Chapter 8 : Dia yang dikagumi
*****
Hari itu, Hari pertama setelah beberapa hari tidak masuk setelah kematian Reinhard. Aku akhirnya kembali ke sekolah dengan sedikit semangat yang sama sekali tidak terpancar. Murung dan suram aura sekelilingku.
Anastasia Loviana sang Primadona di sekolah. Murid cantik nan anggun dengan keahlian yang cukup banyak menyita kesempatan orang lain, serta keramah-tamahan kepada siapapun yang menyapanya.
Itulah gambaran umum dari Anastasia yang memang sangat cocok untuk dikagumi oleh seluruh jajaran siswa bahkan siswi di sekolah ini.
Saat semua murid di kelas sedang berduka karena Reinhard Akupun datang. Terlihat Anastasia orang yang paling terpukul akan kematian Reinhard.
Dia yang biasanya selalu memberi energi positif dengan hanya senyum. Kini hanya tertunduk tak mau menunjukan wajahnya.
Lalu memelukku dengan menyalahkan diriku.
Aku terkejut mendengar perkatannya. Apalagi dia mengatakan itu sambil menekan pundakku dengan tangan mulus putih berkuku panjangnya itu. Aww itu menyakitkan."Apa-apaan sih ni orang." Pikirku.
Karena tiba-tiba menyalahkan diriku. Mungkin dia kecewa berat banget. Namun, saat aku melihat raut wajahnya. Itu mengerikan sekali.
Terpampang tatapan mata yang tajam dan dingin, raut bibir yang menekuk seperti dia mengigit bibirnya sendiri dan alis yang tertunduk tajam menambah ruamnya perasaanku.Sepertinya memang bukan tanpa sebab dia menjadi seperti ini. Dia sangat dendam padaku. Semua itu jelas tergambar hanya dengan melihat wajahnya.
Anastasia membalikan badan dan pergi ke luar. Aku terbengong dengan tatapan kosong sambil memkirkan. "Apakah Aku harus meminta maaf padanya?"****
"Zahra,... Zahra,... Zahra!!" Sahut Intan sahabatku yang memang orangnya peka.
"Hah?,... aku tid-tidak apa-apa." Kataku saat sadar Aku terdiam.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita duduk. Pelajaran pertama sebentar lagi akan dimulai." Kata Intan.
****
Pelajaran pertamapun dimulai. Aku memperhatikan sekelilingku. Sepertinya Anastasia masih belum kembali. Kemana dia?
Aku menjadi tidak enakan. Karenaku dia berubah. Lagi-lagi aku menjadi biang dari sebuah permasalahan.
Tidak lama waktu berjalan akhirnya Anastasia datang. Normal, dia tersenyum seperti biasanya. Menghadirkan setiap energi positif dan tentunya membuat laki-laki di kelas makin jatuh hati melihatnya.
Dia duduk di depan sebelah kiri dekat dengan seorang murid cowok yang tak kukenal.
Murid tak kukenal? Hah ini tidak mungkin, bagaimana bisa? Perasaan Aku sudah mengenal semua murid di kelas ini. Aku bingung. Lalu bukannya kelas ini sudah penuh jika bersama Reinhard. Aku melihat tempat duduk Reinhard ternyata sudah ada murid yang pindah ke sana. Jadi, memang dia orang yang tak kukenal.
Siapakah sebenarnya dia?,...Seperti biasanya tak terasa jam istirahat pun tiba. Intan langsung menghampiriky mengajakku ke kantin bersamanya.
****
"Zahra, bawa bekel ga? Ke kantin aja yuk." Tanyanya.
"Kebetulan ga bawa Ntan, yuk lah." JawabkuAkupun beranjak dari tempat dudukku menuju kantin bersama Intan.
"Aku mau beli Makaron,——" Kami berbincang sambil berjalan.
****
Sampainya di kantin Aku dan Intan memesan paket makan siang berupa nasi,sedikit sayuran dan daging sapi dengan minuman berupa jus Alpukat yang rasanya uahhhh enak banget.
Dengan makan begini rasa sedih perlahan menghilang. Lagipula tak ada lagi waktu untuk bersedih. Biar luka lama itu terobati bersamaan dengan waktu yang kuisi dengan canda tawa orang yang peduli.****
"Zahra cobain perkedel yang aku pesan." Kata Intan seraya menyodorkan sendok dengan perkedel daging ke mulutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra love story 「ongoing」
Romance#7 di kategori #psikologis tanggal 30 Maret 2019 ! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Teruslah hidup Zahra" Dua orang yang berbeda mengatakan hal itu. Aku tak mengerti apa hidupku ini berharga atau tidak. Tapi ya yang aku inginkan aku tidak ingi...