Draco tidak beranjak dari tempat duduknya. Dia masih berada ditempat itu, menunggu kabar bahwa radionya sudah ditemukan di dapur. Akan tetapi, untuk saat ini dia tidak mempedulikan hal itu. Dia memikirkan hal yang lain. Hal yang dari tadi ditatapnya melalui koran DAILY PROPHET-nya. Rasa penasarannya terbalas sudah dengan berita Grindelwald-Dumbledore, dan lagu baru Swift. Tapi tidak, bukan itu yang mengalihkan perhatiannya kini.
Mungkin pada awalnya perhatiannya akan tertuju pada Grindeldore. Ia tidak percaya akan cerita mereka. Namun, apakah semua berita mengenai mereka memang benar? Atau hanya sekedar karangan Rita Skeeter? Draco sendiri tidak tahu. Tetapi dari tindakan Dumbledore yang ditunjukkan, mungkin ini memang benar.
Draco tidak mau memusingkan hal itu. Dia yakin kebenaran akan datang nanti dan semua orang yang membaca koran itu akan tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi. Terlepas dari itu, perhatian Draco akhirnya tertuju dan berpindah ke bagian pendapat beberapa artis mengenai orientasi seksual.
Draco tidak tahu, saat dia membaca bagian itu. Ada sesuatu yang aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia tidak tahu apa. Tetapi tiba-tiba perasaannya bergetar dan sedikit cemas. Hal ini mengingatkan Draco saat mengikuti sebuah lomba waktu ia masih bersekolah.
"Tetapi bukan itu" dia bergumam di dalam hati. Perasaannya kini sangatlah berbeda dengan dirinya yang hanya sekedar dipanggil dan menaiki panggung saat mengikuti lomba.
Draco menarik napas sambil membaca apa yang dilihatnya. Draco menghembuskannya dengan perlahan seraya tangan kirinya menepuk dahinya. Saat itu juga dia memejamkan matanya sebentar.
"Ini tidak mungkin" suaranya terdengar jelas disekitarnya. Tetapi setelah dilihatnya, dia masih sendiri. Ibu dan bibinya belum kembali dari dapur.
Draco yakin jika mereka sudah kembali dan berada di sekitarnya, mereka akan bertanya "Apa yang tidak mungkin?". Draco pasti otomatis akan mengeluarkan pendapat mengenai Grindeldore. Padahal yang sebenarnya bukan itu. Melainkan orientasi seksualnya
Awalnya Draco mengelak bahwa dirinya 'belok'. Tapi setelah dipikirkan kembali, dia tidak bisa menyembunyikannya. Dia tidak straight. Sebenarnya dia selama ini tidak mengakui dan berkata bahwa dia straight, ia hanya ragu dan tidak bisa memutuskan apa orientasi yang sebenarnya di dalam dirinya. Maka dari itu jika selama ini ada orang yang menanyai mengenai itu, Draco hanya diam saja atau membalasnya dengan anggukan pelan.
Draco masih memikirkan kemungkinan yang terjadi selanjutnya. Dia menimbang-nimbang keputusan untuk melakukan sesuatu. Dia bertekad ingin segera Coming Out. Tapi, dia tidak boleh gegabah. Dia harus memutuskan waktu yang tepat untuk melakukannya.
"Ini dia radionya, Bella. Kau selalu saja lupa menaruh apapun" suara Narcissa terdengar kesal
"Aku tidak akan lupa jika koran itu tidak menutupi radionya" ucap Bellatrix datar
"Sudah kuperingatkan. Kau jangan menaruh koran sembarangan. Dimana-mana ada koran disana koran di situ koran. Lihatkan kita sudah menghabiskan waktu lebih dari 10 menit. Seharusnya aku sudah berada di tempat mereka. Ini penting Bella, kau tahu kan. Ini menyangkut keluarga kita."
"Apa kau yakin tidak ingin memberitahu Draco terlebih dahulu? Kita sebaiknya tidak harus bertindak cepat, Cissy. Kita harus pikirkan ini terlebih dahulu." Namun perkataannya tidak direspon oleh Narcissa
"Memangnya ada apa?" Tanya Draco secara spontan
"Nanti kau akan tahu dan kau akan pergi ke café pagi ini Draco?" Draco mengangguk pelan
"Mom hanya berpesan, jangan pulang terlambat." Narcissa tersenyum
"Aku akan pergi sekarang Bella. Jangan beri tahu Draco sekarang. Ingat itu." Narcissa melirik ke arah Bellatrix kemudian mengecup dahi Draco pelan dan bergegas pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
FanfictionKarena semua itu berawal dari mimpi yang akhirnya dapat berubah menjadi kenyataan. Tapi apakah itu benar? Karena sebagian mimpi hanya sebuah khayalan [24 Agustus 2019]