Chapter 14

6.1K 690 134
                                        

"Hm...??? Kenapa masih ditanya?? Jelas di hati nya Phi dong!" Singto membalas dengan nada melucu.

Krist merona hebat karena teman-temannya juga ikut mendengar rayuan receh milik Singto.

Toota yang di samping Krist menutup mulut nya menahan godaan nya yang akan ia tunjukkan kepada Singto. Off pun juga sepertinya menahan diri.

"...Tidak! Jangan melucu, Phiii..." Krist mengerang.

Singto dari sebrang terdengar tertawa, "Ya--ya, lalu? Dimana? Main bersama teman-temanmu kah sehabis ujian kemarin?"

Krist akan membalas ketika dari sebrang terdengar suara lelaki yang memanggil Singto.

"Sing, rapat akan dimulai 10 menit lagi! Persiapkan dirimu,"

"Oh---ya," terdengar Singto membalas suara yang memanggilnya.

Krist tanpa sadar melihat teman-temannya dan memberikan tatapan,'Sudah kukatakan kan, dia pasti sibuk.'

"Oh ya, jadi bagaimana? Dimana sekarang?" Singto bertanya kembali.

"... Erm... Ya, aku sedang main bersama temanku.... Di..."

"Diii...???"

"...Ciang Mai." Krist membalas dengan menggigit bibir bawahnya. Rasa gugup menyelimuti nya pekat.

Hening untuk sesaat membuat Krist mati kutu. Hampir saja Krist berucap kembali sebelum Singto bertanya dengan nada tinggi,

"HAH??? TUNGGU-TUNGGU! KAU DI CIANG MAI SEKARANG???" tanya Singto dengan suara yang keras sampai Krist menjauhkan handphone nya.

Knott dan yang lainnya pun ikut terlonjak kaget dengan reaksi Singto.

"SERIUS? Krisstt!! Jelaskan!"

Krist menghela napas dan kembali mendekatkan handphone nya ke telinga,"Iya. Aku di Ciang Mai sekarang. Bersama teman-temanku. Kami mau berjalan-jalan. Tapi tidak tau harus naik apa. Lalu, mereka ingin aku menghubungi mu. Tapi lagi, ternyata kau sibuk. Sebentar lagi kau akan ada rapatkan? Cepat bersiap-siap sana." Krist membalas. Ia sudah terlalu pasrah kalau memang Singto tidak bisa.

"Tunggu-tunggu. Beri tahu kau dimana sekarang dengan teman-temanmu. Aku akan menjemputmu sekarang!"

"Hah??? Hei, bagaimana rapat mu kalau kau bersama kami?" Krist mencegah Singto.

"Bullshit." Singto terdengar mengeluarkan sumpah serapah.

"Woww..." Off bersiul pelan.

"Tunggu," Singto bersuara lagi,"Neww, datang ke ruangan ku sekarang." Toota yang kepanasan disamping Krist hampir tidak bisa menahan teriakannya.

Cklek

"Kenapa kau memanggilku, Sing?"

"Batalkan rapatnya! Dan semua kegiatanku hari ini, batalkan juga." Singto berucap.

"HAH? Apa maksudmu? Rapat tinggal beberapa menit lagi, Sing!"

"Masa bodo. Aku pergi dulu," Dari sebrang terdengar suara teriakan yang bersahut-sahutan.

Krist dan teman-temannya hanya mendengar kan dengan alis terangkat tinggi.

"Ow, lihat kan Krist, dia bahkan membatalkan rapatnya," Toota menggoda Krist. Lengannya menyenggol tulang rusuk Krist pelan.

Krist tidak membalas, diam saja.

"Kirimi lokasimu sekarang," pinta Singto sebelum mematikan ponselnya.

"Wooooww!!! Man! Itu tadi sungguh luar biasa! Serius! Dia membatalkan rapat? Hanya untukmu? Untuk anak SMA gak penting? Kek sedotan gini??!!" Toota mengerang tidak percaya,"Aku juga mau sugar daddy seperti nya!!" tambahnya. Toota mendesak-desak Krist yang wajahnya kini memerah sempurna.

Chatting with CEO!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang