Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Remaja lelaki itu menutup novel yang baru saja usai dibacanya. Ia termenung, memikirkan kisah cinta setia yang diceritakan di dalam novel itu.
Memangnya bisa, ya, mencintai seseorang dalam kurun waktu selama itu?
Lelaki itu menggaruk rambut tebalnya dengan gusar. Ia menaruh novel setebal lima ratus halaman itu di atas meja kayu jati, hampir saja akan menyenggol cangkir teh yang masih ada isinya.
Ia menguap panjang. Alis tebalnya terangkat ke atas. Inginnya tidur, tetapi kisah percintaan di dalam novel tadi masih menganggu pikirannya.
Lebih tepatnya, ia sangsi pada seseorang yang cintanya sangat setia hanya pada satu orang. Meskipun mencintai dalam kesendirian.
Dalam kesunyian.
Dalam kesenyapan.
Tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.
Ada, ya?
"Hei, Na! Jangan tidur dulu!"
Remaja itu sontak menoleh pada sumber suara yang baru saja menyapa pendengarannya.
