⚠️BAHASA KASAR YANG MUNCUL DISINI TOLONG UNTUK TIDAK DITIRU DIKEHIDUPAN SEHARI-HARI, TERIMAKASIH⚠️
Chapter 4 | Pertengkaran
"Gue bosen deh disini, mending sekarang kita kekelas, yuk! Ceritanya nanti lagi," ajak Alena pada Natalya, Ia pun bangkit dari tidurnya.
Natalya menahan lengan Alena, "Kamu udah gak papa?" tanya Natalya khawatir. Alena mengangguk kilas.
Mereka berjalan menuju kelas dengan langkah cepat. Suasana di koridor penuh dengan suara riuh teman-teman yang baru keluar dari kelas, berbicara tentang berbagai topik—dari tugas sekolah hingga rencana akhir pekan. Setibanya di kelas, suasana agak kacau. Beberapa siswa tampak sibuk dengan tugas mereka, sementara yang lain asyik berbincang.
Sementara di lain tempat, Arthan melangkahkan kakinya memasuki kelas yang tengah ramai dengan perbincangan mengenai tugas Matematika yang belum sempat ia kerjakan, masa bodoh. Toh, Namanya juga PR yang berarti Pekerjaan rumah. Jika ia mengerjakan di sekolah namanya akan berganti menjadi PS, jadi percuma saja. Bukan?
"Woiii!!! gue belum selesai anjir, halaman satunya udah dibalik aja!" Dion panik ketika ia melihat teman-temannya sudah berganti lembaran. Saat ia baru memulai lembar pertama yang berisi 20 soal, teman-temannya yang lain sudah berganti ke lembar selanjutnya.
"Ah anjim!"
"Udah lah, gak usah ngerjain," kata teman lainnya mengompori.
Dion menyerah,
Melihat Gevano yang terduduk manis, Daryl pun menyengir lebar, "Eh, Ayang Gepano, gue mau nyontek yang punya lo, dong!" Daryl berkata sambil mendekati Gevano dan mencoba mengambil kertas Gevano.
Namun, Gevano segera menarik bukunya kembali, "Ogah! Gue ini dibantuin Bunda tadi malam. Enak aja main nyontek-nyontek."
"Astagfirullah pelit banget, lo!" balas Daryl dengan nada frustrasi.
"Bodo."
Sementara itu, Alex mendekati Ryl, "Ryl, hayu ah, mending kita ke kantin. Yes or no?"
Daryl menyingkirkan tangan Alex dari pundaknya, "No, diluar banyak debu. Aku takut terjatuh dan tak bisa bangkit lagi."
Dia malah menyanyi.
Alex menatap Daryl dengan datar, "Hmmmmmm dua puluh empat jam."
"Itu mah Isyana!" balas Daryl.
"Sejak kapan Isyana anjir?! Hahaha," kata Alex sambil tertawa.
Daryl nampak bingung, "Lah emang siapa?"
"Nissa sabyan, bodoh!" jawab Alex.
"Oh iya, lupa." ujar Daryl dengan tidak peduli.
Tak tak tak
Tiba-tiba, perhatian seluruh kelas beralih ke depan, di mana Devano berdiri dengan ekspresi serius.
"Gais, ternyata Ibu Sera lagi ngelahirin, jadi gak masuk. Mohon doanya semoga yang lahir manusia, Aminn .."
"HAH MAKSUDNYA?! HAHAHHAHA, .." seluruh kelas terkejut dan tertawa riuh.
Devano yang diketahui merupakan Ketua kelas XI MIPA I itu berbicara dengan lantangnya didepan kelas, seluruh murid mengucapkan puji syukur atas ketidak hadiran sang guru hari ini.
"Lah, sejak kapan Bu Sera hamil?" tanya Dion dengan bingung
Devano membetulkan posisinya, "Egh, iya juga ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fidanzata (New)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA] Nyari/Suka cerita yang isinya bikin baper, bikin nangis, bikin salting, campur aduk, marah, cerita ini jawabannya heheheh... Please kalo nggak suka alurnya jangan banyak komentar, cukup skip aja berarti...