06:00 Pagi Akupun bangun. Membereskan tempat tidurku, menyirami bunga di sekitar rumah dan kemudian sarapan pagi bersama keluargaku.
Lalu aku pergi mandi, mempersiapkan diri untuk menjadi panitia Festival Budaya hari ini. Ya hari ini !
Pukul 7:15 selesai sudah mandi dan memakai seragam sekolah. Sekarang waktunya berangkat. Oh iya, hari ini aku membawa album foto yang berisi foto terbaik ku yang pernah ku potret. Dengan penuh harapan bahwa foto ini akan menjadi foto yang menjadi juara. Hahaha
Tepat pukul 08:00 seluruh murid dikumpulkan ke lapangan untuk apel pagi, disana guru memberikan sambutan-sambutan mengenai Festival Budaya yang sudah menjadi tradisi tiap tahun di sekolah.
"Dungg,.. dung,.. dung,..." bunyi Gong yang dipukul menandakan Festival Budaya resmi di selenggarakan.
Apel pun selesai dilaksanakan, lalu aku langsug menuju stadium olahraga. Aku harus mempersiapkan bola dan minuman untuk para pemain. Aku bergegas ke sana bersama seksi yang lain.
Untuk kegiatan yang lain sebenarnya sudah disiapkan oleh para anggota OSIS. Hanya saja untuk persiapan kelas beda lagi. Dan ini cukup merepotkan haha.
Sampainya di sana aku langsung mempersiapkan handuk untuk keringat, stand minuman, bola dan lain-lain.
"Hei Bima, minta Zahra buat semangatin dong. Kan kita mau tampil." Celetuk salah satu teman kelasku yang juga pemain bola.
"Jangan begitu, lagian kita belum main sekarang. Urutan ke tiga kan?!" Jawab Bima tegas.
"Dasar kau ini, jika suka bilang saja hahaha."
"Benar itu ketua kita payah hahahah."
Mereka pun bersahutan menggoda Bima. Ya tentu saja karena perlakuan Bima yang mendekatiku tempo hari. Aku sih tidak tahu perasaan apa yang Bima rasakan, tapi aku yakin perasaanku sendiri tidak menganggap dia lebih dari teman sekaligus teman kelas. Tapi jika harus menyemangati mungkin tidak masalah.
"Semangat Bima mainnya, menangkan pertandingannya." Sorak ku.
"Whoaa, Bima dapet semangat dari Doinya whuuu mantapp." Sontak saja mereka tambah girang menggoda Bima.
Akupun tambah malu dan menyemangati mereka.
"Kalian juga, semangat mainnya." Kataku menunduk malu.
Akupun duduk di kursi penonton yang dekat dengan lapangan mereka bermain lalu tiba-tiba.
"Terima kasih, aku akan memenangkan pertandingan ini untuk kelas, untukmu juga." Kata bima sambil menatap dan tersenyum ringan.
Sekilas Bima terlihat keren dan tampan, dalam hati. Wahhhh keren juga. Dia tidak kalah dengan Reinhard ataupun murid baru Cherryl yang sama-sama tampan. Hanya saja tampang Bima masih termasuk pasaran dan tidak terlalu pandai juga di akademik. Tetapi, kepemimpinannya itulah yang menjadi pesona darinya.
***
Sekitar 45 menit waktu berjalan. Akhirnya giliran kelas kami tampil melawan kelas 12-1 kelas yang rumornya anak-anak profesor. Karena gila nya mereka akan eksperimen. Ya sepertinya tim kelas bisa menang melawan anak-anak profseor inimah.
Bima pun memasuki lapangan bersama dengan timnya. Dia menjadi pemain tengah di pertandingan futsal ini sekaligus menjadi kapten mereka.
Pertandingan dimulai sesaat setelah wasit meniup pluitnya dan tiba-tiba.
*drrtt, drttt* Ponselku bergetar. Ternyata ada yang menelpon ku angkat saja.
Angel : Halo, Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra love story 「ongoing」
Romance#7 di kategori #psikologis tanggal 30 Maret 2019 ! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Teruslah hidup Zahra" Dua orang yang berbeda mengatakan hal itu. Aku tak mengerti apa hidupku ini berharga atau tidak. Tapi ya yang aku inginkan aku tidak ingi...