48. Aware

4.3K 754 421
                                    

Hari demi hari berlalu. Tanpa terasa sudah lima hari Jennie dan Rose berada di Rumah Sakit itu.
Kegiatan Jisoo pun masih tetap sama. Ia akan mengecek keadaan Jennie dan Rose secara bergiliran. Hanya dimalam hari ia mendapat bantuan berkat kehadiran Yeri. Jisoo sangat bersyukur karena masih ada Yeri yang mau membantunya.

Keadaan Jennie maupun Rose masih tetap sama. Mereka masih terjebak dalam koma nya.
Tapi Jisoo tidak ingin menyerah, ia akan selalu ada bersama keduanya, bahkan jika itu membutuhkan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, berabad-abad, Jisoo akan dengan setia menunggu.

Kepulangan Irene kemarin membuat Jisoo tidak mempunyai lagi teman untuk makan di kantin Rumah Sakit. Seulgi sudah kembali menjalani aktivitas nya seperti biasa, kembali ke singgasananya menjadi Sajangnim di K2 Entertainment.

"Annyeong~" Ia menoleh ketika mendengar banyak suara dibelakangnya.

Bibirnya tertarik membentuk seutas senyum ketika melihat kedatangan Seulgi, Wendy, Irene, Joy dan Yeri.

Jisoo berdiri untuk memeluk satu-satu sahabatnya. "Akhirnya kalian datang juga."

"Kau pasti kesepian ya Ji?" Ledek Wendy dengan menjulurkan lidahnya.

Wajah Jisoo memberengut dengan mengangguk-anggukan kepalanya, Seulgi yang melihat ekspresi wajah Jisoo pun tidak tahan untuk tidak mencubit kedua pipi Jisoo. "Utututu~ kiyowo sekali uri Chichoo ini~~"

"Akhh appooo~" Ringisnya dengan menggosok pipi nya yang tadi Seulgi cubit, padahal tidak sesakit itu.

Maklum, Jisoo kurang perhatian.

"Seulgi.." Seulgi langsung memeluk Jisoo ketika mendapat tatapan peringatan dari kekasihnya.

"Mianhae Jisoo-ya, aku tidak sengaja."

Sebenarnya sudah sejak tadi Jisoo menunggu kehadiran Yeri, tubuhnya terasa lengket, ia ingin mandi tapi tidak tega jika harus meninggalkan Rose sendiri. Akhirnya Jisoo menunggu dengan sabar. Tapi sekarang sudah banyak orang yang akan menunggu adiknya, jadi ia bisa mandi dengan tenang.

"Aku titip Chaeyoungie yah.. Tubuhku rasanya lengket ingin segera mandi." Semua sahabat-sahabatnya mengangguk. Sebelum Jisoo masuk ke dalam kamar mandi, ia berbalik lagi. "Seulgi, Wendy, tolong temani Jennie di kamarnya, kasian dia sendirian. Nanti aku menyusul kesana."

"Laksanakan, Kapten." Jawab mereka bersamaan.

Seulgi dan Wendy pun pergi ke kamar rawat Jennie sesuai perintah Jisoo.

Kedua gadis yang tampak seperti adik kakak itu saling berlomba-lomba untuk masuk lebih dulu ke dalam kamar rawat Jennie, namun diantara keduanya tidak ada yang mau mengalah bahkan mereka rela berhimpit-himpitan diambang pintu.

Wendy menatap tajam pada Seulgi dan Seulgi pun balas menatap tajam pada Wendy.

"Aku duluan yang masuk!!" Ujar Seulgi.

"Aku dulu Seul." Balas Wendy yang tidak mau kalah.

"Yang muda harus mengalah!!"

"Dimana-mana yang lebih tua yang harus mengalah."

"Yang lebih muda tidak boleh melawan pada yang lebih tua!!"

"Aishh kapan kita akan masuk jika terus seperti ini.." Kesalnya. Wendy akhirnya mengalah, membuat Seulgi tersenyum menang dan melangkah masuk lebih dulu.

Saat Seulgi hendak duduk dikursi yang berada dekat dengan tempat tidur Jennie, Wendy dengan jahil menarik kursi itu membuat Seulgi terjungkir kebelakang.

Wendy menutup mulutnya rapat-rapat, berusaha dengan keras menahan tawanya. Dia tidak memperdulikan tatapan tajam Seulgi.

Tubuhnya dengan repleks mundur beberapa langkah saat Seulgi segera beranjak bangun untuk memukulnya.

Double J (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang