"Gini banget ya suka sama orang yang di sukai banyak orang, mana orang itu lebih milih yang di sukai lagi. Bisa apa gue mah kalo kayak gini"
Rhea mengambil kaca yang tergeletak di meja rias, mengamati setiap lekuk di wajahnya. "Cantik kayak Kak Anya mah susah, muka glowing dia sama muka gue gada apa-apanya anjir! Body goals nya juga bagus bet. Pantes Altha demen"
Ia menghela nafas, merebahkan tubuhnya untuk menghilangkan penat. Meraba-raba sebelahnya, karena seingatnya ia menaruh Hp di sisi boneka melodynya.
"Tha, lo udah bikin gue baper. Apa gue yah yang terlalu berlebihan sama sifat lo. Tapi kan lo sendiri yang seakan-akan ngasih harapan ke gue. Tau ah gue sebel sama lo, inget ya gue sebel pokoknya!!! Gatau deng kalo besok gue baper lagi sama lo" ucapnya seraya mengamati layar Hp yang menampilkan foto candid Altha saat di taman.
"Bengong aja, kak? Kenapa lagi?" Tanya Aurel saat ia memasuki kamar sang kakak.
"Laper gue, Rel! Ada makanan di rumah?"
Aurel menatap Rhea secara intens, hm Aurel tidak yakin jika Rhea melamun hanya karena ingin makan.
"Gak ada. Adanya bahan-bahan yang masih utuh. Mau buat makanan??"
Sedetik ia menghela nafas, sebelum berbicara "Nggak, ah. Cafe kuy?"
Rhea bangkit dari kasurnya, membuka lemari untuk mencari pakaian kasual, tidak mungkin bukan jka ia pergi memakai pakaian rumah.
"Kak Rhea mah ga peka, Aurel mana ada uang!"
Ia menoleh pada Aurel yang sedang cemberut. Kemudian terkekeh membuat Aurel mengernyitkan dahi.
"Kayak gatau siapa Rheandra Aufa aja. Tenang, uang kakak banyak" ia tertawa diakhir kalimat. Tidak masalah bukan jika dia menyombongkan diri? Toh hanya bersama adiknya.
"Songong amat, mentang-mentang punya duit ngajak aku yang missqueen ini sembarang" adu Aurel.
Sungguh, membuat adiknya jengkel kebahagiaan tersendiri baginya. Setelah menemukan pakaian yang pas, ia kemudian membalas perkataan Aurel. "Udah lah, kak Rhea traktir kok"
Aurel menatap Rhea sebal, "Nanti uang saku ku di potong kan gak enak juga! Gamau ah, aku di rumah nemenin Zeze".
"Yaudah deh terserah, kakak gamau maksa adik kakak yang satu ini. Udah sana, kakak mau siap-siap"
"Iya buk iya, Aurel peka kok kalo di usir, permisi" Ucapannya sarkas, namun Rhea tau itu hanya bercanda.
🍁🍁🍁
Hahaha
Tawa bersama itu membuat kehangatan tersendiri di pojok kanan cafe.
"Terus pas tadi gue ga ngebolehin, muka dia langsung manyun. Bibirnya Ya Allah pen nabok pake KBBI"
"Manja bet ya Bayu sama lu" balas Adel, "Terus-terus, kok lu bisa dapet izin?" tanya Adel sekali lagi.
"Gue ancem, kalian tau lah gimana sifat Bayu" Ujar Seisil.
"Iya, sih. Eh Rhe, lu dulu kan mantannya Bayu, kan. Bayu dulu gimana sih?" tanya Elia kepo, jika Seisil tadi membicarakan bahwa Bayu sangat posesif. Maka ia ingin tahu sifat Bayu yang dulu.
Hal itu pun membuat yang lain juga mengangguk setuju, mereka ingin tahu bagaimana seorang Bayu bisa mendapatkan Rheandra, dan perliku Bayu dulu.
"Nah iya, gue kepo dong" kali ini Seisil yang sangat bersemangat membahas. Seisil tidak membenci Rhea, toh buat apa ia membenci Rhea hanya karena gadis itu pernah menjadi milik Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rhealt
Teen FictionHatiku bukan layang-layang yang hanya terbang dengan sebatas bantuan temali. Bukan pula kupu-kupu yang hanya terbang mengitari keindahan bunga tanpa mau melihat keindahan lain. Tapi hatiku bak elang dengan sayap lebar nan kuat, tak ada keraguan untu...