Rahasia Selena

60 3 0
                                    

"Rhea itu memiliki darah iblis dan malaikat yang mengalir dalam tubuhnya. Apa kalian pernah mendengar bahwa klan iblis dan klan malaikat sudah lama saling bermusuhan?" Livius menyeruput teh yang ada dihadapannya.

"Ya, kami mengetahuinya" jawab Leon.

"Leon, kau sudah bersama dengan Rhea sejak lahir. Kau pastinya mengenal Rhea seperti Chris mengenal Rhea kan?".

"Benar yang mulia".

"Kau pastinya tau kan tentang kekuatan Rhea". Livius melirik tajam kearah Leon.

"Kekuatan yang dapat menyembuhkan bahkan menghidupkan satu juta nyawa dengan satu jentikkan jari dan juga kekuatan untuk membunuh satu juta nyawa dengan satu jentikkan".

Mereka semua membulatkan mata, tak percaya dengan apa yang dikatakan Leon.

Livius mengangguk kecil. "Benar. Setelah kalian menceritakan semua yang terjadi, termasuk tentang kehamilan Rhea, sejujurnya ini semua bukanlah hal yang ku perkirakan".

"Jika Rhea punya kekuatan seperti itu... Harusnya dia dapat menguatkan segel dalam kepala nya dengan sendirinya kah?" Tanya Louis.

"Tidak juga. Walau ini tak ku perkirakan tapi ini bukan hal yang buruk. Saat Rhea lahir, para tetua iblis dan malaikat mengetahuinya.  Mereka mengatakan bahwa Rhea akan menjadi penghancur dunia dan penyebab kiamat suatu hari nanti. Jadi, mereka memberi Rhea kutukan abadi". Livius menundukkan wajahnya sedih. Karena dirinya lah, putri kecilnya itu harus mendapatkan kutukan seperti itu.

"Kutukan? Apakah itu?" Tanya Leon.

"Rhea akan selalu kehilangan ingatannya jika menggunakan kemampuannya itu. Baik itu untuk membunuh ataupun menyembuhkan".

"Jadi.. Rhea hilang ingatan bukan karena Chris?" .

Livius mengerutkan alisnya. "Untuk apa Chris melakukan itu? Dia mencintai Rhea lebih dari nyawanya sendiri. Jika Rhea kehilangan ingatannya, itu berarti dia habis menggunakan salah satu kekuatannya".

" tapi untuk apa Rhea menggunakan kekuatannya? Dan jenis apakah yang ia pakai?" Sambung Shu sambil memijat pelipisnya.

"Sudahlah itu tak penting lagi karena ingatannya sudah kembali kan?" Sia tersenyum bahagia dengan wajah merona.

Livius terdiam. Tiba tiba saja atmosfer terasa berat disekitar mereka. Mata Livius berubah jadi hitam dan aura kegelapan keluar dari tubuhnya dan membentuk sepasang sayap hitam di punggungnya. Sepasang tanduk hitam tumbuh di kepalanya, walau tinggi tanduk tersebut hanya 7 cm.

Para kyvernitis membulatkan mata mereka.

"SELENA!" teriak Dimitri pada Selena

Dengan cepat Selena membentuk kekkai terkuat dengan darahnya sendiri. Kekkai yang tak bisa dihancurkan oleh satu makhluk pun.

"Aku hanya pernah melihat Livius seperti ini 2 kali dalam hidupnya. Saat kematian Helen dan... Dimalam kami mati". Selena mengerutkan dahinya. 'Sebenarnya apa yang membuat Livius begitu marah seperti ini'.

Angin di sekitar kaki Livius mulai memutar dan berusaha menghancurkan kekkai dari dalam.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Sia panik.

"Arlond!" Selena memberikan kode pada Arlond agar segera menenangkan Livius.

Arlond merubah matanya jadi hitam lalu dengan cepat menyelimuti Livius dengan aura hitamnya. Tak ada yang bisa melihat apa yang terjadi didalam aura tersebut namun setelah aura itu perlahan menghilang tampak Livius yang tak sadarkan diri terduduk di lantai.

ThessalonikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang