Hyunjin berkali-kali mengamati pantulan cermin yang menampakkan wajahnya. Bekas keunguan sialan yang menghiasi lehernya benar-benar membuat Hyunjin frustasi. Pasalnya, hari itu Hyunjin mau tak mau harus memasuki kelas, karena ia bagian presentasi. Hyunjin sudah menutupinya dengan concelear, tetapi warna concelear itu sendiri tidak mampu untuk menutupinya. Terlebih, bokongnya sangat sakit.Ah, jika Hyunjin mengingat tubuh Minho yang telanjang dan dirinya yang hanya pasrah saat kekasih tampannya itu menjebol miliknya, rasanya malu sekali. Itu yang pertama, sejak ia berpacaran dengan Minho selama dua tahun.
"Hoamh.." Minho terganggu dari tidurnya, karena aroma parfum milik Hyunjin yang mengganggu penciumannya. Ia mengucek matanya, berusaha untuk memfokuskan pandangannya kepada kekasih cantiknya. "Mau berangkat, sayang?" Hyunjin mengangguk. Ia sengaja tidak menatap Minho, kekasihnya itu benar-benar sialan! Seharusnya ia langsung mengenakan baju, bukannya memamerkan tubuh seksinya seperti itu.
"Mau aku anter?" Hyunjin menggeleng dengan cepat. Minho terkekeh, menggemaskan sekali kekasihnya itu. Sedangkan Minho justru berjalan mendekati Hyunjin yang masih mematung di depan cermin. "Kamu kenapa sayang? Masih sakit, hum?" Hyunjin tak bergeming, Minho melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Hyunjin. Memiringkan kepalanya untuk mencuri satu kecupan manis pada bibir kekasihnya. "Morning kiss!" setelahnya ia tersenyum lebar. Hyunjin tidak peduli, netranya hanya terfokus pada cermin dengan pantulan dirinya.
"Kak, bekasnya nggak ilang, aku harus presentasi hari ini. Kalau aku diketawain temen kelas, gimana?" Minho mendongak, ia menatap bercak keunguan yang kentara pada leher putih kekasihnya.
"Gapapa, bilang sama mereka, kalau kakak yang buat." Hyunjin mendengus, menyebalkan sekali kekasihnya itu. Setelahnya Hyunjin tak ingin ambil pusing dengan bekas keunguan-nya. Toh, mereka juga tahu jika Minho adalah kekasihnya.
"Kakak! Lepasin! Aku mau berangkat!" Hyunjin protes, Minho mengeratkan pelukannya, semakin menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Hyunjin.
Sekeping memori yang terlintas pada kepalanya, saat ia berkali-kali mengkhianati Hyunjin, dan bercinta dengan orang lain membuat rasa bersalah pada dirinya semakin bertambah besar. Hyunjin dulu hanya dijadikan sebagai 'mainan-nya' pengusir rasa bosan saat Jisung meninggalkannya pergi. Tapi, kali ini Minho justru tenggelam dalam lautan cinta yang ia mainkan. Ia kerap merasakan perasaan bersalah. Minho hanya ingin memiliki Hyunjin seutuhnya, ia tidak ingin Chan kembali merebut cintanya. Apa itu terdengar egois?
"Maaf, Hyunjin." Minho bergumam disela dekapannya, membuat Hyunjin sedikit bergidik karena hembusan napasnya yang menerpa kulit leher sensitifnya serta suara rendah miliknya yang tak pernah terdengar serius sama sekali.
"K-kakak, kenapa?" Hyunjin mengarahkan tangannya pada surai Minho, mengusapnya dengan sayang. Pelukan Minho semakin mengerat.
"Maaf untuk semuanya, Hyunjin. Jangan tinggalin aku." Hyunjin terkekeh gemas, ia membalikkan tubuh Minho agar berhadapan dengannya.
"Nggak akan kak, aku milik kakak." Hyunjin mencubit kecil pinggang Minho, membuat Minho terkekeh gemas dengan tingkah kekasihnya.
"Janji ya sayang?"
"Ih! Kakak kenapa sih! Aku kan juga sayang kakak! Kakak nggak percaya sama aku?!" Hyunjin bersungut, berpura-pura untuk memarahi kekasih tampannya.
"Sayang, maaf." Hyunjin lagi-lagi tersentak, Minho terlalu sensitif untuk hari ini.
"K-kakak, Hyunjin yang salah." Hyunjin terbata, kali ini ia melingkarkan tangannya pada pinggang telanjang Minho, menenggelamkan wajahnya disana. "Aku sayang kakak, nggak mau ditinggal." Hyunjin berucap lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Crazy In love {ChanJin}
Fanfiction"Let me be every part in your life. Cause the best gift for me is you." 🚨 WARNING: ✔️ Will be contain RATE M ✔️ Don't judge if don't like, just leave this book ✔ Crack Pair of ChanJin