[FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA]
Nyari/Suka cerita yang isinya bikin baper, bikin nangis, bikin salting, campur aduk, marah, cerita ini jawabannya heheheh...
Please kalo nggak suka alurnya jangan banyak komentar, cukup skip aja berarti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter I | Selalu Buat Khawatir
Arthan memicingkan pandangannya saat matanya menangkap seorang gadis mungil terlihat sudah meringkuk lemas dekat koridor menuju gudang. Ia mengeraskan rahangnya saat melihat apa yang terjadi padanya. Tanpa berpikir panjang, Iapun bergegas mendekatinya.
Brukk!!
"Aw! LO—BENER-BENER, YA!" Angela meringis keras saat tubuhnya terdorong kelantai dingin dengan kasar. Ia memberikan sumpah serapah kepada siapapun yang berani menganggu aksinya saat ini. Saat mendongakkan wajahnya, nyali Angela pun menciut. Sebab, Arthan menatapnya tajam dengan wajah menahan amarah. Walau wajah itu tertutup kain masker dan topi di kepalanya, ia masih bisa melihat jelas bahwa ini tubuh Arthan. Terutama mata setajam elang khasnya ini.
Terlihat jelas dimata Arthan bahwa Angela terlihat gelagapan ketika melihat aura dalam dirinya yang menyeramkan. Mana mungkin Arthan akan melepaskan seseorang yang sudah mencelakai sang gadisnya. Itu merupakan sesuatu yang sangat tidak mungkin!
"A-Arthan .. S—sorr.."
Arthan menarik rambut panjang Angela dengan kasar. Hingga akhirnya, Angela terpaksa berdiri karna Arthan menjenggut rambutnya. Berani-beraninya ia menganggu sang kekasih. "A-arrghhh!" pekik Angela kesakitan.
Arthan menatap mata Angela dengan tatapan menyeramkan, "Apa balesan yang pantes buat cewek kaya lo, huh?" teriak Arthan datar dan dingin.
Arthan kembali melakukan hal diluar kendalinya. Ia semakin menarik kasar rambut Angela sampai banyak yang rontok. Bahkan sekarang, Hidung cewek berparas bagaikan malaikat pencabut nyawa tersebut mulai mengeluarkan darah. Arthan mengangkat tangannya di udara, saat hendak membenturkan kepala Angela yang masih berada di depannya, suara gadis yang ia khawatirkan meringis kesakitan.
"Ssshh, .. S—sakit." gadis bertubuh mungil ini sempat melihat Arthan yang menjambak rambut Angela dengan kasar. Namun, tak lama pandangannya memburam. Hingga akhirnya, kegelapan menyelimutinya.
Melihat gadisnya sudah menutup mata, Arthan pun panik, Ia melepaskan jambakannya lalu mendorong Angela hingga terjatuh kembali. "Berani lo ganggu cewek gue lagi, neraka dengan senang hati menyambut lo!"
"Arthan, i-ini.. sakit! Oh God!" teriak Angela histeris. Ia mengelap hidungnya yang mengeluarkan banyak darah. Dengan mata berkunang-kunang Angela berusaha berdiri dari tempatnya. Ia menatap Arthan yang menghampiri gadis yang baru saja ia bully.
Rencananya selalu digagalkan.
Tanpa menoleh kearah Angela, Arthan dengan segera menggendong tubuh gadis bertubuh mungil tersebut dan berlari kearah mobilnya. Entah sudah berapa kali ia melihat Natalya terbully. Iapun tak mengerti apa alasan anak-anak Tyllers membully Natalya terus-menerus.
Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya mobil Arthan sampai di tempat yang ia tuju, melihat tubuh Natalya yang tak sadarkan diri di gendongannya membuatnya kelimpungan, ia memacu langkahnya lebih cepat menuju ruang IGD. Arthan menyematkan jari jemarinya khawatir. Natalya memiliki fisik yang lemah. Gadis itu selalu saja berhasil membuat cowok tampan ini khawatir. Ia menggigit bibir dalamnya gelisah. Ia tak mau Natalya, gadisnya terus saja bulak-balik rumah sakit.