Cassandra terus menggenggam tangan Rhea selama perjalan menuju kelasnya. Tangan Cassandra sangat lembut dan hangat, suaranya lembut namun juga berkesan tegas, rambut peraknya sangat panjang dan diikat dengan sebuah pita ungu, kulitnya yang putih menunjukan rona merah di pipinya dengan jelas, tak lupa juga warna matanya yang merah seperti darah. 'dia sempurna' batin Rhea.
Mereka berdua kini sudah berada di dalam kelas. Cassandra yang terlihat sangat bersemangat itu segera menaruh tas Rhea yang barusan dia rebut di sebuah meja yang ada di depan meja nya.
"ayo cepat duduk, aku ingin bercerita tentang banyak hal padamu" mata Cassandra tampak berbinar. Rhea tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Kelas masih sangat sepi, baru ada 5 orang termasuk Rhea dan Cassandra yang ada di dalam kelas. Felix pun belum sampai di kelas.
Rhea menghitung jumlah meja dan kursi yang ada di kelas. Hanya ada 10. 'kenapa sepi sekali ya'. Ia duduk di kursinya kemudian membalikkan badan mengadap Cassandra.
"kau tau tidak? pancis itu ternyata sangat indah ya!!! oh ya aku juga membawakanmu oleh oleh nih" Cassandra memetik jarinya dan tiba tiba saja muncul sebuah benda di mejanya. Benda berbentuk lingkaran dengan hiasan bulu, itu sebuah penangkal mimpi.
"ini penangkal mimpi buruk. Saat itu kau mengatakan sering bermimpi aneh kan? jadi aku membelikanmu ini, yah walau ini hanya mitos bodoh yang diciptakan oleh manusia namun tak ada salahnya mencoba kan". Senyum manis Cassandra lagi lagi membuat Rhea terpanah. Dimata Rhea, Cassandra benar benar terlihat seperti sosok yang sangat sempurna. 'apakah aku bisa jadi seperti dia' batin Rhea.
"Cassandra, terima kasih banyak" pipi Rhea merona merah membuat Cassandra tak tahan untuk memeluknya. Dengan cepat eratpun kini Rhea sudah berada dalam pelukannya.
"kau imut sekali sih!!!! aku sangat merindukanmu tau. Aku menikmati waktu 10 tahun selama di dunia manusia".
Rhea berfikir sejenak. '10 tahun? dia pergi selama 10 tahun? sebenarnya sudah berapa lama ia bersekolah disini'.
"FELIX!!!!!" terdengar teriakan histeris dari para siswi di kelas saat Felix memasuki kelas. Wajah mereka semua tersipu malu dan mulai mengerumuni Felix. Felix memang memiliki wajah yang tampan dengan rambut perak yang mirip dengan milik Cassandra.
"selamat pagi semuanya" sapa Felix dan membuat para gadis makin menggila.
"dia masih saja menjadi idola ya" Cassandra memasang wajah masam saat melihat Felix.
"yahhhhh begitulah haha" jawan Rhea ragu. Rhea tak tahu harus berkata apa karna ia kehilangan ingatannya.
Felix berhasil menerobos para gadis itu dan duduk di meja yang ada di sebelah kanan Rhea. "hai Rhea, hai Cassandra".
"berisik" balas Cassandra dingin.
"kau masih saja dingin ya. Bagaimana prancis? kau pergi cuman 10 tahun, sebentar sekali". Rhea membulatkan matanya. '10 tahun itu sebentar?' batin Rhea tak mengerti akan pola pikir Felix.
"aku lumayan bersenang senang kok disana. Apa kau masih belum ada kemajuan dengan 'dia'?" Cassandra memasang wajah menggoda dan membuat wajah Felix memerah.
"dia? Felix punya pacar?" teriak Rhea tiba tiba dan membuat mereka berdua terkejut bukan main.
"HAHAHAHHAHAHA! jadi siluman anjing bodoh ini belum memberi tahu ya" tawa Cassandra.
Kedua telapak tangan Felix kini mengeluarkan api biru yang lumayan besar dan matanya berubah menjadi merah. "Oi! apa kau ingin ku jadikan burung panggang dengan api rubah ku? sudah kukatakan ribuan kali bahwa aku ini rubah bukan anjing!".
"APA?! kau panggil aku apa tadi? burung? aku ini malaikat, jangan samakan aku dengan unggas itu!".
Kini giliran Cassandra yang menunjukan kemampuannya. Sayap hitam nya tiba tiba muncul lalu ia mengepakkannya kuat hingga membuat kelas berantakan dan tubuhnya juga terangkat ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thessaloniki
FantasyRhea, seorang gadis cantik keturunan Iblis dan Malaikat kini terkena Amnesia dimana ia melupakan segala hal termasuk dirinya sendiri. Hilangnya ingatan Rhea adalah salah satu cara iblis neraka untuk menggagalkan upacara bulan merah yang akan dilaksa...