[14] Sehari Cerewet🍁

871 86 2
                                    

Tawa khas laki-laki itu menggema di seluruh ruangan UKS. Tepat beberapa detik yang lalu, seseorang yang terbaring lemah di atas brankar, kini sudah membuka matanya alias sadar.

Sedari tadi, Alta menyuapi Rhea bubur yang ia pesankan dari kantin tadi. Mendengar Rhea yang pingsan dari beberapa siswi membuatnya berinisiatif memberinya makanan dan minuman.

"Buka mulut, Rhea!" Perintah Alta.

"Nggak mau, gak enak, Ta!" ucap Rhea tak mau kalah.

Iya, Alta tengah menyuapi Rhea yang sedari tadi tidak mau makan sedikit pun makanan yang ia bawa. Lantas, Alta merasa geram dan ingin sekali ia membuka mulut Rhea menggunakan dongkrak mobil.

"Makan!"

Rhea mengelengkan kepala.

"Makan, Rhea!"

Rhea masih kekeuh tidak ingin makan.

"Ya Tuhan!! Makan Rhea!!"

Mulut Rhea masih tertutup rapih, rapi hingga tida ada celah sedikitpun.

Alta tak habis pikir, gadis di depannya ini sangat keras kepala. Pertama kenal sifat Rhea tak seperti ini, sifatnya baik, nurut, sekarang? Tidak usah di tanya lagi.

"Makan, ntar sakit lagi!!" Alta mencoba berucap lembut di akhiri dengan helaan nafas di akhir.

"Aku gamau makan"

"Entar sakit Rhea!"

"Siapa yang sakit ?! Aku sehat gini kok, kalo aku sakit pasti gak kuat bicara" balas Rhea.

"Sehat dari mana, huh?! Tadi siapa yang pingsan?" tuduh Alta.

"Aku lah, emang siapa lagi?"

"Terus kenapa bilang sehat ?"

"Karena aku emang sehat"

Alta di buat geram, sudah! Kesabarannya sudah habis.

"Makan atau aku cium???"

Mendengar ancaman dari Alta, tubuh lemah itu membeku seketika. Entah kenapa, rasanya pasukan udara kini kian menipis.

"Makan, aku suapin" ujar Alta lembut.

Dan entah dorongan dari mana, Rhea hanya mengangguk layaknya kucing kecil.

"Aaaaa" Alta menginstruksikan agar Rhea mebuka mulut.

Suapan pertama telah masuk.

Alta memperhatikan Rhea yang tengah mengunyah makanan. Sungguh pipi chubby itu bertambah chubby akibat makanan yang memenuhi mulut Rhea.

Tepat di kunyahan terakhir, Rhea merasakan sesuatu yang aneh.

Alta melihat Rhea menutup mulutnya dengan menggunakan telapak tanganya.

Tiba-tiba saja Rhea turun dari brankar dengan cepat, kemudian menuju toilet yang berada di ruang UKS saat merasa gejolak aneh itu kian bertambah di bagian perutnya.

Hoekkkkkkkkkkk

Alta menyadari sesuatu, Rhea tengah memuntahkan isi perutnya. Kemudian ia melesat menghampiri seseorang yang tengah kesusahan itu.

Gelombang mual membuat Rhea muntah berkali- kali. Menahan tubuhnya dengan tangan yang berpegangan di dinding toilet.

"Kenapa ?" Tanya Alta. Kemudian ia menyingkirkan rambut yang terurai itu dan memijat bagian belakang leher Rhea.

Hendak Rhea menjawab, namun gejolak itu datang lagi dan membuat Rhea makin lemah.

Ia membasuh bibir dan sekitar bibirnya. "Pergi, Ta. Ini tuh menjijikka" ujarnya parau.

RhealtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang