"Hmmm, i-itu." Pearl menunjuk batu yang ia temukan.
"Ada apa dengan batu itu?" tanya Sco.
Grened mendekati mereka lalu menjelaskan hipotesanya. Dan mereka percaya hipotesa dari Grened.
Keempatnya mendekati batu. Tapi mereka bingung apa yang akan mereka lakukan dengan batu itu.
Terlalu lama saling tatap membuat Grened bosan. Diapun menaiki batu itu.
Tak disangka batu itu turun seperti lift di apartemen kota kota besar.
Tak menunggu lama Pearl, Sco dan Iven melompat turun menaiki batu itu. Sekitar 5 menit terus turun menuju inti bumi.
Pemandangan yang sangat menakjubkan. Air terjun dari langit yang turun tepat di danau yang berwarna abu abu. Serta lukisan melengkung warna warni menambah indahnya pemandangan itu.
Disana tidak terlihat seperti Istana atau Daerah Kegelapan. Itu terlalu indah untuk dikatakan keindahan.
Banyak kupu kupu yang agak berbeda dengan dunia manusia biasa.
Bahkan buaya didanau itu memakan daun daunan bersama para rusa. Buaya itu terlihat sangat ramah.
Iven, Grened serta Pearl menatap takjub pemandangan itu sampai sampai bibir bawah dan bibir atas mereka tidak mau bertautan.
Sedangkan Sco menatap datar pemandangan disana seakan dia tidak suka pemandangan itu.
Setelah turun dari batu itu. Keempat sahabat itu disambut oleh para hewan dengan sangat ramah.
Para binatang menatap takjub kepada mereka berempat.
Seekor singa berwarna perak yang sepertinya dia adalah ketua dari mereka mendekat kearah Empat Ksatria itu.
"Apa kalian datang untuk mencabut kutukan ini?" tanya singa itu dengan lembut.
Pearl yang awalnya ketakutan didekati oleh dia mulai berani karena mendengar suara lembut dari singa itu.
"Kutukan?" tanya Grened heran.
"Mohon maaf atas kelancangan putraku itu tuan tuan. Mari ikut saya kerumah kami. Kalian pasti lelah." datang seekor singa yang lebih besar dengan warna yang sama dengan singa yang menyambut kedatangan kami.
"Tidak! Nanti kami dijadikan santapan oleh kalian." tolak Iven.
Singa itu tersenyum lembut kepada Iven. Sedangkan Ivem bergidik mgeri melihat senyum dari singa itu.
"Tenang saja. Semua hewan disini herbivora semua. Aku janji tidak akan melukai kalian." jelas singa itu.
Grened melangkah tanpa ragu mengikuti singa itu. Sedangkan Pearl dan Iven melangkah ragu ragu tapi tetap mengikuti singa itu. Sedangkan Sco berjalan datar tanpa ekspresi.
!!!!!!!!!!!!!!!!
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari singa itu. Mereka mengerti kenapa hewan hewan didaerah ini herbivora.
"Kalian dikutuk?" tanya Pearl antusias. Padahal tadi dia yang sangat ketakutan kepada hewan hewan besar disini.
"Kenapa kamu seperti sangat senang?" tanya singa yang lebih kecil yang menyambut kami tadi.
"Maaf, aku hanya tertarik kepada cerita kalian. Siapa tau kami bisa membantu." ucap Pearl sendu.
"Jes! Jaga sopan santunmu!" bentak singa yang lebih besar kepada singa kecil yang ia panggil sebagai Jes.
"Maafkan ucapan anak saya nona.""Tidak apa apa Tuan Singa. Hm, kita belum berkenalan dari tadi." Pearl tersenyum lembut pada kedua singa itu.
"Aduh, perkenalkan nama saya Bres dan ini anak saya Jes. Kami sebenarnya rakyat biasa didaerah Putih ini. Sebelum raja kegelapan menggila entah oleh siapa dan kenapa." ucap Bres sendu diakhir kalimatnya.
"Sabarlah Paman Bres. Kami siap membantu kalian. Bukankah dilegenda yang kamu ceritakan akan datang Empat Ksatria yang datang dari langit? Aku tidak tau apakah itu kami atau bukan tapi kami akan berusaha agar kami dapat membantu rakyat didaerah Putih ini." Pearl mencoba memberikan semangat kepada Bres dan Jes.
"Terimakasih." ucap Jes dan Bres bersama sama.
"Ouh iya, perkenalkan nama saya Pearl, yang laki laki berambut merah itu namanya Grened, yang berambut pirang namanya Iven sedangkan perempuan yang berambut hitam itu bernama Scout. Salam kenal." jelas Pearl.
™™™™™™™™™
"Ini daerah Paman Chan. Dia itu buaya putih, kamu lihat tidak danau abu abu itu? Itu rumah dia...
"Yang ini rumah Paman Blank. Dia seekor tupai berwarna pink. Aku suka dia, dia sangat ramah...
"Nah ini batas daerah kami dengan kerajaan. Kalian lihat perbedaannya? Disana matahari saja malas masuk apalagi makhkuk hidup." Jes terkekeh pelan.
Iya setelah beristirahat cukup lama Jes membawa Pearl dan Grened jalan jalan.
Mengenalkan berbagai macam penduduk yang berubah jadi hewan.
Jes juga membawa Pearl dan Grened keperbatasan daerah mereka dengan kerajaan. Padahal menurut Jes daerah itu adalah daerah terlarang. Disana juga banyak hewan buas yanh sebenarnya mereka adalah penduduk kerajaan itu yang sikutuk oleh raja.
Mereka kembali sebelum matahari tenggelam. Pearl dan Grened berpisah untuk menuju kamar masing masing.
"Sco, kamu tau tidak daerah ini indah sekali. Kenapa kamu tidak ikut kesana?" tanya Pearl kepada Sco yanh ada didalam kamar.
"Aku malas saja." jawab Sco sambil terlentang.
"Sco, bagaimana ya? Wajah Eundogh? Tampan atau tidak ya?" Ya Tuhan Pearl. Dia penjahat masih sempat sempatnya kamu mengatai dia tampan. Astaga!
"Menurutku dia tidak terlalu tampan. Biasa saja. Dengan rambut hitam dan mata hitamnya. Dia juga tidak terlalu tinggi walau denganku dia itu lebih tinggi."
"Dari mana kamu tau Sco?" tanya Pearl Heran.
"Aku hanya menebak saja. Toh kalau dia tampan, mending dia jadi artis dari pada jadi penjahat."
"Benar juga ya?" Pearl tertawa lepas didalam kamar mereka berdua.
Hampir saja.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic In Scout
Фэнтези#Fantasi #story Aku bukanlah hitam bukan pula putih. Aku bukan kegelapan bukan juga cahaya. Aku hanyalah anak yang terlahir dari seorang Dewi dan seorang Iblis. @Dev1L0ve 2019 Februari Tinggalin jejak dongs Voment ya yg baik :v