16. Warm Family

7.2K 870 255
                                    

Setelah menghabiskan sarapan mereka Jennie membawa Jisoo ke ruang tv, ditangannya juga sudah ada kotak P3K.

"Duduk disini.." Katanya dengan menepuk tempat duduk disebelahnya.

Jisoo pun duduk tanpa memprotes, Jennie mengangkat kaki sebelah kanan Jisoo yang terluka dan menyimpannya diatas pahanya.

"Jisoo?" Panggilnya, namun tatapan Jennie masih fokus membersihkan luka dikaki Jisoo.

"Iya sayang kenapa?"

"Saat aku menelpon mu, aku mendengar seorang gadis berteriak. Siapa?" Tanya nya tanpa menghiraukan panggilan 'sayang' dari Jisoo.

"Ohh itu adikku." Bohongnya.

Jennie tau Jisoo bohong.
Itu jelas bukan suara Lisa.

Hanya saja Jennie tidak memiliki hak untuk bertanya lebih jauh.
Diantara mereka tidak ada hubungan apapun, ia tidak berhak mengorek kehidupan pribadi Jisoo.

Dengan telaten gadis itu memberikan alkohol untuk membersihkan luka Jisoo, dan memberikan salep agar lukanya cepat mengering dan memarnya cepat kempes.

Jisoo tertegun saat melihat Jennie meniup-niup lukanya agar salep yang dioleskannya cepat kering.

"Kalau mandi usahakan lukanya ditutup, jangan sampai kena air."

"Iyahhh Jisoo juga tau bebyy."

"Kalau tau kenapa lukanya belum sembuh-sembuh?" Tanya nya dengan mendelikan matanya tajam.

"Aishhh aku kan sudah bilang semalam kakiku tidak sengaja menendang sofa, jadi lukanya memar lagi."

"Kau memang ceroboh."

"Sebenarnya jika kau mau merawatku seperti ini, aku tidak pa-pa harus terluka dulu." Gadis itu tertawa bodoh.

Jennie yang kesal pun menyingkirkan kaki Jisoo dengan kasar dari atas pahanya sehingga kaki Jisoo membentur meja.

"AAKKHHH!!" Teriak gadis itu kesakitan.

"Ommo Jisoo!! Mianhaee~" Jennie segera mengambil kaki Jisoo lagi dan membawa nya kembali keatas pangkuannya. "Mianhae Jisoo, aku tidak bermaksud, sungguh." Bibirnya terus meniup-niup kaki Jisoo yang terluka.

"Hikss~ kenapa Jennie tega sekali pada Jisoo huhuhu. Appo bebyyy~"

Jisoo tipe orang yang suka memanfaatkan situasi sekecil apapun. Itu memang sakit, sungguh. Kakinya bahkan terasa berdenyut-denyut, tapi sebagai seorang gadis dewasa tentu hal memalukan jika sampai harus menangis berlebihan hanya karena ini.

Tapi Jennie dengan sabar hanya memperhatikan lukanya, tidak memperhatikan orangnya, karena kalau orangnya yang ia perhatikan yang ada bukan ingin mengobati, tapi menyiksanya iyahh.

Sekitar 3 menit Jennie terus meniup luka Jisoo bahkan memberikan pijatan-pijatan kecil. Tak ada lagi suara rengekan, Jennie mendongak dan mendapati Jisoo sudah terlelap dengan menyandarkan kepalanya ke punggung sofa. Gadis itu tertidur sangat lelap.

Dengan pelan ia pun menyingkirkan kaki Jisoo.

Jennie berjalan menuju kamar untuk mengambilkan Jisoo bantal, ia keluar lagi dan dengan lembut mengangkat kepala Jisoo lalu menyelipkan bantal yang tadi dibawanya dari kamar. Memperbaiki posisi tidur Jisoo menjadi telentang agar lebih nyaman. Jisoo tidak terusik sedikit pun, tidurnya sangat nyenyak.

Jelas nyenyak, dia belum tidur dari semalam. Karena harus begadang melayani Jihyo.

Tak ada yang bisa Jennie lakukan dan tak ada yang harus ia lakukan. Jadi Jennie pun memutuskan menonton tv dan duduk disofa yang berbeda dengan Jisoo.

Double J (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang