38. Stand by Me

4.5K 692 747
                                    

Enjoy, guys.. :)
Happy reading.. ^^

**

Jennie duduk dalam keheningan di ruang tengah, tv menyala pun tak ia hiraukan.

Selama seharian itu Irene terus menemaninya, bahkan kekasih Sajangnim nya rela menginap untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

Beruntung Irene bukan perempuan yang banyak bertanya. Dia mengerti perasaannya.

Tidak ada Jisoo di depan pintu apartement nya. Jennie tau semua upaya sudah di lakukan oleh teman-teman mantan tunangannya itu untuk membujuk agar Jisoo mau pulang, namun semuanya kalah dengan sifat keras kepala Jisoo. Hanya satu orang yang berhasil membujuk Jisoo. Dan itu Rose.

Jisoo paling tidak bisa melihat Rose sedih. Dan Rose memanfaatkan kesempatan itu untuk merayu Jisoo pulang.

Sejak kemarin, tak ada kabar lagi dari penelpon misterius itu.
Jennie tak pernah meletakan ponselnya jauh-jauh. Ia tak boleh lengah. Satu panggilan itu sangat berharga untuknya.

"Jennie-ah kajja kita makan.."

Ia menoleh ke arah Irene yang tengah menata makanan diatas meja. Dengan lesu kakinya melangkah menghampiri Irene.

"Gomawo.." Ucapnya pelan dengan tersenyum kecil saat Irene menarikan kursi untuknya. "Aku bisa mengambil sendiri." Tolaknya halus saat wanita itu akan mengambilkan makanan untuknya.

Irene tersenyum kecil. "Geurae. Makan yang banyak Jennie-ah. Jangan sampai sakit, ingat nanti malam kita harus menghadiri acara penobatan pemimpin baru agensi."

Jennie berhenti menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Ia melupakan sesuatu. Itu artinya ia akan bertemu Jisoo. Tidak ada alasan lagi untuknya menghindar.

"Apa semua artis akan hadir disana?" Tanya nya pelan.

Untuk apa Jennie menanyakan itu?

Ia hanya berharap akan bertemu Lisa disana. Lisa sudah menjadi bagian dari K2 Entertainment. Besar kemungkinan jika gadis itu akan hadir juga.

"Tentu saja, para staff dan artis yang bekerja di bawah naungan K2 diwajibkan untuk hadir karena ini penobatan pemimpin tertinggi agensi. Kau juga harus hadir Jennie-ah, jangan karena masalah internal lantas kau mengesampingkan profesionalitas mu."

"Arraseo. Aku akan hadir."

Ditengah percakapan mereka, terdengar ketukan pintu dari depan. Jennie dan Irene sama-sama mendongak.

"Itu mungkin Chaeyoung. Tadi pagi aku memintanya untuk kesini." Jelasnya dan beranjak untuk memeriksa ke depan sebelum Irene bergerak mendahuluinya.

Jennie hanya khawatir itu bukan Rose. Makanya ia tak membiarkan Irene yang memeriksanya.
Bagaimana jika itu Jisoo? Irene pasti akan membukakan pintunya jika benar itu Jisoo.

Ia melihat dari layar intercom, dimana Rose tengah berdiri dengan sabar menunggu pintu terbuka.

Setelah memastikan Rose benar-benar datang sendiri, akhirnya Jennie pun membukakan pintu untuk gadis muda itu.

"Masuklah Chaeyoung-ah.." Ia menggeser tubuhnya ke samping, Rose pun mengangguk pelan dan melangkah ke dalam apartement.

Mereka sama-sama berjalan masuk.

Irene berdiri ketika melihat sosok Rose bersama Jennie.

"Chaeyoung-ah? Kebetulan. Sini ikut sarapan dengan kita.."

"Ahh ne Unnie." Gadis muda itu berjalan menuju meja makan.

Irene langsung bertindak sebagai tertua, mengambilkan makanan dan memberikannya dengan sopan pada Rose. "Ada urusan apa pagi-pagi kesini?"

Double J (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang