Chapter 14

3.8K 246 15
                                    

Harry secara sadar menyadari apa yang telah dikatakan dan dilakukannya. Walaupun demikian, ini terjadi begitu saja tanpa ia rencanakan. Persis seperti 'drama' yang pernah dibuat Draco. Walaupun sebenarnya di dalam 'drama' itu terdapat bumbu tambahan semacam campur tangan yang memang direncanakan Draco.

Pada awalnya Harry sedikit terkejut akan keberadaan Draco yang sudah berada disampingnya. Kemunculannya terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahuinya. Dari mana pemuda pirang platinum itu muncul? Harry tidak tahu bahkan tidak menyadarinya. Satu hal yang tadi diketahuinya yakni suara yang bersumber dari sosok yang mendadak berada di sampingnya.

Di lain sisi, Draco yang perutnya terguyur air hangat semenjak Harry memeluk dan menciumnya, tiba-tiba saja air hangat yang memberikan kehangatan itu lenyap. Perlahan-lahan rasa hangat itu menjadi dingin hingga akhirnya membeku saat telinganya dengan jelas menangkap pernyataan Harry yang menyebutkan bahwa dirinya adalah kekasih Harry.

Draco berpikir bahwa ia telah mengalami halusinasi atau telinganya menangkap sesuatu yang salah, sehingga mungkin saja   telah terjadi salah dengar. Sebelum Draco berpikir dan berasumsi ke arah yang lain, semua yang dipikirannya tiba-tiba lenyap. Draco sekilas melihat perubahan raut wajah Cedric secara cepat (tadinya ceria dan berubah menjadi masam). Hal ini menandakan bahwa semua memang benar. Tidak ada yang namanya halusinasi maupun salah dengar.

Iris kelabu Draco melirik Cedric lagi. Dilihatnya Cedric secara keseluruhan. Badannya terlihat tegang dengan tangan yang sudah sempurna mengepal di samping badannya tepatnya pada jahitan kain di bajunya. Wajahnya masih masam dan sedikit tersentak seolah-olah ia tidak mempercayai apa yang baru ia dengar melalui telinganya. Terdapat kerutan di wajahnya yang semakin bertambah dengan tatapan matanya yang semakin tajam. Cedric terlihat seperti singa yang menahan laparnya, menunggu saat yang tepat untuk menerkam korbannya.

"Drama apa lagi ini Ry?" Nadanya sedikit gemetar. Senyum merekah di bibirnya walaupun senyum itu hanya terlihat tipis dan malahan bukan seperti senyum.

"Katakan padaku, apa kau menyukai semua ini? Jika menyukainya kau salah karena ini hanya sebuah permainan yang pastinya akan bertahan sementara. Kau harus ingat itu." Cedric menatap pemuda berambut pirang platinum yang berada di samping Harry. Rupanya keberaniannya telah kembali untuk berbicara. Nadanya juga sudah tidak bergetar lagi.

"Kau ingin menyuruhku pergi kan?" Cedric memulai pembicaraannya lagi setelah melihat Harry ingin bergerak mengusirnya.

"Aku akan pergi nanti, tentu saja. Namun sebelumnya aku ingin sekali berbicara dengan orang yang berperan sebagai kekasihmu itu."

"Dengar, aku tidak mau melihatmu lagi mendekati Harry ataupun terlibat dalam hubungan kami. Jadi hentikan permainan dan omong kosong ini." Cedric menekankan kalimat terakhirnya.

"Kau bukan siapa-siapaku lagi. Jangan melarang siapapun untuk mendekatiku sekalipun dia. Dia kekasihku, Ced!" Ucap Harry yang sudah tidak tahan lagi.

"Begitu rupanya? Ry, kau salah besar. Akulah kekasihmu sesungguhnya. Harus ku katakan berapa kali lagi kalau aku masih mencintaimu? Kau pasti tidak lupa kan akan kenangan indah yang pernah kita buat dulu? Kau yakin tidak merindukannya?" Cedric mulai mendekati Harry. Di lain sisi, Draco masih mengamati Cedric dari tempatnya.

"Ohh.. aku merindukannya, Ced." Cedric sekarang sangat dekat dengan Harry. Hingga tanpa disadari oleh Harry bahwa Cedric telah menggenggam tangannya.

"Ced, lepaskan! Aku tadi belum selesai bicara."
Harry berusaha melepaskan genggaman erat Cedric.

"Dengar, aku merindukan disaat kau meninggalkanku dan itu sangat indah sekali. Kenangan yang benar-benar indah." Ucap Harry dengan sangat cepat berharap Cedric yang mulai mendengarnya akan melepaskannya. Namun, dugaannya keliru. Cedric tidak melepaskan genggamannya, ia malah mempererat dan mendekatkan dirinya lagi ke arah Harry.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang