[11] Basket Bakso ?🍁

1K 91 13
                                    

Dengan kalian vote & coment cerita ini, aku jadi tambah semangat untuk ngelanjutin ceritanya! Makanya jangan lupa, vote & coment sekarang👍🏻❤

----

Pagi hari yang cerah dengan langit yang di penuhi awan-awan berwarna biru muda, matahari yang masih nampak malu menampakkan sinar terangnya, dan semilir angin sejuk yang menusuk kulit.

Gadis itu memejamkan matanya, menikmati semilir angin, hembusan angin menerpa wajah cantiknya, menerbangkan helaian rambut hitam panjangnya yang tergerai indah.

Wajah gadis itu terlihat santai, dan sedikit berbeda, tidak ada senyuman manis yang terukir di wajahnya.

"Pagi kak, bagaimana semalam ?"

Jika mengingat hal semalam membuat Rhea tersipu.

Ya, semalam ia menghabiskan waktunya bersam Alta hingga pukul sembilan malam.

"Acieee bulshing" Aurel sengaja menggoda Rhea, ia ingin melihat wajah Kakaknya itu memerah seperti kepiting rebus, kalo tomat kan ada yang hijau.

"Apa sih kamu. Udah diem aja, anak kecil gak boleh ngegoda yang aneh-aneh" ucap Rhea, ia memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

Aurel terkekeh, dan ia mengajak Rhea untuk joging pagi.

🍁🍁🍁

Di sisi lain, Alta, Azka, Zidan, Bayu, Rizqi nampak bersenda gurau, kecuali Azka. Mereka berjalan santai menuju lapangan basket yang berada tak jauh dari samping taman kota.

Dulu mereka sempat heran, mengapa di bangun lapangan basket? Di samping taman pula. Dan jawabannya adalah untuk menambah minat anak-anak atau memberikan fasilitas pada orang-orang yang menyukai basket agar tetap terjaga dan kegemaran mereka menjadi sebuah bakat.

Tak heran jika saat hari libur, banyak orang-orang yang berdatangan. Entah itu joging, mengajak anak-anak mereka menghirup udara bersih, bermain, bahkan ada juga yang berpacaran. Oh ya, jangan lupakan, para pedagang pun berbondong-bondong untuk mencari rezeki-nya. Bahkan ada yang mengajak anak mereka, untuk apa ? Biar anak-anak merasakan apa yang di rasakan seperti teman-temannya yang lain, walaupun mereka dari keluarga tidak mampu. Setidaknya, otak-otak mereka jernih terus kebahagiaan biar pun sederhana.

Ke-lima anak laki-laki kini telah sampai di tempat tujuan mereka. Bayu dengan semangat nya berjalan menuju Portable Ball Cage yang terletak di depan pintu masuk.

"Woi, nih tangkap!!" Bayu berucap keras, agar salah satu di antara mereka menangkap lemparan bola dari Bayu.

Setelah itu Bayu menyusul mereka, dan permainan pun di mulai.

Alta dan Azka, dua orang yang sudah handal dalam permainan ini, melawan tiga laki-laki yang di antaranya adalah Bayu, Zidan, dan Rizqi. Mereka fokus pada permainan, bola basket di giring kesana kemari yang masing-masing berjuang untuk memasukkan ke dalam ring.

Score permainan basket kini sama. hingga di bagian akhir mereka harus benar-benar berjuang untuk menentukan siapa yang menang dan kalah.

"Yes!! Gue menang woi!!" Zidan berseru dan berlari memutari lapangan basket dengan tangan di atas, dan disusul oleh Rizqi. Namun...

"Shit, kepala gue!!!" Zidan mengumpat saat seseorang menjitak kepala bagian belakangnya dengan keras.

"Enak gak rasanya?" tanya Rizqi.

RhealtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang