"Putus dari Minho, ya?" seberapa keras pun Chan membujuk Hyunjin agar putus dari kekasihnya, Hyunjin pun tetap sama. Menggeleng dengan kencang atas permintaan Chan."Kak, aku nggak bisa mutusin kak Minho gitu aja. Aku— terlanjur cinta mati ke dia kak." Hyunjin memijat pelipisnya pelan.
Chan menggiring tangannya untuk mengusap sayang surai milik Hyunjin, mereka berada di kantin kampus. Menghabiskan waktu istirahat bersama, karena permintaan Hyunjin. Minho tidak bisa menemaninya lagi, karena katanya ia sedang ada urusan dengan tim MAPALA. Mungkin, mereka akan mengadakan pendakian.
"Terus kamu mau gimana, Hyunjin? Maksain dirimu sendiri buat bertahan demi pria brengsek itu?" Hyunjin mendelik kearah Chan, Hyunjin mengakui jika kekasihnya itu brengsek, tapi ia tidak suka ketika orang lain juga menyebutnya seperti itu.
"Kak Chan!" Hyunjin menggembungkan pipinya. Pekikan menggemaskan tak luput dari bibir Hyunjin. Membuat Chan tertawa renyah saat melihat Hyunjin yang seperti itu.
"Ya udah, makanya putus dari Minho. Kamu udah percaya kalau ada tanda merah di bagian lehernya, aku nggak mengada-ada sih, kan kamu sendiri yang cerita." Chan menyeruput lemon teanya. "Jadi, putusin Minho ya?"
"Kak Chan ih! Kakak nyebelin banget! Dibilang aku nggak mau putus dari kak Minho!" Hyunjin menepuk kencang dada Chan.
"Ada aku yang bakal gantiin Minho, cantik." Chan mengambil kedua tangan Hyunjin. Mengusap punggung tangannya dengan jempol besar milik Chan. "Aku janji nggak bakal nyakitin kamu, aku bakal jagain kamu, aku janji." ciuman sayang mendarat pada kedua tangan Hyunjin.
Hyunjin merona, total malu saat Chan memperlakukan dirinya begitu manis. Tapi ia juga menghempaskan tangannya yang sedang di genggam oleh Chan. "Apa sih kak!" ia memalingkan wajahnya, panas sekali rasanya udara di sekitar mereka.
"Ayo pulang, apa mau ikut aku ke kantor? Aku ada rapat nih." Hyunjin menimang, ia ingin pulang. Tapi, sepertinya ia juga tidak ingin sendirian di apartemennya.
"Eung, ikut kakak.. Boleh?" Hyunjin mengedipkan matanya. Chan terkekeh.
"Tentu, cantik." setelahnya, mereka berjalan beriringan menuju mobil milik Chan.
Sebenarnya, sejak tiga puluh menit yang lalu, ponsel Chan bergetar hebat, tapi ia mengabaikannya. Karena ia tahu, pasti Seungmin sedang kesusahan mencari Chan yang sebentar lagi akan mengadakan rapat bulanan.
Hanya saja, Chan tidak peduli dengan rapat, ia masih sangat ingin menghabiskan waktu bersama Hyunjin.
"Cantik?"
"Ya, kak?" Hyunjin menatap Chan yang sedang serius menyetir di sampingnya.
"Kayaknya aku bakal lama di kantor. Kamu mau makan apa buat ngusir kebosananmu?" Chan melepaskan seal belt Hyunjin.
"K-kak, emangnya nggak ada orang selain kakak ya disana?" Chan tampak berpikir.
"Nanti kakak usahain cari orang buat nemenin kamu ya, cantik?" Chan mencuri satu kecupan singkat dari bibir manis Hyunjin.
"Kak Chan! Nggak boleh cium-cium, nanti kak Minho marah!" Hyunjin menggerutu. Ia menghentakkan kakinya kesal, tetapi justru membuat Chan terkekeh. Langkah ringan mereka mulai mendekati kantor Chan.
"Christhoper!" Seungmin menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Matanya melotot tak terima, map tebal berada di tangan kanannya. Chan tidak marah, ia hanya tertawa pelan menanggapi teriakan lucu dari Seungmin.
"Aku tahu, rapatnya bakal aku mulai deh!" Chan menepuk halus bahu Seungmin. "Tolong jagain si cantik ya? Kasih dia makan kalau rewel." Seungmin berdecak kesal. Tapi ia tetap menuruti ucapan Chan saat ia mulai memasuki ruang rapat.
Seungmin mulai mendekati Hyunjin yang masih berada di ambang pintu. "Hai, Hyunjin." uluran tangan Seungmin disambut hangat oleh Hyunjin. "Silakan duduk di ruang tunggu, aku akan menemanimu ketika Chan sedang melangsungkan rapatnya." Hyunjin menurut, dia mendudukkan dirinya pada sofa di ruang tunggu. "Aku Seungmin, sekretaris pribadi Chan."
"Oh, hai Seungmin?" Hyunjin memanggil dengan ragu. Seungmin terkekeh.
"Benar, panggil aku seperti itu. Ada yang kamu inginkan selama menunggu Chan selesai rapat?" Hyunjin menggeleng.
"Aku hanya, butuh teman bicara."
"Great! I'm here, there is something to talk with me?" ini kesempatan, jika Seungmin bisa memanggil Chan seperti itu, bukankah artinya hubungan mereka cukup dekat? Mungkin, Hyunjin bisa mendapatkan sedikit informasi dari masa lalunya dengan bertanya kepada Seungmin.
"Enggak sih, cuma. Aku mau tanya, kamu kenal sama Chan sejak kapan?" Seungmin mengerutkan dahinya.
"Jangan bilang kalau kamu cemburu sama aku?"
"Enggak! Tentu enggak! Aku nggak bakal cemburu sama Chan. Aku nggak ada hubungan apa pun sama Chan!" Hyunjin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, apakah ia salah bertanya hingga Seungmin mempunyai spekulasi seperti itu?
"Oke, calm down." Seungmin terkekeh. "Aku kenal Chan sejak sembilan tahun lalu. Dia temen kecil sih, ada apa?"
Hyunjin tampak berpikir, jika sembilan tahun lalu itu artinya setelah Chan mengenal Hyunjin?
Tapi mengapa Hyunjin sama sekali tidak ingat jika Seungmin adalah temannya? Ia hanya mengingat jika Chan juga teman masa kecilnya, tanpa Seungmin."Eum, mungkin kamu juga kenal aku?" Seungmin mengangguk. Hyunjin terbata, itu artinya ia bisa mengulik lebih dalam tentang dirinya pada sepuluh tahun silam.
"Tentu! Aku kenal kamu, karena Chan akhir-akhir ini sering membicarakanmu." tidak, bukan jawaban itu yang diinginkan oleh Hyunjin.
"Bukan itu, maksudku, mungkin kamu pernah mengenalku pada sepuluh tahun lalu?"
"Oh itu! Tidak, aku bahkan baru saja bertemu denganmu kali ini." setelah itu, Hyunjin hanya mengangguk dan kembali bungkam.
"Omong-omong, Chan cinta mati denganmu." Hyunjin memasang telinganya dengan benar, bersiap untuk mendengar ucapan selanjutnya. "Jangan sia-siakan dia, Hyunjin. Karena aku pun sedikit menaruh rasa dengannya. Hanya saja, aku tahu diri jika Chan telah menjadikan dirimu sebagai pusat hidupnya." []
Happy graduation anak pertama bunda :)
-RION-
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Crazy In love {ChanJin}
Fiksi Penggemar"Let me be every part in your life. Cause the best gift for me is you." 🚨 WARNING: ✔️ Will be contain RATE M ✔️ Don't judge if don't like, just leave this book ✔ Crack Pair of ChanJin