Lembar 12

1.8K 251 28
                                    


5 years ago

"Woi! Anjing! Itu kenapa gitu sih darenya?!" Chan menggeram frustasi, teman-temannya hanya tertawa saat Minho memberikan tantangan dare yang dipilih oleh Chan.

"Ya, lo yang milih dare, gue yang ngasih tantangan, lah! Lagian, Hyunjin itu kan cantik, lo udah naksir dia lama juga kan? Nah, sekarang gue yang ngasih jalan buat lo." Minho menghembuskan asap rokoknya yang mengepul dari bilah bibirnya. Jisung terkekeh gemas, sedangkan Seungmin tertawa getir.

"Bangsat! Sialan! Lo kira Hyunjin mainan, heh? Dia itu manusia, Minho! Gue nggak tega kalo macarin dia cuma seminggu." Chan mengusap kasar wajahnya, otaknya benar-benar sedang tidak bisa berpikir jernih saat Minho memberikan dare buruk seperti itu.

"Ya, itu dare lo dari gue, Jisung sama Seungmin. Kalo lo nggak mau, gue yang bakal nidurin Hyunjin!" Minho menyeringai, menatap Chan dengan tatapan brengseknya.

"Nggak! Gue bakal lakuin apapun, asal manusia bajingan kayak lo nggak pernah nyentuh Hyunjin!" setelah mengatakan itu, Chan berjalan keluar dari markas mereka. Jika permainan sialan itu berakhir petaka seperti ini, sebaiknya ia tidak akan pernah memainkan hal menjijikkan itu.

Chan hanya tidak tahu, jika teman-temannya itu terlampau bejat untuk hal semacam ini.

"Kak Chan!" Hyunjin berlari mendekati Chan, yang sedang berdiri mematung di pinggir jalan dekat markas mereka. "Kakak kemana aja? Hyunjin nyariin." ia mempoutkan bibirnya lucu, Chan selalu tidak bisa menyakiti Hyunjin yang sudah sakit sejak kecil. Ia tidak ingin menggoreskan luka lagi kepada pria yang ia cintai.

Tapi Chan juga tidak ingin melihat Hyunjin dirusak oleh orang lain, selain dirinya.

"Kakak!" bentakan Hyunjin menyadarkan lamunannya. Hyunjin sudah menganggap Chan sebagai kakaknya sendiri, ia bahkan sangat bergantung dengannya. Tidak ingin berpisah dengan Chan.

"Iya, Hyunjin. Maaf, kakak tadi keluar sebentar." Chan mengusap sayang surai Hyunjin.

"Nasi goreng yang aku pesen mana?" Hyunjin menatap Chan dengan tatapan polosnya, mengabaikan permintaan maaf Chan. Membuat Chan terkekeh dengan gemas.

"Nanti ya sayang. Sekarang ikut kakak dulu, mau?"

"Mau! Kemana?" Hyunjin berteriak antusias, Chan tidak menjawab. Ia hanya menarik lembut tangan Hyunjin dan mengajaknya masuk kembali ke dalam markasnya.

"Gue bawa Hyunjin!" Chan membanting kasar pintu markas mereka. Membuat Hyunjin sedikit tersentak karena tingkah Chan. Minho tertawa nyaring.

"Ungkapin deh perasaan lo." Chan menghembuskan napas pasrah. Ia menatap Hyunjin lama, menangkup pipi pemuda cantik yang berada di depannya.

"Hyunjin.." Chan lagi-lagi menghela napas beratnya, "kakak cinta kamu. Mau jadi pacar kakak?" Hyunjin membelalakkan matanya, ia masih tidak mengerti ucapan Chan.

"M-maksud kak Chan?" kedua tangan Chan mengusap sayang pipi gembil Hyunjin.

"Jadi pacar kakak, mau?" Hyunjin tidak langsung menjawab. Ia bahkan sedikit menimang permintaan Chan. Tapi, sedetik kemudian Hyunjin mengangguk.

"Emangnya kenapa sih kak, kok mau Hyunjin jadi pacar kak Chan?"

"Karena kakak sayang kamu." ucapan Chan mengundang gelak tawa semua orang yang berada di dalam markas. Termasuk Minho yang mengetahui jika sebenarnya Chan hanya melaksanakan dare dari mereka.

"Cium! Cium! Cium!" teriakan itu menggema, Chan yang mendengar itu mendelik kearah mereka.

"Nggak bisa! Jangan godain Hyunjin, bangsat!" Chan berteriak nyalang, merasa tak terima jika Hyunjin-nya di perlakukan seperti itu.

"Kak, gapapa, kak Chan boleh cium Hyunjin. Kan sekarang aku pacar kakak," ujarnya malu-malu. Ia mencengkeram erat lengan Chan.

"Jangan, Hyunjin. Belum waktunya. Besok kalau udah waktunya, kakak bakal cium kamu." Hyunjin nampak menekuk wajahnya. Kecewa dengan jawaban Chan.

"Tuh! Hyunjin kecewa, lo yang bangsat, Chan!" Minho berteriak kencang, membuat Chan kembali menatapnya dengan tatapan menyeramkan. Ia tak menanggapi temannya, melainkan memalingkan wajahnya untuk menatap Hyunjin yang berada di sampingnya. Minho benar-benar sialan! Ia yang memaksa Chan untuk melakukan hal aneh seperti itu.

"Kamu gapapa kalau kakak cium?" Chan meminta persetujuan lagi. Ia tidak ingin melakukannya, jika tanpa persetujuan Hyunjin.

"Aku gapapa kak." Chan mengangguk mendengar ucapan Hyunjin.

Sialan!

Chan menangkup lagi pipi gembil Hyunjin. Mendekatkan wajahnya, menyatukan kedua hidung mereka. Hingga akhirnya, Chan memiringkan wajahnya, menyatukan kedua bilah bibirnya pada Hyunjin. Melumatnya lembut, menggigitnya agar Hyunjin memberikan akses lebih kepada Chan.

Ini manis, first kiss mereka bahkan terlampau manis.

Seperti kelopak mawar yang mekar pada musim salju. Dingin. Memabukkan. Dan juga, menggairahkan.

"Mmphh—" Hyunjin memukul pelan bahu Chan, ia kehabisan napas. Tapi Chan tidak berhenti disana, ia semakin menggencarkan aksinya, bibirnya turun pada permukaan leher jenjang Hyunjin yang semakin halus. Chan kehilangan akal, Hyunjin kelimpungan, kakinya bahkan tak mampu untuk menyokong tubuhnya.

Gigi Chan menggigit leher Hyunjin. Meninggalkan bekas keunguan disana. Mengabaikan teman-temannya yang juga terangsang dengan kegiatan panas mereka.

"Nghh— kak Chanhh.." Hyunjin menjambak kecil surai Chan. Melampiaskan rasa kesalnya karena nikmat yang diberikan oleh Chan.

"Woi! Anak orang itu! Udah bangsat! Gue terangsang!" teriakan Minho membuat Chan menghentikan kegiatan panasnya.

"Udah gue bilang! Gue takut kebablasan kalo sama Hyunjin!" Chan menggerutu pelan. Pipi Hyunjin bersemu merah, malu sekali setelah melakukan itu di depan teman-teman Chan.

"M-maaf, kak." Chan berdecak mendengar penuturan Hyunjin.

"Nggak usah minta maaf, Hyunjin. Kamu nggak salah." Chan menatap menatap teman-temannya nyalang. Setelah itu beralih lagi kepada Hyunjin, "Katanya kamu mau minta nasi goreng, sayang? Mau makan sekarang?" Hyunjin mengangguk semangat.

Sebelum Chan keluar dari markasnya, ia sempat mengacungkan jari tengahnya kepada Minho yang sedang tertawa melihat kemarahan sahabatnya. []

-RION-

[3] Crazy In love {ChanJin} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang