2. Rencana Liburan Berubah

6.2K 559 26
                                    

Alung bersenandung dengan riang di kamarnya menyiapkan perlengkapan, kemudian perlahan mengambil spidol dan mencoret hari di tanggalan. Yup, dua hari lagi, ujarnya dalam hati. "Oke, hari ini cukup," ia meletakkan tumpukan pakaiannya dan menaruhnya di urutan paling bawah ranselnya. Lalu ia tidur sambil membayangkan perjalanannya ke China dengan trio travelling-nya.

Ponsel Alung bordering. Ibu calling...

"Ya, halo, Bu?" suara di seberang sana kedengaran cemas. Tapi sepanjang pembicaraan di telepon Alung hanya diam, hanya sedikit memberikan respon "iya" dan mengangguk se-dikit.

Alung menutup teleponnya dan menghela napas panjang. Dilihatnya tumpukan barang-barang siap travelling-nya, teronggok di depannya. Tak sampai hati ia harus menyampaikan keadaan ini pada kedua sohibnya, maka ia menunggu keduanya datang dan memberitahunya seberapa gawat keadaannya.

Sore hari, Dayu dan Randu datang,

"Oi..." sapa Randu dari luar pagar dengan lagak sok asik. Tak seperti biasanya, Alung menyapa balik dengan akrab, kali ini ia hanya berkata datar.

"Masuk deh..." katanya sambil membuka pintu pagar, melihat gelagat ini Dayu dan Randu hanya berpandangan. Tak seperti biasanya juga, perjalanan mereka menuju kamar Alung terasa canggung, tanpa celoteh riang dan saling menanya kabar satu sama lain.

"Oke, jadi gimana nih semua sudah siap Bos? Tiket pasti udah ditangan dong?" tanya Randu sambil menghempaskan tubuhnya yang gembul ke kasur Alung, sedangkan Dayu memilih duduk di karpet sembari buku-buku jarinya menelusuri serial komik koleksi Alung; mengambil satu dan mulai tenggelam membacanya.

Alung terdiam sesaat menanggapi pertanyaan ini. Dengan helaan napas panjang akhirnya ia menjawab dengan perlahan.

"Sebenarnya, aku nggak bisa ikut ke China...."

"Whaat...?" tanya Randu menegakkan diri, sementara Dayu memelototinya dari balik komik. Alung berdeham sebelum menjelaskan.

"Iya, tadi siang ibu telepon katanya aku diminta ke rumah Nini di kampung. Nini sakit kerasnya kambuh, disana nggak ada yang ngerawat. Orangtuaku belum bisa kesana soalnya lagi ada kunjungan kenegaraan selama beberapa hari kedepan (orangtua Alung tinggal di luar negeri karena Ayah Alung diplomat)."

"Jadi, bagaimana? Nih, tiketnya aku kasih. Kalian kalau mau berangkat berdua aja," katanya sambil menyerahkan dua lembar print tiket pesawat.

"Gimana kalau kita ikut Alung aja?" tanya Dayu tiba-tiba dengan wajah tersembunyi di balik komik. Spontanitas yang dikeluarkan Dayu membuat Alung dan Randu memandangnya. Heran. Bagaimana bisa ide gila macam begitu bisa muncul dengan minim antusiasme? pikir mereka berdua.

Alung bertanya balik kepada mereka, "Terus, tiket kalian gimana?"

"Yah soal itu sih apa boleh buat." Randu mengangkat bahu, menoleh menatap Dayu yang mengangguk setuju.

"Hmmm... gimana kalau travelling tahun depan kamu yang bayar?" tanya Dayu

"Oke, adil."

Dalu Candrama [Pemenang Wattys Award 2020] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang