Chapter 13 | Baik-Baik

2.1K 109 13
                                    

Chapter 13| Baik-Baik

Natalya berjalan pelan menuju pintu rumah minimalis milik keluarga Arthan. Langkahnya hati-hati menghindari genangan air di jalanan yang licin. Hari itu hujan turun sejak pagi, mengguyur tanpa henti hingga sore. Dingin yang menusuk membuat bulu kuduknya meremang.

Setelah sampai di depan pintu, Natalya mengetuknya perlahan. Dia memutuskan tidak ikut ke markas bersama Daryl dan teman-teman Arthan lainnya. Natalya memilih datang langsung ke rumah kekasihnya, merasa perlu ada di sana.

Pintu rumah terbuka, memperlihatkan sosok Della. "Eh, Natalya?" sapanya ramah, melihat tamu yang datang tanpa pemberitahuan. "Kok basah gini?!"

Natalya tersenyum kikuk. "Sore, Tante. Maaf Nat datang gak bilang-bilang."

Della mengangguk, memaklumi kehadiran Natalya. "Ayo sini sini masuk dulu, di luar dingin," ajaknya.

Di dalam rumah, Natalya merasakan suasana yang hangat dan tenang, berbeda jauh dari dinginnya hujan di luar. Della membimbingnya menuju ruang tamu yang hangat, di mana aroma teh hangat menyebar ke seluruh ruangan.

"Mau teh atau cokelat panas?" tawar Della sambil berjalan menuju dapur.

"Teh aja, Tante," jawab Natalya sambil duduk di sofa yang empuk.

Tak lama kemudian, Della kembali dengan dua cangkir teh. "Ini, minum dulu biar hangat."

"Terima kasih, Tante," ucap Natalya seraya menerima cangkir itu.

Della duduk di seberang Natalya, mengamati gadis muda itu dengan lembut. "Kamu nyari Arthan, ya?"

"Iya, Tante," jawab Natalya pelan. "Nat denger Arthan sakit dari Daryl."

Della mengangguk pelan, tampak sedikit prihatin. "Iya, kondisi Arthan memang lagi kurang baik. Dokter bilang dia perlu banyak istirahat."

"Tadi subuh baru pulang dia."

"Ya ampun," gumam Natalya, khawatir mendengar kabar tentang kondisi kekasihnya.

Della tiba-tiba teringat sesuatu, "Kamu lagi berantem sama Arthan?"

Natalya menoleh dengan ekspresi terkejut. "Berantem? Enggak, Tante," jawabnya cepat, sambil menggeleng. "Kita baik-baik aja."

Della mengangguk, paham dengan situasinya. "Semalam dia kayaknya kacau. Cari pelarian pergi ke klub sama teman-temannya. Minum di sana, pulang-pulang tepar. Bilangnya karena stres."

Club?

Natalya mengernyit, merasa khawatir dengan perilaku Arthan yang tidak biasa. "Sebenernya—kita emang sempet berantem sedikit kemarin." cicit nya pelan.

Della menatap Natalya dengan penuh pengertian. "Kadang, masalah kecil bisa jadi besar kalau di simpan sendiri," katanya. "Arthan mungkin ngerasa tertekan dan butuh pelampiasan. Gapapa, itu bukan salah kamu."

Della berhenti sejenak, lalu bertanya, "Kamu mau nemuin Arthan?" Tanpa menunggu jawaban, ia segera menarik pelan tangan Natalya. "Yuk, Tante antar. Selesaikan masalah kalian ya."

"Pusing tante kalo liat Arthan kaya gitu. Bawaannya kaya cewek pms. Disenggol dikit marah," bisiknya.

Setelah sampai di depan pintu kamar Arthan, Della berhenti dan menatap Natalya dengan senyum lembut. "Jangan khawatir, Nat. Arthan tahu kamu peduli sama dia. Bicara aja dari hati, dia pasti ngerti, kok."

Fidanzata (New) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang