TERRA

18 1 0
                                    

Kubuka mataku perlahan, samar-samar terlihat seorang pria dalam kegelapan.

"Siapa kau?!"

"Lepaskan aku!" Aku berteriak tapi tak ada jawaban.

"Hey!!"

"Apa kau tak mendengarku?!"

"Kenapa mulutmu sangat berisik?!" Jawabnya, suaranya seperti tak asing ditelingaku.

Pria itu berbalik, betapa terkejutnya diriku ketika kutatap iris hazel nya.

"Alvero?" tanyaku heran.

"Kau itu naif atau memang bodoh?" ucapnya sembari menyeringai.

"Apa maksudnya ini?" aku mulai kebingungan. "Kenapa kau bisa ada disini? kenapa kau menyanderaku seperti ini?!"

"Kenapa kau tak pernah berfikir betapa tidak mungkinnya aku menyukaimu padahal kau gadis aneh dan sangat pemalas." Jelasnya sembari membalikkan badan memunggungiku.

"Aku tidak memaksamu untuk menyukaiku, kenapa kau melakukan ini padaku?!"

"hey! Alvero! Jawab pertanyaanku!" aku mulai kesal padanya.

****

"Alexy, hey, ayo tolong aku, jangan hanya berdiam diri dan menyerah seperti itu"

"Psstt"

"Alexy apa kau mendengarku"

Aku celingukan mencari sumber suara, mungkin saja hanya halusinasiku tapi terasa sangat nyata.

Entahlah, tempat ini membuatku sangat takut sehingga aku tak bisa membedakan mana halusinasi dan mana nyata.

Sudah beberapa jam sejak aku dikurung disini tapi tetap tak ada pergerakan.

Tempat ini seperti goa, tapi jalan keluarnya entah dimana tidak terlihat, hanya diterangi dua obor yang menempel di dinding.

"Aaaakkhhh" secara tiba-tiba alvero mengerang kesakitan sembari menutupi kedua telinganya.

Aku tak melihat apapun tapi entah kenapa Alvero tak henti-hentinya mengerang kesakitan.

"Hentikan itu keparat!"

"Tunjukan dirimu dasar pengecut!!" teriak Alvero sembari melontarkan serangan ke sembarang arah.

"Aku akan kembali untuk mencarimu nanti!!" ucap Alvero kepadaku dengan nada tinggi. Lalu ia menghilang secepat cahaya.

GRUSUKK KRAKK

Suara ranting terinjak membuatku spontan menengok.

"Pangeran Archer, syukurlah kau datang" Ucapku lega.

"Panggil aku Archer!" seperti biasa berkata tanpa ekspresi.

Ia melepaskan tali yg mengikat kaki dan tanganku lalu membantuku berdiri.

"Apa kau kuat berjalan?" tanyanya seperti perduli.

"Aku tidak tahu sepertinya aku terlalu lemas."

"Baiklah, kita istirahat disini sampai matahari terbit besok" Ia berbicara sembari menyenderkan tubuhnya ke dinding.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang