45. Hiya Hiya

5K 735 1.2K
                                    

"Tapi pasien atas nama Park Chaeyoung tidak bisa kami selamatkan."

Tubuh Jisoo akan meluruh kebawah jika saja Lisa yang berdiri disampingnya tidak langsung menahannya. Lisa merengkuh bahu Jisoo dan memberikan tepukan-tepukan kecil agar sang kakak diberikan ketegaran.

"Apa maksud anda Dok?" Saut Taeyeon.

"Peralatan medis kami tidak memadai. Pasien harus segera di rujuk ke Rumah Sakit Seoul, setidaknya pasien masih bisa bertahan jika kita langsung membawanya kesana."

Emosi Jisoo langsung tersulut. Dia meraih kerah jas Dokter itu. "SIALAN!! KENAPA KAU BERBICARA SEOLAH-OLAH ADIKKU SUDAH MENINGGAL? KAU TAU TIDAK BETAPA TAKUTNYA AKU, HAH?"

Melihat luapan emosi Jisoo yang meledak-ledak, Taeyeon mengisyaratkan Lisa untuk membawa Jisoo menjauh.

Lisa mengangguk dan melepaskan cengkraman tangan Jisoo dari Dokter itu.

"Unnie lepaskan!! Ikut aku!!" Lisa segera membawa Jisoo menjauh dari ruang operasi, dia menuntun Jisoo menyusuri lorong Rumah Sakit dan duduk dibangku penunggu pasien disalah satu lorong disana. "Kau harus bersyukur, setidaknya Chaeyoung masih selamat. Sekarang kita berdoa untuk keselamatan Jennie dan Chaeyoung." Ucap Lisa menenangkan.

Jisoo hanya tak habis pikir dengan cara penyampaian Dokter tua itu.

Kenapa pula dia berbicara seolah-olah Rose sudah meninggal?
Siapa yang tidak kesal?
Siapa yang tidak tersulut emosinya?

Siapa pun yang mendengar itu pasti akan merasakan apa yang Jisoo rasakan.
Kesal, jengkel, marah, semua bercampur menjadi satu.

Dasar Dokter sialan. Makinya dalam hati.

Sedangkan di depan ruang operasi, Taeyeon, Wendy dan Yoona kembali berbincang dengan Dokter yang menangani Jennie dan Rose.

"Maafkan teman kami, Dokter-nim.. Dia terlalu khawatir dengan keadaan adiknya." Taeyeon memberikan penjelasan yang dipahami oleh Dokter itu. Bagaimana pun sikap Jisoo tidak patut untuk dibenarkan. "Jadi bagaimana keadaan pasien atas nama Park Chaeyoung?"

"Dia harus segera dirujuk ke Rumah Sakit Seoul. Peralatan medis disana lebih lengkap dan memadai, kesempatan selamat untuk pasien pun lebih besar." Jelas Dokter tua tersebut.

Taeyeon mengangguk paham. "Algeseumnida, Dok. Tolong segera buatkan surat rujukan agar pasien dapat terselamatkan."

"Baik."

Dokter itu segera memanggil salah satu suster dan memberinya perintah untuk mengurus rujukan pasien atas nama Park Chaeyoung.

Taeyeon memandang Wendy. "Apa Jennie akan tetap disini atau ikut di rujuk ke Seoul juga?"

"Ikut di rujuk saja, Unnie." Jawab Wendy cepat.

Taeyeon mengangguk, dia menoleh pada Yoona. "Yoong tolong kau bantu Wendy untuk mengurus semuanya.."

"Baik Unnie." Inspektur Polisi itu hanya mengangguk patuh.

"Yoong.."

"Ne Unnie?" Langkah Yoona kembali berhenti dan berbalik lagi menatap wanita yang lebih tua darinya itu.

"Terima kasih atas bantuanmu, maaf kami jadi merepotkanmu.."

"Gwenchana, Unnie. Aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Aku dan Wendy akan mengurus surat rujukan dulu untuk Jennie dan Chaeyoung."

Setelah mendapat anggukan dari Taeyeon. Yoona dan Wendy pun bergegas untuk mengurus segala administrasi beserta surat rujukan dan lainnya.

Ketika melewati lorong, mereka melihat Jisoo duduk dengan menundukan kepalanya dan Lisa yang duduk bersandar di bangku panjang khusus penunggu pasien.

Double J (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang