Harry Potter Belongs to JK. RowlingFanfic by me aka @ravelovegoodd
Cover by me and my friend, Any. Thank u for help!
***
Saat itu menjelang tengah malam dan seorang pemuda sedang duduk sendirian disebuah ruangan. Rambut pirang platinumnya dapat terlihat walaupun berada dikegelapan. Kursi yang diduduki pemuda itu berada disamping atau lebih tepatnya didekat perapian yang terukir, membuat ramput pirang platinumnya terlihat jelas.
Beberapa lukisan berderet pada dindingnya. Dilangit-langitnya tergantung kandil kristal kecil. Ruangan ini cukup luas tetapi tidak seluas ruang depan. Kandil kristal pada ruang depan lebih besar, pada dindingnya yang berwarna ungu terdapat lukisan. Lebih banyak lagi lukisan-lukisan pada dindingnya yang berwarna ungu tua.
Ditengah ruang depan terdapat meja panjang lengkap dengan kursi-kursi yang mengelilinginya. Ruangan ini cocok digunakan sebagai ruang keluarga maupun ruang tamu. Sebelum memasuki ruang depan, terdapat jalan berupa undakan batu yang besar.
Pemuda ini sedang membaca sebuah laporan. Apa yang dibacanya lewat begitu saja tanpa meninggalkan makna apapun diotaknya. Dia tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi. Berharap ada seseorang yang datang—Seseorang, siapa saja yang datang dan dapat menjelaskan semua ini.
Dia berusaha menekan semua ingatan tentang hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal ini membuatnya lelah pada hari-hari sebelumnya. Belum lagi ingatan tentang kejadian yang baru menimpa keluarganya. Bisa dikatakan sudah sebulan yang lalu, namun itu belum cukup lama bukan? Terkadang ingatan tentang kejadian itu sekilas singgah dibenaknya
Tetapi, penekanan yang dilakukannya tidak membuahkan hasil. Semakin dia menekan ingatannya itu, semakin dia teringat akan kekacauan yang dilakukan oleh pelayan-pelayannya. Pelanggan yang marah-marah karena pesanannya tidak sesuai dengan permintaan, hasil kerja pelayan yang menurun, dan yang paling membuatnya kesal adalah gosip yang disebarkan oleh pelayannya. Yang benar saja, pelayannya membuat gosip tentang dirinya yang menjalin hubungan dengan seseorang yang bernama Astoria.
Para pelayannya tidak mengetahui yang sebenarnya. Mereka hanya melihat Tuannya dan seseorang yang bernama Astoria dekat pada hari itu dan langsung menganggap bahwa mereka menjalin hubungan. Padahal pada kenyataannya, mereka belum mengetahui cerita sebenarnya.
.
.
.
.
.
“Aku yakin, Tuan tidak menyukainya. Aku tahu betul bagaimana selera Tuan sendiri” ucap salah satu pelayan yang bernama Parvati
“Aku rasa juga begitu. Tapi.. memangnya kau tahu bagaimana selera Tuan? Dari mana kau tahu?” Cho menimpali
“Hmm.. mungkin seperti aku” Lavender dengan cekikikan
“Apaan si.. jangan terlalu percaya diri deh” Cho tertawa dan menyenggol siku Lavender
“Ya, aku sependapat dengan kalian. Tuan Draco memang tidak menyukainya. Tapi bagaimana dengan Astoria sendiri? Kurasa dia menyukai Tuan. Apa kalian tidak bisa melihatnya? Aku sendiri bisa melihat dari tatapannya yang begitu dalam dan penuh harap. Dan kalian tahu.. dia memberlakukan Tuan berbeda dengan yang lainnya. Seperti diistimewakan.” Parvati berbicara dengan nada layaknya seorang peramal yang mengetahui segalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
FanfictionKarena semua itu berawal dari mimpi yang akhirnya dapat berubah menjadi kenyataan. Tapi apakah itu benar? Karena sebagian mimpi hanya sebuah khayalan [24 Agustus 2019]