Festival bulan darah

76 3 0
                                    

"apa?!" tanya Rhea terkejut.

"luka ini semuanya diakibatkan oleh Chris, kakakmu itu" Felix memasang raut wajah serius sehingga itu membuktikan bahwa hal yang ia ucapkan bukan lah kebohongan.

Tubuh Rhea melemas dan akhirnya jatuh terduduk. "apa yang dia lakukan?".

Felix menjentikkan jarinya dan seketika mereka berdua telah berada di hutan tempat tinggal mereka dulu. "kenapa kita ada disini?" tanya Rhea bingung.

"ini adalah ingatanku".

Rhea mengangkat tangannya dan menyadari bahwa tubuhnya dan tubuh Felix terlihat transparan.

Hal yang ia lihat saat ini adalah Felix yang sedang meninju ninju batu di sungai hingga hancur berkeping keping. Tangan lembut Felix pun kini sudah penuh dengan luka dan darah. "SIAL!" teriaknya dengan suara kencang.

Rhea hanya dapat mengamati Felix yang berada didalam ingatan ini. 

Felix yang ada di dalam ingatan segera membersihkan lukanya di air sungai dan dalam diam mulai meneteskan air mata. Hatinya terasa sakit sekali. Bagaimana tidak? orang yang ia cintai tiba tiba saja hamil oleh sahabat nya sendiri yang sudah ia anggap keluarga. Walaupun Felix tau bahwa Leon adalah tunangan Rhea namun tetap saja ia tak dapat menerimanya.

Tiba tiba saja angin yang berhembus bertambah kencang dengan membawa aroma manis dari pohon sakura. "kenapa bisa ada wangi sakura disini?" tanya Rhea pada Felix yang asli namun hanya dijawab dengan tatapan sendu saja. Rhea kembali memperhatikan apa yang terjadi.

Angin kencang dengan beberapa kelopak bunga sakura mulai berputar membentuk tornado kecil di seberang sungai tempat Felix berdiri. Angin itu perlahan menghilang hingga akhirnya seorang pria keluar dari putaran angin tersebut.

Rambut pirang bagai cahaya mentari, tubuh tinggi atletis, dan juga mata tajam berwarna violet. Itu Chris.

Jantung Rhea berdetak lebih keras. Tidak salah lagi, itu adalah sosok kakak yang sangat ia rindukan.

Chris berjalan mendekati Felix. Langkahnya sangat ringan hingga ia bisa berjalan diatas air. Felix yang sedang kesal bahkan sampai melupakan semua emosinya saat melihat sosok pangeran yang sangat ia kagumi dan juga ia hormati sedari kecil.

Dengan cepat Felix berlutut saat Chris sampai di hadapannya. "pangeran Chris" katanya dengan lantang.

Chris tersenyum lembut. "berdirilah. Kau itu kalau tidak salah adalah anak dari salah satu Kyvernitis Selena kan? Felix ya?".

Felix membalas senyuman Chris walau agak terkesan sedikit memaksa. "benar yang mulia pangeran".

Mata Chris mulai menajam dan raut wajahnya berubah serius. Ia menunjuk Felix dengan telunjuk kanannya dan tiba tiba saja sebuah hawa kegelapan mengikat Felix bagaikan bayangan.

"apa maksudnya ini?!" tanya Felix tak mengerti.

Chris berjalan lebih mendekatinya lagi hingga kini Felix bahkan dapat merasakan hembusan nafas Chris di wajahnya. Chris sedikit mengendus sambil memejamkan mata. "aku mencium bau adik kecilku Rhea pada dirimu" bisik Chris.

Sekujur tubuh Felix mulai merinding. Chris yang ia tau adalah sosok menyenangkan dan ramah namun kali ini yang ia rasakan dari Chris hanyalah hawa kegelapan dan kemarahan yang luar biasa.

Felix menghembuskan nafas pelan dan tersenyum kecil. "Rhea selama ini tinggal denganku dan para anak kyvernitis lainnya".

Tiba tiba saja sebuah pedang yang terbuat dari hawa kegelapan mengiris pipi Felix hingga darah segar mengalir di pipinya. "Rhea? mana sopan santunmu?! panggil dia putri Rhea! dasar rendahan". Kini pedang itu mulai meninggalkan beberapa luka disekujur tubuh Felix, namun yang dapat ia lakukan hanyalah menahan kesakitannya. Saat itu Felix sadar bahwa kemampuannya jauh dibawah Chris.

ThessalonikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang