Maaf ya teman-teman, baru bisa posting sekarang. Kadang aku lupa sama jadwal nge-post, kadang aku juga lupa ngelanjutin hehe... maklum lagi sibuk-sibuknya sama pekerjaan baru hehe... semoga kalian masih setia menunggu lanjutan storynya ^^
.
.
Setelah membeli, Jin bergegas kekamarnya. Ia pun meletakkan kotak cincin berbentuk hati kedalam laci meja yang ada disebelah ranjangnya. Sebelumnya ia mengeceknya dulu, cincin pasangan palladium dengan ukiran didalamnya.
-oOo-
Jin sedang bermain HP di kasurnya. Sedangkan So Eun yang baru selesai mandi pun langsung merebahkan dirinya disebelah Jin. Kemudian ia mepet ke kekasihnya itu dan memeluknya dari samping.
"Jin, tau nggak, tadi ngeselin banget di kantor. Aku harus ngerevisi terus padahal aku udah ngikutin yang diintruksiin sama dia," curhat So Eun soal pekerjaannya.
"Kamu mau ganti kerjaan?" tanya Jin sambil mengusap kepala kekasihnya.
"Ne. Aku nggak betah," angguk So Eun cepat.
Jin tersenyum tipis. Lalu ia bangkit duduk, membuat pelukan So Eun terlepas. Kemudian ia membelakangi So Eun dan mengambil benda yang sudah ia siapkan didalam laci meja sebelah ranjangnya.
"Wae?" tanya So Eun penasaran dan hampir ngintip. Namun bergegas Jin kembali menghadapnya dan menyembunyikan benda itu dibelakang punggung. "Itu apaan?"
Tangan kanan Jin memegang tangan So Eun, lalu menatapnya serius. "Apa kamu mampu menerima aku yang kayak gini? Aku tahu aku nggak sempurna. Aku juga sering nyusahin kamu."
So Eun tersenyum tipis. "Nggak sama sekali kok. Aku seneng setiap mau ngebantu kamu."
"Kim So Eun...," panggil Jin, membuat So Eun menatapnya makin dalam. Ia mengeluarkan tangan kiri yang ada dibelakang punggungnya. Menunjukkan kotak cincin warna merah berbentuk hati kehadapan gadisnya. Tentu membuat dia melongo kaget bahkan sebelum ia membukanya. Ketika dibuka, So Eun melongo sampai-sampai ia menutup mulutnya dengan tangannya. "Maukah kamu menikah denganku? Menjadi istri dari seorang Kim Seok Jin, yang bersamaku seumur hidupmu."
Mata So Eun berlinang. Ia menangis haru. Ia sih sudah yakin kalau situasi ini pasti tiba dihidupnya. Cuma tetap saja merasa sangat sangat bahagia walaupun ia sudah menyiapkan bagaimana ekspresi yang harus ia tunjukkan saat dilamar. Ia tidak bisa menahan air matanya yang kini sudah menetes dari sudut matanya. Ia mengangguk cepat sambil tersenyum lebar.
Jin mengambil cincin yang ukurannya lebih kecil dengan permata ditengahnya dan ia menyematkannya di jari manis tangan kiri So Eun. Kemudian ia mengambil cincin dengan ukuran yang lebih besar dari cincin sebelumnya, namun tidak ada permata disana.
"Aku yang harusnya makein," So Eun bergegas mengambil cincin dari tangan Jin. Sukses membuat lelaki itu tampak gugup.
"Ah ya, kamu benar."
So Eun terkekeh. Ia tahu Jin sangat gugup, sampai-sampai mau memakai cincinnya sendiri. Ia mengamit tangan kiri Jin dan menyematkan cincin itu dijari manisnya. Lalu ia langsung menarik tubuh Jin dan memeluknya dengan erat. Ia melanjutkan tangisannya yang sempat terhenti tadi. "Gomawo Jin-ah... gomawo... aku udah nunggu waktu ini. Jangan pernah tinggalin aku ya...."
Jin tersenyum dan memeluk tubuh So Eun yang bergetar karena tangisannya. Ia menepuk-nepuk punggungnya pelan. Ia juga ikut menangis karena merasa bahagia. Tapi ia buru-buru mengusap air mata yang menetes supaya tidak ketahuan, "Ne... aku akan selalu bersamamu So Eun-ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Trust You [Complete]
Teen FictionKisah nyata pribadi, semua ku tuangkan dalam tulisan ini. Berkisah tentang cinta dan persahabatan. Kim So Eun yang sedang mencari cinta sejati, mendapatkan kebimbangan dari beberapa laki-laki yang mendekatinya. Berbagai kisah di lewatinya. Suka, duk...