Sekolah Bagian 2

61 18 2
                                    

Zahra love story chapter 5A : Sekolah, Bagian 2

Beberapa saat sebelumnya. Saat bel pulang berbunyi. Reinhard mengajakku pulang bersama. Namun, aku sudah janji pulang bersama Intan Nuriani. Sahabatku sejak kecil dan Rumah nya pun dekat dengan rumahku. Hanya berjarak beberapa meter saja.

"Zahra. Kau sudah tak apa? Mau pulang berasama" kata Reinhard
Belum aku sempat menjawabnya. Intan menyerobot tanganku dengan sigap.

"Maaf ya bukan mengganggu, tapi dia mau pulang bersama sahabat cantiknya dahulu" serobot Intan yang memang parasnya cukup cantik.

"Begitu yah... baiklah jaga Zahra hati-hati sampai rumah ya. Jangan sampai kenapa2" kata Reinhard yang sepertinya sudah dipanggil oleh temannya.

Dua teman Reinhard tersebut adalah orang-orang populer di Kelas dua. Mereka cukup bergengsi untuk dikenal oleh seluruh murid yang ada di sekolah ini.
Apalagi teman Reinhard yang cewek yang merupakan teman Reinhard sejak kecil. Dia berpenampilan seperti seorang model dengan seragam sekolah yang dia kustom sendiri sehingga membuatnya ketat dan rok nya yang lebih pendek dari ukuran normalnya.

*****

REINHARD!!!
Kenapa? Ada apa ini? Kenapa Reinhard kejang-kejang seperti ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengisi seluruh isi kepalaku memenuhinya hingga membuat otakku sulit mencerna apa yang seberanya terjadi.

Reinhardpun ditangani oleh anak PMR yang saat itu hanya ada sedikit karena mereka sudah pada pulang. Karena hari sudah sore, dan memang murid-muridpun banyak yang sudah pulang.
Dibawanya Reinhard ke ruang Kesehatan (UKS). Disana dia di coba ditenangkan, di tahan agar tidak meronta-ronta.
Saat aku sedang tidak karuan memikirikan apa yang terjadi. Aku melihat sekeliling orang.
Tatapan itu. Aku mengenalnya. Tatapan yang menganggap Aneh Reinhard. Tatapan hina seolah-olah Reinhard itu menjijikan.
Lagi-lagi aku dipusingkan dengan hal yang bahkan aku sendiri tak tahu bagaimana awalnya. Tetapi, harusnya tidak seperti itu. Tatapan itu tidak seharusnya merujuk pada Reinhard yang populer di sekolahnya.
Ahhhhhh bingung!

Sekitar 15 menit Reinhard kejang-kejang. Diapun tertidur. Mungkin sekitar 3 menit. Dia dibangunkan. Dan dia pun tersadar.

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali?" Kata pertama Reinhard.
Diapun diberikan minum dan dia bergetar saat mengenggam gelas.
"Krakkkk" gelas itu jatuh.
Reinhard bengong menatap kosong sesuatu yang ada di depannya. Sungguh, aku tak pernah melihat Reinhard seperti ini. Ini janggal sekali.

"Reinhard, aku disini. Genggam tanganku. Kamu ketakutan? Tidak apa-apa semuanya baik-baik saja" sahut Anastasia Loviana Teman Reinhard yang seperti model dan primadona sekolah. Banyak yang tertarik dengannya. Namun, dia belum pernah berpacaran.
Dia menggenggam erat tangan Reinhard penuh perasaan dan perhatian. Dia mengelus lembut rambut merah berkilau Reinhard. Dia menyentuh Reinhard dengan tanpa rasa ragu. Seolah Reinhard miliknya dan memang hanya dia yang boleh memiliki.

"Tia, dingin sekali" sahut Reinhard masih tampak lesu dan kosong

"Tenang saja. Dingin itu akan segera hilang. Peluk saja diriku dan tubuhmu akan hangat sehangat sinar matahari di musim semi"
Kata Anastasia yang kemudian memeluk Reinhard dan pelukan itu dibalas oleh Reinhard.

*******
Aku kalah... aku keluar dan meninggalkan mereka berdua beriringan dengan murid lainnya yang menangani Reinhard.
Sepertinya Reinhard memanggilku. Namun, aku tak perdulikan.
AKU TAK BERARTI !

Di luar sahabatku menunggu. Menanyakan kabar Reinhad bagaimana. Akupun menceritakan sesuai apa yan ada. Dengan tidak melibatkan perasaan yang menurutku hanya sebelah pihak.
Tampak orang tua Reinhard yang sedari tadi ditelpon telah datang.
Mereka langsung masuk ke ruangan Reinhard. Aku tidak tahu apa yang dibicarakan mereka.
Kemudian mereka membawa Reinhard ke rumah sakit.

******
2 hari setelah kejadian itu Reinhard tidak sekolah. Sekarang hari Rabu terhitung sejak Jumat kemarin. Sabtu minggu memang sekolahku libur.
Reinhard yang sudah keluar rumah sakit itupun kembali sekolah dengan tatapan sedikit lebih ceria namun, menyimpan tatapan berat. Seolah dia telah mendapatkan suatu hal yang sangat mengganggu kehidupannya.
Selama Reinhard tidak sekolah. Banyak kabar burung tak mengenakan kudengar.
Seperti orang-orang mulai menjauhi Reinhard, Reinhard punya penyakit Ayan, Reinhard menjadi gila. Dan lain yang tidak aku suka.

"Pagi, Zahra. Semoga kau selalu sehat" sapa Reinhard yang tiba-tiba memegangi pinggangku.
Akupun kikuk dan tidak bisa bicara dengan lancar.

"Ah iya Reinhard. Bagaimana kabarmu.... lupakan itu! Aku senang kau kembali sekolah!!" Tegasku seraya memeluk Reinhard.
Reinhard membalas pelukanku. Tak lama dia melepasnya.
Bel masuk berbunyi...

Selama pelajaran tidak ada gerakan aneh dari Reinhard. Semua terlihat normal saja. Aku memperhatikan dia seteliti mungkin.

Tidak terasa jam sekolah berakhir. Bel pulangpun berbunyi. Reinhard pulang bersamaku.
Kami pulang melewati lapangan basket. Kebetulan ada yang murid yang bermain basket di sana.

"Reinhard, ayo join dengan kami" ajak anak basket tersbut

Reinhard mengiyakannya. Dan pergi bermain basket. Aku disuruhnya menunggu.
Semuanya terlihat normal. Dan kalau diperhartikan aku sedikitnya mengerti kenapa Reinhard begitu populer di sekolah. Karena dia jago sekali di bidang olahraga. Seperti basket, dia sangat lihat mendrible bola.
Beberapa menit bermain. Reinhard beristirahat. Tubuhnya berkeringat. Diapun pergi ke keran minun yang berada di dekat situ.
Tiba-tiba...

Dia bergetar kembali. Kejadian yang sama berulang kembali. Aku segera mengejarnya. Anak-anak basket tersebut membawanya ke Kursi yang ada disitu. Reinhard kejang-kejang lagi. Namun, kali ini tak lama. Setelah sadar dia langsung menarik tanganku. Dan langsung pergi pulang.
Di senja yang suram ini. Aku dan dia berhenti di halte dekat sekolah yang lunayan sepi.
Dia bercerita. Dia mendapat penyakit yang sangat parah yang bisa mengacaukan hidupnya. Seumur hidup. Dia sadar poplaritasnya akan menurun. Dia sadar orang-orang akan meninggalkannya jika mereka tahu yang sebenarnya tentang Reinhard. Reinhard menyuruhku agar dia tidak meninggalkannya.
Lagian siapa yang mau meninggalkannya. Aku tidak perduli dia punya penyakit apa. Jika dia yang mengajarkanku cinta. Maka aku harus memberinya kesetiaan.
Senja yang berakhir itu menandakan bahwa semua tak lagi sama. Satu dari yang lain hanya akan pergi...

Setelahnya. Reihard sekolah dengan wajah yang murung. Temannyapun banyak yang pergi. Ya paling dia main bersamaku atau dengan Anastasia yang memang sangat sayang terhadap Reinhard.
Kehidupan SMA Reinhard yang sebelumnya populer dan disukai banyak orang kini tak lain hanya sebuah kisah lama.
Reinhard sekolah dengan penyakitnya yang kadang kambuh. Begitu terus berulang kali.
Sudah tiga minggu Sikulus seperti itu terjadi. Reinhardpun menjadi pribadi yang tertutup walau terkadang ada teman cowoknya yang ingin menemaninya.

Sekolah tidak menyenangkan dan seru seperti dahulu.

"Aku bosan...." kata Reinhard mengakhiri harinya...

Chapter 5A : sekolah, bagian 2
Selesai

*info cover yang saya gunakan adalah SMKN 1 Kota Serang yang saya foto sendiri. Saya sekolah di sana.

Zahra love story 「ongoing」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang