Lembar 19

3.1K 200 26
                                    

Explicite content. Kalo nggak kuat boleh skip, karena ini ending :'v

Chan menggeram rendah. Tangannya memegang satu gelas bir, ia sedang mengenakan bathrobe-nya. Sengaja menunggu Hyunjin yang belum selesai keluar dari kamar mandi. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada Hyunjin- kekasihnya. Sekaligus, memberikan hukuman karena telah membuatnya cemburu untuk hari ini.

Ceklek

Pintu kamar mandi milik Hyunjin terbuka. Menampilkan tubuh Hyunjin dengan rambut basah dan handuk yang hanya melilit pada pinggangnya. Chan sedang berusaha menetralkan nafsunya. Hyunjin terlalu menggoda dengan penampilan seperti itu.

"Hyunjin?"

"Hum?" Chan menepuk pelan kasur yang berada di sampingnya.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Hyunjin hanya mengangguk lagi. Sebenarnya, ia hanya ingin menanyakan perihal Minho yang bisa mengajaknya bertemu tanpa sepengetahuan dirinya.

"Kamu masih mencintai Minho?" mulut Chan berbanding dengan pertanyaan yang akan ia lontarkan.

"Tentu aja enggak." Hyunjin tersenyum. "Aku mencintaimu. Omong-omong, apakah Seungmin yang memberitahumu?"

"Ya, aku mencarimu, tapi kamu udah nggak ada di kantor." Hyunjin bisa mengerti dengan hal itu.

"Hyunjin?" suara Chan semakin rendah, membuat Hyunjin sedikit tersentak dengan perubahan atmosfir yang berada di sekelilingnya.

"Y-ya?" ketika tangan Chan menyentuh kedua bahu mungil Hyunjin, dan membaringkannya diatas kasur, lantas mencium bibirnya dengan lembut membuat Hyunjin sedikit rileks dengan perlakuan Chan.

"Kamu juga harus mendapat hukuman dariku." Hyunjin menelan ludahnya gugup. Chan berhasil meraih handcuffs di dalam lacinya. Chan mengikat kedua tangan Hyunjin pada kedua sisi ranjang miliknya.

"K-kak? Aku nggak suka kalo kakak- akh!" Hyunjin memekik saat Chan berhasil menampar pipi Hyunjin.

"Diem, Hyunjin! Mulai malam ini, kamu bakal jadi slave-ku, paham? Dan budak harus menuruti perintah tuannya." Hyunjin meringis, ia menggigit bibirnya kencang. Aura dominan Chan di depannya bahkan sangat kentara. Tidak suka bantahan, dan Hyunjin hanya mengangguk patuh dengan ucapan Chan.

"Bagus, jadilah submisif yang menuruti perintahku, Hyunjin." lidah Chan menelusuri setiap inchi bagian tubuh Hyunjin. Menggelitik ketiak Hyunjin yang beraroma wangi karena sabun mandinya. Meninggalkan bite love disana.

"Jangan siksa aku kak- akhh!" Chan kembali menampar pipi Hyunjin. Meninggalkan bekas memerah tangan milik Chan.

"You don't know, how to calling my name, eh?" Hyunjin mengangguk patuh, ia akan menurut sekarang. "Master, Hyunjin."

"M-master?" Chan mengangguk, mengusap sayang surai milik kekasihnya.

"Good boy." Chan kembali menggerayangi tubuh Hyunjin. Tangannya aktif untuk melepas lilitan handuk di tubuh Hyunjin. Memperlihatkan penis Hyunjin yang sedikit terbangun karena rangsangan yang Chan berikan.

"Ugh," Hyunjin melenguh, saat jari-jari Chan menekan puting kiri Hyunjin. "Akhh.. M-masterhh.." Hyunjin kembali meracau, lidah Chan mengecup pinggang kiri kekasihnya. Menggigitnya gemas. Tangannya sibuk mengeluarkan blindfold berwarna merah darah dari dalam lacinya lagi.

"Cantik. Kamu bahkan terlihat menggairahkan dengan blindfold itu, cantik." Hyunjin sudah menangis, air matanya mengalir dari kelopaknya. Sedikit membasahi blindfold-nya. "Tunggu lima belas menit, sayang?" bibirnya mengulum pelan telinga Hyunjin.

[3] Crazy In love {ChanJin} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang