22. Prank

6.7K 811 1K
                                    

Part ini panjang, itung2 sebagai permintaan maaf dan terima kasih gue buat kalian yang udah sabar nunggu. ^^
So, tolong pelan-pelan aja bacanya..

Happy Reading..

**

"Ayo sudah.." Jennie keluar dari dalam kamar setelah menerima mainan aneh dari Jisoo yang harus dipakainya, sebagai hukuman kekalahan atas taruhan mereka semalam.

Dan kini mereka akan pergi ke kantor agensi setelah mendapat pesan dari sang Sajangnim untuk segera hadir.

Jisoo menatap Jennie curiga, ia segera menekan tombol on pada remote yang sejak tadi digenggamnya untuk memastikan. Senyum smirk tersungging dibibirnya tatkala Jennie tidak bereaksi apapun.

Ketika ia menoleh, Jennie langsung menundukan kepalanya.

Ia berjalan mendekati gadis itu. "Kesepakatan tetap kesepakatan bebyy, sana kembali ke kamarmu dan pakai mainan yang kuberikan." Didorong nya pelan punggung Jennie kembali kedalam kamar. Jennie menoleh lagi dan lagi pada Jisoo dengan puppy eyes, meminta belas kasihannya namun segera dijawab gelengan oleh gadis yang lebih tua. "Aniyo, aniyo, cepat sana pakai.."

"Honey pleaseee~" Rengekan syarat godaan pun terlontar.

Namun Jisoo tetap bersikeras menggeleng. "Andwae!! Kita sudah sepakat semalam." Tolaknya mentah-mentah.

"Tapi aku tidak mau memakai itu Ji." Wajah gadis yang lebih muda memelas membuat guratan senyum semakin lebar diwajah cantik Jisoo.

"Wae? Permintaan nya bebas kan? Dan aku memintamu untuk memakai itu, hanya memakai sayang. Tidak lebih."

"Tapi Ji-" Sebelum bibir itu selesai mengeluarkan negosiasi lainnya, Jisoo segera menempelkan jari telunjuknya tepat di bibir Jennie.

"Sudah sana pakai. Kita harus ke kantor agensi sekarang, Kang Sajangnim baru saja menelponku lagi." Jennie kembali masuk kedalam kamar dengan bibirnya yang terpout sangat imut.

Gadis yang lebih tua tertawa melihat gadis yang lebih muda masuk ke dalam kamar dengan langkah kaki yang dihentak-hentakan dengan kesal.

Flashback

1 jam yang lalu

Cahaya terang dari balik gorden membuat tidur yang sejak tadi nyenyak menjadi menggeliat saat sinar mentari semakin merengsek masuk melewati celah-celah jendela ruang tengah.

Punggung nya terasa sakit lantaran tidak terbiasa tidur disofa.

Dengan perlahan ia membuka mata, berusaha bangun untuk duduk, meskipun punggung nya terasa ngilu.

"Akkhhh punggungkuuu~ arrgghh.." Suara gemelutuk dari tulang punggungnya menggema di ruang tengah yang sunyi disertai rengekan dari suara parau khas bangun tidurnya. "Jinja appooo~ akkhh~"

Double J (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang