-Zahra love story- chapter 2
Pagi itu kami terbangun. Menyiapkan beberapa peralatan seadana untuk pergi keluar dari hutan ini.
"Kami pergi ya teman-teman." sebuah salam perpisahan dari kami untuk mayat korban kecelekaan.
Menelusuri hutan belantara yang dipenuhi pohon-pohon besar. Mencari jalan keluar.
Setapak demi setapak jalan kami lewati. Menyusuri jalan yang hanya terlintas di depan mata.
Serangga serangga menghantui, cahaya matahari pun redup tak bisa menembus lebatnya pohon.
******"Sreek srekkk." sesuatu bunyi dari semak semak.
"Hati-hati Ra." Reinhard mengcover ku dengan badannya sambil memegang kayu yang diambilnya.
"Gukkk, gukkk." gonggongan anjing terdengar keras dan tiba-tiba mengejar kami.
"Anjing sialan, brughhh." dipukulnya anjing itu oleh reinhard sekeras-kerasnya hingga tak bergerak.
Kukira hanya ada satu anjing. Tapi ternyata....
"Oh tidak, Reinhard aku takut." kataku sambil memegangi bajunya.
"Tetap dibelakangku, jangan lari sebelum aku beri aba-aba."*******
Anjing yang berjumlah empat ekor itu menyerang sekaligus.
Reinhard memukulnya semua. Satu per satu terpental.
Namun anjing itu tetap memberi perlawanan. Dia mengigit kayu yang dipegang reinhard.
Lalu reinhard menendangnya.
Aku hanya terdiam ketakutan. Bahkan aku bergetar rasanya tak sanggup lagi berdiri.
Kayu yang Reinhard pegang patah menjadi bercabang. Ditusukannya patahan kayu kepada mata salah satu anjing tersebut.
Geram,.. ditendang semua anjing tersebut.
Aku dan Reinhard lari sekuat tenaga. Anjing itu mengejar."Tetap lari kedepan, jangan lihat belakang. Aku akan selalu melindungimu."
Aku mengikuti kata Reinhard. Sedikit cahaya mulai terlihat.
Aku mempercepat laju lariku, tak perduli akan kehabisan nafas. Toh kalaupun Aku berhentipun aku akan dimakan Anjing hutan gila itu."Kita selamat!!!, Reinhard berteriak kencang.
Rupanya kami sudah dekat dengan Jalanan.
Anjing-anjing tersebut masih mengejar, bahkan lebih dekat!
Sesaat kami hampir keluar dari gelapnya hutan. Reinhard digigit Anjing2 tersebut. Dia terlihat kesakitan. Aku berteriak tak kuat melihatnya"Pergilah. Selamatkan dirimu sendiri. Aku akan mengulur waktu untukmu." perintah Reinhard yang sedang kesakitan melawan para anjing.
Aku bimbang, bingung, tak bisa beripikir jernih. Jika aku meninggalkannya. Aku akan kehilangannya. Jika aku tak pergi itu berarti aku menyia-nyiakan nyawanya.
SialanAaaahhhhhhhhhhhh!!!
Aku berteriak sejadi-jadinya.
Kemudian ada bisik2 di telingaku.
"Bunuh anjing itu."
Aku terdiam sebentar. Lalu mengambil sebuah batu dan melemparkannya ke Anjing tersebut."Anjing bodoh. Ayo lawan aku." kataku.
Anjing2 tesebut mengejarku. Aku berlari mengikuti alur jalan ini. Meninggalkan Reinhard sendiran.
Aku yakin dia bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
Selama Aku berlari. Aku menyadari satu hal. Kejadian seperti ini adalah suatu hal yang tidak pernah ditemukan di Sekolah. Mengambil risiko, mempertaruhkan segala tenaga untuk bertahan hidup."Aku menang anjing sialan." begitulah yang kukatakan setelah aku melihat sebuah potongan besi yang seperti bekas pagar.
Segera aku ambil. Ku pukulan ke semua Anjing-anjing tersebut, dengan tidak merasa kasihan sama sekali. Terutama untuk anjing dengan mata yang tertusuk Kayu Reinhard.
Aku memukul mata satunya. Dengan begitu dia tak bisa melihat lagi.
Tiga anjing tersisa. Aku mengatur nafasku, menjaga posisiku, dan memfokuskan penglihatanku terhadap semua gerakan Anjing tersebut."Hyaaaa." kuayunkan secara vertikal besi itu tepat mengenai kepala anjing yang ada di depanku. Tak bergerak lagi kini tersisa dua.
"Bruaggh." bunyi salah satu Anjing yang tiba-tiba terpental.
"Berikan padaku." ternyata anjing itu di tendang oleh Reinhard. Dengan cekatan mengambil besi yang ada di tanganku dan langsung menyerang secara membabi buta anjing anjing tersebut.
Satu anjing berhasil kabur. Namun, ketiga anjing tersebut terus Reinhard pukuli bahkan setelah mati sekalipun.
"Sudah cukup. Ksatria ku." ku peluk Reinhard yang sedang terengah-engah
Kami saling memandang. Dan tiba-tiba
"Brummm, ckitttt." sebuah mobil mengerem mendadak karena kami berada di tengah jalan.
"Hoei, bisakah kalian menyingkir." kata pengendara tersebut
"Paman, tolong kami."
Kamipun mencertiakan semua kejadian yang pernah kami alami.
Merasa kasihan paman tersebut akan mengantarkan kami ke rumah kami masing-masing.
"Hemm, akan memakan waktu lama,... jadi, aku rasa kita harus menginap dan baru berangkat besok." usul paman tersebut.
"Tapi pak—"Belum selesai bicara Paman itu langsung memotong pembicaraan dengan mengatakan bahwa rumah dia dekat dari sini.
Kamipun mengiyahkan saja dan menuruti usulnya.Hari yang berat. Sedikit demi sedikit aku merasakan ada perbedaan dari diriku sendiri.
Kuharap hari esok tidak lebih buruk dari hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra love story 「ongoing」
Romance#7 di kategori #psikologis tanggal 30 Maret 2019 ! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Teruslah hidup Zahra" Dua orang yang berbeda mengatakan hal itu. Aku tak mengerti apa hidupku ini berharga atau tidak. Tapi ya yang aku inginkan aku tidak ingi...