Lembar 18

1.6K 205 22
                                    


"Hyunjin, aku harus bilang berapa kali? Aku minta maaf." suara Minho terdengar parau, Hyunjin menatap mantan kekasihnya dengan sangat gelisah. Kedua tangan mereka masih saling bertautan.

"Aku udah punya kak Chan," saat Minho mengajak Hyunjin untuk bertemu, ia mengiyakan ajakan mantan kekasihnya. Katanya, ada sesuatu hal yang perlu mereka bicarakan. Namun, keadaannya justru terbalik. Sejak satu jam lalu, Minho hanya merengek dan memohon agar bisa kembali menjalin hubungan dengan Hyunjin.

"Chan? Kamu beneran secepat itu ngelupain aku, ya?" Hyunjin menggigit bibirnya kencang, air matanya hampir saja tumpah, mengingat jika Hyunjin sangat mencintai Minho dulunya.

"Itu karena kamu, kak. Kamu yang udah duain aku."

"Maaf, sayang. Aku janji nggak bakal ngulangin lagi, kalau kita balikan, Hyunjin. Aku bisa jadi yang kedua buat kamu." Minho meraih tangan Hyunjin. "Kamu bisa prioritasin Chan, Hyunjin. Aku masih cinta sama kamu." Mantan kekasihnya itu dengan kurang ajarnya, justru mencium punggung tangan Hyunjin.

"Kamu cuma mau tubuhku, kan? Jisung bisa ngelayani kamu, kak." Minho menggeleng kencang, ucapan Hyunjin telak membuat mantan kekasihnya itu kembali berkaca-kaca.

Hyunjin memijat pelipisnya, ia iba, juga kesal saat Minho hanya merengek seperti itu di depannya. Kedai coffee yang mereka kunjungi cukup ramai, Hyunjin meraih cangkir di depannya. Menyesap aroma menenangkan yang menguar dari sana.

"Kak? Kakak udah punya Jisung. Tolong jaga dia. Jangan duain dia, kak." Hyunjin tersenyum samar. "Maaf, aku nggak bisa jalin hubungan kayak dulu. Aku udah sakit, sejak kamu bohongin aku. Dan aku cuma minta, kak Minho jangan nyakitin Jisung. Cukup aku yang kamu sakitin, kak."

"Nggak! Aku nggak suka Jisung! Aku cuma suka sama kamu!" Minho menggebrak kasar meja di depannya. Matanya menatap nyalang kearah Hyunjin. "Ikut!" Minho berdiri, tangannya menarik kasar pergelangan Hyunjin.

"Lepasin! Kamu mau apa dari aku kak?!" Hyunjin meringis, cengkeraman Minho sangat kuat. Bahkan, kukunya sedikit menggores kulit tangan Hyunjin.

"Aku mau kasih pelajaran buat Chan!" Minho membanting tubuh Hyunjin kedalam mobilnya.

"Kak Minho! Jangan gila!" Hyunjin mengamati Minho yang sedang memegang tali di tangannya. "Mau apa?! Kak Minho!" Hyunjin berteriak kencang. Ia bahkan menendang kuat perut Minho hingga membuatnya tersungkur.

"Brengsek!" Minho menggeram, ia semakin kasar memperlakukan Hyunjin. Kedua tangannya ia ikat kebelakang. "Ini yang kamu mau kan? Chan nggak akan bisa nyelametin kamu setelah ini." Hyunjin menggeleng.

"Aku beneran benci kamu, Minho!"

"Terserah! Aku nggak peduli! Aku cuma mau liat Chan nangisin mayat kamu." Minho menyunggingkan seringainnya.

Hyunjin terkekeh, "asal kamu tahu, aku nggak takut mati!" setelah Hyunjin mengatakan itu, gedoran pintu mobil Minho terdengar. Chan dengan wajah paniknya berusaha mengalihkan perhatian Minho dari kekasihnya.

"Lihat! Chan khawatir liat kamu kayak gini, cantik." Hyunjin memejamkan matanya sebentar.

"Aku nggak peduli!" teriakan Hyunjin mampu membuat Chan menghancurkan kaca mobil Minho. Ia membuka paksa pintu mobilnya.

"Bajingan! Udah berapa kali gue bilang?! Jauhin Hyunjin, bangsat!" Chan menarik keluar Minho dari dalam mobil. Ia mencengkeram kerahnya kuat. Lantas, memukulnya dengan brutal.

"Gue cinta sama Hyunjin! Mau apa lo?!"

"Bedebah!" Chan yang mendengar itu kembali memukul Minho. Darah mengucur deras dari sudut bibirnya dan luka robek. Chan mengepal kuat, ia tidak bisa menahan emosinya saat mendengar jawaban dari Minho.

[3] Crazy In love {ChanJin} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang