18

331 16 0
                                    

Semua kembali seperti semula, Rio, kembali ke pekerjaannya dan menetap di Indonesia sementara kedua orang tuanya tetap tinggal di California.

Dilla pun sudah kembali ke Apartemennya yang dekat dengan tempat ia mengemban ilmu. Sempat ia di tawari untuk ikut ke Indonesia namun Dilla beralasan bahwa masa cutinya sudah habis. Jadi ia akan kembali ke aktifitas biasanya.

Bella, Yaya, Celliqa dan Marvin pun kembali ke alam mereka. Sama-sama belajar untuk mengejar cita-cita mereka. Walau masih banyak rahasia yang belum mereka ketahui.

Pokoknya, semuanya kembali seperti semula, seolah tidak pernah terjadi apapun.

Dan kali ini Bella ingin menghampiri seseorang, seseorang yang telah membantunya melewati hari-hari beratnya, yang selalu menghiburnya dan selalu ada untuknya.

Siapa lagi kalau bukan Riski?

"Whats up, dude?" sapa Bella sambil menepuk pundak Riski.

Cowok itu sedang duduk di Cafetaria dengan membaca buku tebal melebih apapun.

"Lo ngagetin." ucap Riski melengos sambil menutup bukunya, "Jadi gimana?"

Riski tau kalau pernikahan anak sulung keluarga konglomerat itu di batalkan dan ia tau apa akibat dari hal tersebut.

"As you see." jawab Bella riang.

Riski tercengir, "Great!"

"Lo gak apa 'kan?" tanya Bella polos, seolah itu bukan masalah.

Riski menggeleng, "Gak masalah. Tugas gue udah selesai."

"Em--"

"Your welcome." potong Riski segera karena ia tau kalau Bella pasti akan mengucapkan terimakasih.

Bella tertawa, "Apa yang bisa gue lakuin ke lo untuk ngebalas apa yang udah lo lakuin?"

Riski tampak berpikir dengan serius, "Temenin gue makan siang?" tanya cowok itu.

"Boleh!" jawab Bella semangat, "Gue yang traktir."

Tapi Riski segera menggelengkan kepalanya, "Gak jadi deh. Gue ada janji sama seseorang."

Bibir Bella menekuk ke bawah.

"Sebagai gantinya, lo harus janji sama gue kalau lo gak bakal ngelakuin hal bego kayak bunuh diri lagi. Ngerti?"

"Kalau gue lagi stress atau banyak pikiran gimana?"

"Pikirkan konsekuensi yang bakal lo terima. Masa depan lo, orang tua lo, keluarga lo, sahabat-sahabat lo, dan--gue. Apa yang bakal terjadi sama orang-orang yang gue sebutin kalau lo mau bunuh diri?"

"Ok. I got it." ucap Bella akhirnya.

"Bagus." balas Riski.

"Btw, lo janjian sama siapa?" tanya Bella kepo.

"Tuh." jawab Riski sambil menunjuk cewek berambut blonde yang sedang berjalan menghampiri mereka.

Bella membelalakan matanya, "Lo kenal Cara juga." gumamnya pelan.

"Lo kenal?" tanya Riski, cowok itu mendengar gugaman pelan Bella.

"Hi." sapa Cara pada Riski dan menoleh ke Bella, "Hi--Bella?"

Nada riang yang Cara lontarkan saat menyebut nama Bella.

Bella pun ikut senang karena Cara menyapanya dengan bersahabat.

"Dunia memang sempit!" sorak Bella yang tak tau ingin mengatakan apa lagi.

Cara mengangguk setuju.

Lova BellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang