Kringgggggggggggggg
Suara Alarm membangunkan Aurel dari tidurnya. Ia melihat jam berapa sekarang. Jam menunjukkan pukul 06.15
Alam bawah sadar Aurel belum tersadarkan. Namun
HAH?????
Aurel bergegas bangkit dari tidurnya, ia berjalan menuju gorden dikamarnya dan menyingkap. Keadaan luar sudah terang benderang.
"Aduh gue telat gimana nih?" ujarnya sambil bolak balik
Ia mengambil handuk dan berjalan cepat-cepat ke kamar mandi yang terletak di kamarnya.
Saat sudah di kamar mandi ia menghidupkan air, namun tidak ada setetes pun air disana.
"Yah jangan abis dong" ia memutar mutar kran air berkali-kali. Hasilnya tetap sama, tidak ada airnya
"Ah kamar kak Rhea aja deh"
Aurel berlali menuju kamar Rhea, setelah sampai di depan kamar Rhea ia mengetuk pintu.
"Kak buka pintunya dong" ujar Aurel.Aurel terus saja mengetuk pintu kamar Rhea "kak buka, Aurel mau numpang mandi".
"Ada apa sih dek?" Tanya Rhea
Aurel pun menghadap ke belakang nya. Disana ia melihat ada Rhea yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Lho ? Terus yang dikamar Kak Rhe siapa?"
"Engga ada orang lah, orang sedari tadi kakak di bawah"
"Astagfirullah" Aurel kesal, bagaimana tidak sedari tadi ia mengetuk pintu kamar yang tidak ada orangnya. Pantas tidak ada sahutan dari Rhea
"Aku numpang mandi" ujar Aurel sebelum hilang dari hadapan Rhea.
Rhea bingung dengan tingkah Aurel. Ia mengendikkan bahunya bodo amat, pusing jika memikirkan adiknya ini.
🍁🍁🍁
"Kak kita enggak telat kan?" tanya Aurel
"Enggak, udah diem aja. Ga usah gugup" pinta Rhea
Disinilah mereka sekarang, di dalam mobil menuju ke sekolah. Sedari tadi Aurel gelisah, takut jika ia terlambat.
Padahal sekira Aurel dia membuat alarm jam lima, namun malah ia terbangun jam enam.
Tapi kata Rhea tadi, Alarm yang dibuat Aurel berbunyi satu jam lebih. Entah lah, yang penting sekarang ia tidak terlambat sekolah.
Keluar dari mobil Aurel cepat-cepat pergi menuju kelasnya tanpa pamitan dengan Rhea. Rhea hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Aurel.
"Pagi, Rhe" sapa mereka kompak. Siapa lagi kalau bukan Adelyn, Seisil, Elia.
"Pagi juga my honey bunny sweety" balas Rhea dengan kerlingan matanya
Adelyn merasa jijik dengan sapaan Rhea seperti itu. Ia bergidik ngeri sendiri.
"Del? Sehatkan ?" tanya Elia.
"Sehatlah, gue cuma jijik aja gitu" balas Adelyn
Yang lain terkekeh renyah setelah mendengar jawaban Adelyn. Memang, Adelyn paling tidak suka jika ada orang yang berbicara seperti itu. Ua merasa jijik.
Rhea jadi membayangkan bagaimana kalo Adelyn punya pacar yang rada lebay dan memanggilnya dengan sebutan aneh-aneh. Mungkin cowok itu akan mendapat kan perlakuan keras dari Adelyn tiap hari. Ah Rhea jadi terkekeh sendiri.
"Rhe, lo kenapa? Kena virusnya Adelyn?" tanya Elia heran.
"Gak kok"
"Gimana keadaan Zeze? Gue kangen banget sama dia!" Ya, sejak pertama kali Seisil bertemu dengan Zeze tak ada habis-habisnya cewek itu mencubit pipi Zeze.
"Makanya kerumah gue dong, main gitu. Tapi jangan berantakin rumah gue lagi" ujar Rhea dengan nada sebal.
Mereka hanya cengengesan menanggapinya.
"Yaudah yuk ke kelas" ajak Rhea. Mereka pun mengangguk dan ke kelas bersama.
🍁🍁🍁
Kimia, ya sudah berlangsung dua jam pelajaran Kimia bermulai. Tinggal satu jam saja untuk selesai.
Banyak anak-anak yang membenci Kimia. Namun tidak berlaku bagi kelas XI Mipa 3. Guru kimia yang mengajar begitu bersahabat, bagaimana tidak bersahabat? Guru kimia itu bernama Bu Mei, dan ia masih muda. Umurnya sekitaran dua puluh empat tahun. Masih muda bukan? Setiap hari ada saja bahan canda di sela-sela pelajaran yang berlangsung. Bahkan, tak ada henti-hentinya Feri menggoda Bu Mei.
"Baik ada yang ditanyakan?" tanya Bu Mei sebelum mengakhiri pelajaran.
Feri mengangkat tangannya pertanda ia ingin bertanya. Be Mei pun mempersilahkan.
"Bu Mei udah dapet jodoh? Kalau belum sama saya saja bu" Tanya Feri
Semua kelas tertawa mendengar pernyataan Feri.
"Ya Allah sabar-sabar" ucap Bu Mei kepada dirinya sendiri.
"Ya sudah, pelajaran pada pagi hari ini selesai. Dan jangan lupa kerjakan tugas yang Bu Mei kasih tadi. Selamat siang"
Selepas kepergian Bu Mei, murid-murid berbondong-bondong menuju kantin, tapi ada juga yang berada di kelas.
"Ke kantin gak?" tanya Adelyn kepada Rhea.
Rhea mendongak menatap Adelyn dan Elia, dan mengangguk.
Seisil datang dan langsung mengajak mereka ke kantin.
Selama di perjalanan menuju kantin, mata Seisil tak lepas melihat sesuatu yang di pegang Rhea.
"Oh ya, itu bekal buat siapa, Rhe ?" tanya Seisil kepo. Adelyn dan Elia pun mengalihkan pandangannya pada bekal yang dibawa Rhea.
"Pasti buat bang Alta ya?" tanya Adelyn menggoda.
Rhea tersipu malu, Elia dan Seisil pun ikut menggoda.
"Gue mampir ke kelasnya Alta dulu ya, mau ngasih bekal nih"
"Okay-okay gue tahu kok rasanya orang yang lagi kasmaran" Goda Elia
"Yaudah, kita duluan ya. Hati-hati semoga lancar deh" teriak Elia yang sudah jauh disana.
Rhea menghirup nafas dalam-dalam. Menetralkan detak jantungnya.
Ia mulai beranjak menuju kelas Alta, sesampainya di depan kelas Alta, ia bertanya pada salah satu siswa yang ada disana. Dan benar, Alta berada di kelas.
Rhea begitu semangat, dan senyuman manisnya tercetak di bibirnya.
Tapi ...
-----
Setelah sekian lama tidak melanjutkan ini cerita karena gada kuota (adanya unlimited), wi-fi nyasar and sok sibuk sama tugas, akhirnya hari ini aku publikasikan:v
Maaf jika tak sesuai harapan kalian:(
Thank You💛
.Salam dari Jepara👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Rhealt
Teen FictionHatiku bukan layang-layang yang hanya terbang dengan sebatas bantuan temali. Bukan pula kupu-kupu yang hanya terbang mengitari keindahan bunga tanpa mau melihat keindahan lain. Tapi hatiku bak elang dengan sayap lebar nan kuat, tak ada keraguan untu...