NAMANYA ARCHER

34 5 0
                                    

Aku terbangun disebuah ruangan seperti kamar, namun ada alat alat aneh yg tersimpan dibeberapa meja dekat ranjang yg sedang aku gunakan.

" Dimana ini? " gumamku

Otakku memutar sebuah memori, dimana terdapat pria beriris biru gelap yg telah menolongku. Aku baru sadar bahwa aku telah diselamatkan dari makhluk yg ia sebut Salvador itu.

" Aku harus mencarinya dan berterima kasih " aku menyingkap selimut lalu beranjak pergi

Kakiku melangkah meninggalkan ruangan itu sembari meliarkan netraku ke setiap tempat. Tempat ini begitu indah seperti istana, ada banyak benda berkilau disetiap sudut ruangan.

Baru saja aku akan mengepakan sayapku tiba-tiba seseorang berbicara dari belakang.

" siapa kau? " tanya suara itu.

Ketika aku berbalik kulihat ada seorang peri cantik dengan seekor hewan aneh berada dipelukannya. Kurasa ia yg bertanya padaku.

" Kau siapa? " Aku bertanya sesuatu yg sama padanya.

Ia memutar bola matanya bosan, " Apa kau bercanda? Kenapa kau bertanya sesuatu yg sudah aku tanyakan? Kau siapa!!! " Ia meninggikan suaranya.

" Namaku Alexy " jawabku kesal

" Lalu? " tatapannya menyelidik

"Lalu apa?" Aku mulai kebingungan "Sebenarnya ini tempat apa?" tanyaku.

" Kau sudah sadar? " suara berat menginterupsi keadaan.

Diwaktu yg bersamaan aku dan peri itu menengok ke asal suara. Ternyata pria misterius itu yg berbicara.

"Petra jangan ganggu dia, dia tamuku" Ucapnya pada peri itu.

Kemudian peri itu pergi tanpa bereaksi apapun. Aku rasa dia sedikit aneh dan temperamen.

"Ikuti aku" Ia terbang ke arah ruangan yg sama dan aku mengikutinya. Tak ada interaksi apapun sampai aku memecah keheningan.

"Apa kita akan kembali?" tanyaku

"ikuti saja" ia menjawab dengan nada getir.

Tepat di depan ruangan yg tadi ia berhenti lalu berbalik "masuklah kau harus dipulihkan" ucapnya.

Sejenak aku berfikir, memangnya aku kenapa? Bukankah kemarin dia yg berkelahi dengan salvador, dan bukan aku. "aku kenapa" tanyaku.

"Kau terlalu banyak bertanya" Ia menarik tanganku lalu mendudukkanku di bibir ranjang.

Kemudian ia mengeluarkan cahaya biru dari tangannya yg ia arahkan ke sayapku dengan perlahan. Dingin dan sejuk terasa memelukku dengan kelembutan.

"Selesai, sekarang pergilah" nada bicaranya seolah mengusir

"pergi kemana? Lagipula aku belum berterimakasih padamu. Kemar~"

"Tak usah berterimakasih" ia memotong perkataanku sebelum aku selesai berbicara.

Aku berdecak, kemudian mengangkat tubuhku mencoba terbang namun aku terjatuh saat tubuhku berjarak beberapa senti diatas tempat aku berpijak.

"Sepertinya kau belum sepenuhnya pulih" ucapnya seraya mencoba membantuku bangun.

"Sebenarnya aku kenapa?" sekali lagi aku bertanya hal yg sama.

"Salvador menyerap energi peri yg ia temui, dan kemarin malam kau berpapasan dengannya" ia menjelaskan dengan nada datar tanpa ekspresi. Entah kenapa aku merasa wajahnya tak pernah berekspresi, dia terlalu dingin dan misterius.

"Sebaiknya kau berbaring hingga proses healing selesai" Sembari menjauh kemudian ia menutup pintu.

"Tunggu" Teriakku hingga pintu yg 90% hampir tertutup itu ia buka kembali.

SECRET BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang