Prolog.

979 23 1
                                    

Shit. Tau yang namanya telat bangun gak?

Gue udah masang jam beker dan sialnya jam beker bego itu malah habis batere.

Jadi salah gue atau dia? Ya dia dong!

Karena telat bangun ini gue di omelin ibu negara, sial kuadrat. Mana sarapan nggak sempat lagi.

Dengan tergesa-gesa gue sambar kunci mobil yang bergelantungan di dinding. Gue nggak tau kunci mobil apa yang gue ambil, sabodo amat.

Setelah itu gue langsung ke garasi, sampai di garasi gue langsung di suguhkan mobil-mobil koleksinya bokap nyokap.

Gue gak tau kenapa mereka berdua punya hobi yang sama, ngoleksi mobil mewah. Borosin. Uang, bensin, dan tenaga.

Coba aja kayak gue, ngoleksinya--duh gak penting, sekarang lebih penting nemuin mobil yang cocok dengan kuncinya.

Gue nekan tombol yang ada di kunci mobil, tombol apa ya namanya? Alarm mobil? Itulah pokoknya.

Tit.

Yes! Ini dia.

Oh Lexus merah maroon.

Setelah sampai di dalam mobil, gue langsung menstarter dan tancap gas keluar dari istana mewah milik kedua orang tua gue ini, menuju kampus tercinta.

Tak lama kemudian gue sampai di Universitas New Phoenix. Ya, itu universitas tempat gue mengemban ilmu setelah di VHS.

Ngomongin VHS gue jadi kangen VHS.

Udah lupakan.

Gue keluar dari mobil, dan melihat jam tangan pink yang gue pake. Kalau ketahuan Yaya gue pake jam tangan warna pink dia pasti bakal mencak-mencak.

Ah bodo amat, jam jam gue kok.

08.15. Huh untung masih ada waktu lima belas menit lagi sebelum masuk ruangan.

Gue berjalan sambil ngambil ponsel yang ada di saku celana jeans gue. Buru-buru gue nge-line Yaya. Karena cuman dia yang satu kampus dengan gue.

Lo dimana?

Untungnya bukan Dilla yang satu kampus dengan gue, jadi gue gak perlu nge-line dia.

Lo taukan kalau gue nge-line Dilla terus dia balasnya gimana? Sakitnya tuh di sini.

Demi apa gue lebay.

"Bel?" gue kembali ke dunia nyata saat gue ngerasa ada yang manggil gue.

Gue langsung balik badan, oh ternyata Riski, teman se-fakultas dengan gue.

"Apa?" tanya gue sambil menaik-naikan alis.

Dia terkekeh, dih emang ada yang lucu?

"Itu, di pipi kiri lo masih ada krim poundation." jawab Riski sambil tersenyum jahil.

Serius? Gue reflek menyentuh pipi kiri gue yang chubby ini.

Monyet! Beneran ada!

Tuhkan, seharusnya pagi ini gue awali dengan menjadi cewek tercantik di kampus. Tapi ini apa? Malu-maluin, little shitty!

***

AN.

Ini Lovabell-nya!

Yang kemaren hapus aja, kemaren itu kurang sreg sama alurnya hihihi.

Vomment ya.

Btw ini aku make point of view dari Bella-nya langsung. Dan masih belajar ya.

Typo tolong di komentarin.

06, Septembe

Lova BellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang