.

Seperti tak tertarik beradu argumen lagi, pria itu langsung meninggalkanku ditempat sepi ini.

"Apakah aku tak sopan kepada seorang pangeran seperti dia? Terlebih lagi dialah yang telah menolongku beberapa saat lalu" gumamku

Sudahlah, seharusnya aku tak perlu mengkhawatirkan suatu hal yang tak perlu dikhawatirkan sama sekali. Aku pikir-pikir lagi ternyata tempat ini hening dan nyaman. Kuperhatikan sekeliling disini sangat asri dan juga tenang. Petra membawaku kesini setelah seharian berkeliling melihat-lihat istana. Letaknya beberapa radius dari belakang istana, ada semacam sungai yang harus dilewati dan tempatnya agak sedikit tertutup. Aku rasa aku harus menjadikan ini tempatku merenung saat ada masalah. Ide bagus.

"Sepertinya tempat ini juga dijadikan tempat menyendiri oleh pangeran, buktinya tadi dia ada disini" otakku sepertinya mengajakku berdialog tentang sesuatu yang tidak penting. Aku tak ingin memikirkannya lebih jauh dan kucoba buang pemikiran itu.

"Bagaimana jika saat kesini aku berpapasan. Aku pasti akan merasa canggung"

"Apa ide menjadikan tempat ini sebagai tempatku menyendiri itu sesuatu yang salah?"

"tapi ini kan tempat umum, bukan tempat berkepemilikan"

Yang akhirnya otakku menang dan kemudian membuatku mengurungkan niatku tentang tempat ini.

Kurentangkan sayapku yang cantik untuk kemudian bersiap terbang dan meninggalkan tempat yang membuatku berada dalam dilema ini. Tapi ada sesuatu yang aneh, sayapku ini seperti kehilangan kekuatan menopang tubuhku. Aku merasa seperti sama sekali tak memiliki sayap. Dalam pemikiranku saat ini sepertinya aku akan kembali menjadi manusia. Antara sedih dan senang aku mencoba meredam beberapa emosi yang akan bergulat dalam hatiku. Jika aku menjadi manusia kembali, bagaimana aku bisa hidup dengan mereka yang sudah jelas adalah sejenis peri.

"Alexy, Alexy, apa kau masih disitu?" aku mendengar seorang pria memanggilku.

"Alexy jawab aku!!!" derap kaki yang seperti sedang berlari mulai terdengar semakin dekat.

Netraku secara otomatis menelusuri sekeliling tempat ini. Aku tak menjawab karena bisa saja itu bangsa lazarius yang berbahaya. Tapi bagaimana bangsa lazarius bisa mengetahui namaku?! Terlepas dari semua itu, aku sendiri bahkan terlalu takut jika setelah sosok dari suara itu menampakan dirinya, ternyata itu adalah salvador yang seperti saat itu menyerangku. Aku bahkan tak ingin mendengar suaranya lagi, aku masih trauma.

SECRET BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang