Pangeran Chris

72 3 0
                                    

"Pangeran..sudah saatnya makan siang" seorang pembantu wanita datang menghampiri Chris kecil yang masih berumur 25 tahun atau setara dengan 8 tahun manusia.

Chris beranjak dari tempat duduknya di tengah taman bunga matahari dan mulai berlari kecil menuju pembantu tersebut yang bernama Lika.

"Kita akan makan apa Lika?" Tanya Chris polos.

Senyum kecil terukir pada wajah Lika. "Hari ini kita punya ayam bakar, steak, dan beberapa jiwa manusia berumur 5 sampai 8 tahun. Pangeran ingin yang mana?".

Chris terdiam sejenak sembari mempertimbangkan apa yang ia ingin makan.

Matanya tiba tiba berbinar ketika mengingat sesuatu yang biasanya selalu menjadi prioritas baginya. "Aku ingin bertemu Rhea!!" Kata Chris semangat dengan senyum lebarnya yang sangat imut.

Alis Lika bertaut. Ia menundukkan kepalanya sedikit tanda memberi hormat. "Maaf kan saya pangeran. Tapi Raja Livius mengatakan agar pangeran makan siang terlebih dahulu baru bisa bertemu dengan putri".

Chris mengerucutkan bibirnya dan langsung berjalan cepat menuju kedalam istana. "Aku ingin makan steak saja".

Lika tersenyum. "Baiklah, akan segera saya siapkan".

Dengan langkah cepat Chris sudah sampai di ruang makan. Wajahnya memerah dan nafasnya sedikit tersengal. Jarak dari taman bunga ke ruang makan terhitung lumayan jauh, 10 menit berjalan kaki. Jadi tak heran jika Chris sedikit kelelahan.

"Apa pangeran berjalan kaki? Kenapa tidak merubah diri saja jadi asap?" Tanya Lika heran. Lika sudah sampai terlebih dahulu bahkan sudah menyiapkan makanan juga. Itu karena ia menggunakan kemampuan vampir nya yang dapat berteleportasi.

Chris menggeleng pelan. "Aku belum bisa melakukannya". Tampak kecemasan yang terukir diwajahnya.

Lika tak menjawab apapun.

"Sudahlah tak usah dibahas. Sekarang aku mau makan dulu lalu main dengan Rhea" lagi lagi seutas senyuman merekah diwajah Chris.

Chris makan dengan lahap dan pastinya sangat cepat. Jantungnya berdebar debar bahagia ketika membayangkan wajah imut dari Rhea yang masih bayi itu ketika tertawa.

"Oke aku sudah selesai" Chris langsung berlari meninggalkan ruang makan dimana steak nya hanya habis 50%.

Dengan langkah yang diiringi lompatan kecil, Chris berjalan menuju kamar bayi yang ada di lantai 5 istana. Mulutnya tak henti henti menyanyikan lagu lullaby yang sering dinyanyikan oleh ratu Ariana pada putri kecilnya, Rhea.

Sebuah ruangan yang ada diujung lorong dengan pintu besar berwarna putih sudah ada di hadapan Chris. Dari luar terdengar samar samar tawa menggemaskan Rhea. Wajah Chris memerah karna menahan rasa gemas yang sangat menyiksa batin.

Dengan tenaga bagai banteng, Chris membuka pintu kamar hingga membuat Ariana dan Rhea terkejut.

"Kau mengagetkan ku Chris" Ariana tersenyum lembut sambil membawa Chris kedalam pelukannya.

Chris balas memeluk Ariana. "Aku ingin bertemu Rhea yang mulia ratu-".

"Eh eh.. Jangan panggil aku 'ratu', tapi panggil aku... .".

"Ibu.... Hehehe" Chris tertawa kecil.

"Yap, tepat. Walau aku bukan ibu kandungmu tapi aku berharap kau dapat menganggapku sebagai ibu kandungmu sendiri".

"Kau adalah ibunya Rhea. Ibu Rhea berarti ibuku juga".

Ariana melepas pelukannya dan mengacak acaj rambut pirang Chris. "Bisa tolong temani Rhea bermain? Ada sesuatu yang harus ibu urus dulu dengan ayahmu".

ThessalonikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang